Kini, Surabaya Masuki Resiko Rendah Covid-19

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 19 Okt 2020 21:24 WIB

Kini, Surabaya Masuki Resiko Rendah Covid-19

i

Tangkapan layar data sebaran covid per 18 Oktober 2020 dilansir dari laman lawancovid-19.surabaya.go.id

Separuh Kelurahan di Surabaya Memasuki Zona Hijau

 

Baca Juga: Jelang Lebaran, Disnakertrans Jatim Buka 54 Posko Pengaduan THR

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Upaya yang dilakukan untuk mempertahankan wilayah kelurahan dengan 0 kasus konfirmasi Covid-19 terus dijalankan oleh Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Kesehatan Surabaya. Bahkan gerakan sampai ke kelurahan pun juga digerakkan oleh Pemkot.

Tercatat di laman lawancovid-19.surabaya.go.id data per 18 Oktober 2020, yaitu pasien yang terkonfirmasi dalam perawatan sebanyak 230 pasien dan pasien yang terkonfirmasi sebanyak 13.965 pasien. Dan Berdasarkan hasil monitoring self assessment Indikator Kesehatan Masyarakat (IKM), Kota Surabaya menunjukkan nilai 2.58 atau dalam kategori risiko rendah. Kini separuh jumlah kelurahan di Surabaya, memasuki zona hijau.

Dari pantauan Surabaya Pagi di beberapa Kelurahan di Surabaya, Senin (19/10/2020), empat kelurahan yakni Kelurahan Gunung Anyar Tambak, Kelurahan Keputih, Kelurahan Wonorejo dan Kelurahan Ketabang, cenderung sudah mau memasuki zona hijau.

Kelurahan Gunung Anyar Tambak terpantau sedang melakukan swab test di Kantor Kelurahan. Dibantu oleh beberapa staff, swab test berjalan dengan kondusif dan tetap mematuhi protokol kesehatan.

 

Kelurahan Zona Hijau

Program semacam inilah yang dapat membawa Surabaya dalam Zona Hijau. Dari bulan Maret hingga Oktober, Tim Pelacakan Desa Gunung Anyar Tambak memantau banyak penurunan angka positif covid-19.

Mereka dengan sigap menindak lanjuti pasien yang terindikasi oleh covid-19. "Pasien yg positif langsung dianjurkan isolasi di Hotel Asrama Haji, itu jika tidak ada gejala. Jika ada gejala, pasien segera kita larikan ke RSUD Dr. Mohamad Soewandhie, tentunya berkordinasi dengan Dinkes Surabaya," ujar Habib, Staff Puskesmas yang bertugas di Kantor Kelurahan Gunung Anyar Tambak, Senin (19/10/2020).

Seperti yang dilakukan oleh Pihak Kelurahan Gunung Anyar Tambak, Kelurahan Keputih pun sangat berambisi dalam menangani covid 19 ini. Sosialiasi dan edukasi pada masyarakat selalu digencarkan.

Upaya menertibkan masyarakat akan kesadaran dalam mematuhi prokes menjadi rutinitas Kelurahan ini. "Kita kerjasama dengan pihak Kecamatan, Puskesmas, Dishub dan Satpol PP untuk melakukan Swab Hunter," ungkap Hadi selaku Kasi Ketertiban Kelurahan Keputih saat di wawancarai oleh Surabaya Pagi di Ruang Pelayanan, Senin (19/10/2020).

Hadi menambahkan, angka positif covid dan angka kematian menurun di bulan Oktober. “Hal ini dapat dipertanggung jawabkan karena masyarakat juga sudah patuh pada prokes yang ada,” tegas Hadi.

 

Berkat Kampung Tangguh

Penurunan angka positif covid dan angka kematian juga dirasakan oleh Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut. Sebagai kampung tangguh, Wonorejo telah memetik hasil atas apa yang telah di upayakan untuk menangani virus corona ini.

Wahyu, Lurah Wonorejo mengatakan bahwa Wonorejo telah memasuki perbatasan Zona Kuning dan Hijau. Artinya, Wonorejo memasuki resiko rendah terjangkit covid 19.

"Dari semua kelurahan yg ada di Kecamatan Rungkut, Wonorejo memiliki penurunan angka positif covid 19 paling baik," tegas Wahyu pada Surabaya Pagi di Ruang Lurah Wonorejo, Senin kemarin.

Dengan sosialisasi ke RW agar sering menyemprot disinfektan dan sosialisasi ke warga agar selalu mematuhi prokes dan physical distancing, sehingga Penurunan angka positif paling drastis yang dirasakan oleh Desa Wonorejo ini terjadi pada bulan Oktober.

Menurut Wahyu, hal inilah yang menjadi ukuran setiap kelurahan dalam menduduki predikat Zero Covid-19.

 

Gerak Cepat

Pelacakan, pemantauan dan penindakan setiap saat memang menjadi rutinitas Kelurahan yang ada di Surabaya untuk mencapai tujuan ke Zona Hijau.

Sama halnya juga dilakukan oleh Kelurahan Ketabang. “Begitu dapat info dari Dinkes, pihak kelurahan langsung merapat ke warga yang telah di indikasi kan itu. Dengan segala upaya pencegahan, masyarakat yang terindikasi covid diwajibkan isolasi," ungkap Wasis Purboyo, S.Pd, Sekretaris Lurah Ketabang, Senin.

Pihak Kelurahan Ketabang juga mensuplai kebutuhan konsumsi bagi mayarakat yang sedang isolasi. Ini adalah bentuk dari dukungan untuk masyarakat yang terindikasi virus corona.

Baca Juga: Mengatasnamakan Media Nasional, Warga Lamongan Diperas Wartawan Gadungan

 

"Ketabang sudah memasuki zona hijau. Sudah tidak ada yg terindikasi covid. Dari pagi sampai malam kami siap melakukan pemantauan. Tempat umum yang ada di ketabang juga terpantau tertib akan prokes," pungkas Sekretaris Lurah itu pada Tim Surabaya Pagi di Kantor Kelurahan Ketabang.

Hasil dari upaya yang dilakukan oleh Kelurahan Ketabang hingga dapat merasakan penurunan angka positif menjadi ukuran tersendiri dalam meraih predikat Zona Hijau dan Zero Covid.

 

Upaya Promotif dan Preventif

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengungkapkan bahwa penguatan hingga tingkat kelurahan, merupakan upaya promotif dan preventif. Selain itu Pemkot juga melibatkan lintas sektoral secara intensif dan berkelanjutan, pada Senin (19/10/20).

"Menjamin masyarakan untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan dengan tetap patuh malaksanakan 3 C (menghindari close room, close distancing, crowed) dgn mengikutsertakan peran serta lintas sektor (PKK, Karang Taruna , BABINSA, BABINKAMTIMAS, Linmas)," ungkap Febria.

Feny sapaan akrabnya, juga mengatakan bila meningkatkan upaya  pemeriksaan RT-PCR COVID-19 bagi masyarakat yang berisiko (suspek) dengan berkoordinasi langsung dengan Puskesmas.

“Mensyaratkan hasil pemeriksaan RT-PCR negatif bagi pelaku perjalanan sebelum memasuki Kota Surabaya. Mengoptimalkan fungsi dan peran Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo dalam upaya pengendalian penularan COVID-19 di masyarakat dengan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap warga yang dikarantina/isolasi mandiri," katanya.

Dinkes juga memfasilitasi penyediaan sarana isolasi bagi pelaku perjalanan/pasien konfirmasi tanpa gejala/ ringan sehingga menurunkan risiko penularan di masyarakat.

"Melakukan monitoring harian secara rutin terkait  pergeseran status dari pelaku perjalan, kontak erat, maupun suspek/probabel di masing-masing Kelurahan/Kecamatan  untuk optimalisasi Early Warning System berbasis wilayah di bawah koordinasi Kampung Wani Jogo Suroboyo dan Puskesmas," jelasnya.

 

Baca Juga: Unesa Terima 4.733 Camaba Lewat Jalur SNBP 2024

Self Assessment

Sebelumnya, hasil monitoring self assessment dari IKM, Kota Surabaya menunjukkan kategori risiko rendah.

Berdasarkan hasil monitoring self assessment Indikator Kesehatan Masyarakat (IKM), Kota Surabaya menunjukkan nilai 2.58 atau dalam kategori risiko rendah.

Hasil monitoring yang kemudian dilaporkan ke Provinsi dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ini berdasarkan penilaian yang dilakukan pada Minggu ke-29, atau mulai 28 September - 04 Oktober 2020.

 

Penilaian yang dilakukan dalam self assessment itu terdiri dari 14 indikator. Di antaranya, penurunan jumlah kasus positif selama 2 minggu terakhir dari puncak, penurunan jumlah kasus ODP dan PDP selama 2 minggu terakhir dari puncak, penurunan jumlah meninggal dari kasus positif selama 2 minggu terakhir dari puncak, hingga mortality rate (angka kematian) kasus positif per 100,000 penduduk.

Sementara itu sebagai pelengkap atau untuk triangulasi, Pemkot Surabaya menambahkan indikator ke-15, yakni Rt Angka reproduksi efektif < 1.

Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara menyatakan, bahwa hasil capaian ini tak lepas dari berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam memutus mata rantai Covid-19. Bahkan sebelum pandemi, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini juga intens melakukan pencegahan.

“Bagaimana perjuangan ibu wali kota dengan sumber daya yang terbatas saat itu, belum ada rapid test ataupun reagen, beliau melakukan beberapa inovasi,” kata Febriadhitya, Rabu (14/10/2020).

Salah satu di antaranya yakni, pemkot memberikan berbagai intervensi bagi kontak erat maupun pasien confirm Covid-19 yang sedang melakukan isolasi mandiri. Di antaranya adalah memberikan permakanan, peralatan mandi, hingga peralatan makan seperti sendok dan piring.

Bahkan, kata Febri, upaya pencegahan lain juga dilakukan pemkot melalui pola-pola yang komprehensif. Antara lain, memasang bilik disinfektan, wastafel hingga penyemprotan secara masif di tempat-tempat yang terdampak Covid-19. byt/mbi/cr2/rmc

 

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU