Komunitas Pengusaha Tionghoa Sambut Baik Workshop BEI

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 27 Feb 2020 21:47 WIB

Komunitas Pengusaha Tionghoa Sambut Baik Workshop BEI

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Dari 76 perusahaan tercatat baru di Indonesia, 38 diantaranya terdapat di Jawa Timur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tercatat ada peningkatan sebesar 22,27 persen total Fund Raised Initial Public Offering, yakni sebesar 150,3 Triliun di 2019 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 123,6 Triliun. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan memiliki minat tinggi untuk mencari alternatif pendanaan di pasar modal. Pada 2020 ini di Jawa Timur terdapat dua perusahaan tercatat baru, adalah PT. Putra Rajawali Kencana Tbk dan IPO Bank Amar Indonesia. **foto** Dengan maksud dan tujuan mendukung serta mendorong perusahaan-perusahaan di Jatim agar lebih maju dan berkembang dengan menjadi Perusahaan Tercatat, PT BEI, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) berkolaborasi menggelar Bussiness Owner Workshop 2020 dengan tema Suksesi Perusahaan Keluarga melalui IPO. Dimana acara tersebut juga merupakan kolaborasi dengan lima komunitas Tionghoa di Surabaya, yaitu Organisasi Sarjana dan Profesional Buddhis Indonesia (SIDDHI), Perkumpulan Marga Huang Jawa Timur, Generasi Muda Indonesia Tionghoa Jawa Timur (Gema Inti), Komunitas Billionaire Mindset Jawa Timur, dan Muda Mudi Perkumpulan Hwie Tiauw Ka (HAKKA) Surabaya. Sekedar informasi, IPO (initial public offering) adalah kondisi dimana sebuah perusahaan menjual sahamnya kepada masyarakat dengan tujuan memperoleh dana tambahan serta mempercepat ekspansi perusahaan. Ong Pendopo dari Siddhi Surabaya yang juga komunitas pengusaha Tionghoa Jatim menyambut baik acara workshop yang digelar oleh BEI. "Kami mewakili komunitas pengusaha dan Tionghoa Jatim berharap BEI rutin menggelar Workshop," katanya. Pada 2019, inklusi pasar modal Indonesia masih sangat rendah, sampai akhir Januari 2020 jumlah investor di negara ini masih 1.117.025 SID atau 0,45% populasi Indonesia. Sementara dari data KSEI, investor di Jatim sekitar 139.187 SID atau 0,35% total penduduk Jatim yang 40 juta orang. Jatim sendiri memiliki pertumbuhan GDP regional 5,52% diatas pertumbuhan GDP nasional pada tingkat 5%. Ini menunjukkan bahwa Jatim berpotensi tinggi berkembang bidang ekonomi, dan pasar modal. Kepala Kantor Perwakilan BEI Jatim, Dewi Sriana mengatakan, sejauh ini pihak BEI selalu melakukan sosialisasi terkait pasar modal. Karena sampai saat ini masyarakat masih banyak yang belum paham hal tersebut. Pada 2019 kemarin menurut survey terjadi peningkatan literasi terkait pasar modal di kurun waktu tiga tahun. Yang semula 4,4% kini menjadi 4,9%. Kenaikan sekitar 0,5%," katanya. Untuk 2020 ini, BEI ingin meningkatkan literasi dan targetnya bisa lebih banyak lagi dengan terus melakukan sosialisasi dan edukasi.indra

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU