Kisah Polisi Muslim yang Tewas Selamatkan Tetangga

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 26 Feb 2018 10:49 WIB

Kisah Polisi Muslim yang Tewas Selamatkan Tetangga

SURABAYAPAGI.com - Seorang polisi Maryland, Amerika Serikat meninggal dunia karena menyelamatkan seorang tetangganya, Rabu (21/2) pekan lalu. Polisi mengatakan Kopral Mujahid A. Ramzziddin, 51 tahun, tewas ditembak pelaku saat berusaha melindungi tetangganya dari kekerasan domestik meski sedang tidak bertugas saat kejadian. "Sepanjang kariernya dia tidak pernah memikirkan diri sendiri. Hari ini bukan pertama kali dia menunjukkan kepahlawanannya," kata Kepala Polisi Wilayah Prince George, Hank Stawinski saat mengumumkan kematian Mujahid. Laman Facebook resmi Kepolisian Prince George menyebut Mujahid Ramzziddin "akan hidup di hati kami setiap harinya." Kisah kepahlawanan Mujahid pun menyentuh Fahmi Zubir Zakaria, Imam Mesjid Indonesian Muslim Association in America (IMAAM), yang di laman Facebooknya bercerita. "Selesai mengimami shalat subuh tadi di masjid IMAAM Center, seorang jama'ah yang bertugas sebagai polisi Montgomerry County, minta izin ke saya untuk mengumumkan kejadian penembakan. Dengan mata berkaca-kaca, kesedihan yang mendalam, dia bercerita kejadian tertembaknya polisi muslim teman sejawatnya," tulis Fahmi. "Mujahid Ramzziddin, seorang police officer yang -Insya Allah- syahid, mendapatkan cara kematian yang dirindunya teriring nama besarnya 'Mujahid'." Fahmi pun bertutur bahwa Mujahid adalah aktivis Masjid, dia selalu menjaga komunitas muslim, khususnya Prince George's County. Polisi muslim di Maryland ini sangat solid menjaga komunitas muslim setempat. Di tengah-tengah isu islamophobia serta aksi kekerasan dengan senjata api, polisi muslim semakin proaktif merapat ke masjid memberikan bimbingan dan penyuluhan dalam mengatasi aksi kriminal islamophobia, serta diskriminasi lainnya. "Mujahid, nama yang memiliki idealisme "menolong orang lain dengan mengorbankan diri", tentunya ikhlas karena Allah." John Telectchea, President of the Prince George's County Fraternal Order of Police pun menyatakan bahwa Mujahid seorang yang taat beragama. Jemaah pun bersaksi bahwa Mujahid sempat menjalankan salat isya di mesjid sebelum menghadap Ilahi. Di mesjid yang diimami Fahmi, jemaah polisi, rekan Mujahid setengah menangis pun berkata, "jika kita akan meninggal dunia, mari melakukan sesuatu yang produktif. Anda tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi kita harus menjalani kehidupan yang berguna." "Muslim Maryland berduka, seorang penjaga komunitas masjid-masjid telah kembali ke pangkuan Allah, dalam merealisasikan makna "Mujahid" yang sudah melekat di namanya, bahkan di akhir kehidupannya," tulis Fahmi. "Selamat jalan Mujahid. Semoga Islam makin bersinar karena kepribadianmu yang mulia, memberikan Inspirasi untuk dunia dengan totalitas dan integritas kepribadianmu. Simbol islam sangat melekat di dirimu bahkan di baju dinasmu yang tertulis lantang 'Mujahid', ditengah-tengah isu islamophobia. Inspirasi besar untuk semua penduduk Amerika, bahwa Muslim itu selalu mem-protect siapa saja. Damai, aman, itulah roh islam yang sudah engkau jalankan. Semoga engkau si penghuni surga," tulis Fahmi, Imam Mesjid IMAAM yang mengizinkan CNNIndonesia mengutip cerita laman Facebooknya, Minggu (25/2). Polisi memastikan tersangka yang menembak Mujahid adalah Glenn Tyndell, 37 tahun. Sebelum menembak Mujahid, tersangka telah mendapat tiga surat perintah penangkapan atas tuduhan penyerangan tingkat kedua.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU