Home / Pilpres 2019 : Munajat 212 Berbuntut

KH Ma’ruf: Ada Keributan, Munajat jadi Rusak

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 25 Feb 2019 09:16 WIB

KH Ma’ruf: Ada Keributan, Munajat jadi Rusak

Jaka Sutrisna, Koresponden Surabaya Pagi Jakarta. Penyelenggaraan acara malam munajat 212 yang digelar MUI DKI Jakarta, disoal Ketum MUI nonaktif Maruf Amin. Tokoh NU yang kini menjadi Cawapres Joko Widodo, mengaku kecewa, karena tidak diundang ke acara itu. Padahal dia yang meneken lahirnya fatwa 212. "Saya ini kan mendorong 212. Dan yang mengeluarkan lahirnya fatwa 212 dari fatwa saya, tapi kok saya nggak diundang? Berarti 212 yang kemarin, 212 yang lain, bukan sama yang waktu itu saya gerakkan. Beda," tegas Maruf di Hotel Aryaduta Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (24/2/2019) kemarin. Acara munajat 212 digelar di Monas pada Kamis (21/2) malam. Kegiatan itu menjadi sorotan publik saat Fadli Zon berpose dua jari saat hendak memasuki panggung. Tak hanya itu, sejumlah pihak juga menyoroti ucapan Zulkifli Hasan yang menyinggung soal pergantian presiden. Selain Zulkifli, ada Wakil Ketua DPR cum Waketum Gerindra Fadli Zon, Fahri Hamzah, Neno Warisman dan Wakil Ketua MPR sekaligus Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid Acara Munajat 212 Mengetuk Pintu Langit sempat diwarnai kericuhan. Peristiwa kericuhan ini dipicu, karena ada dua orang pria yang diduga melakukan aksi pencopetan. Namun, dipergoki oleh korban dan massa Munajat 212. Wartawan Diintimidasi Melihat peristiwa ini, sejumlah wartawan berusaha mengambil momen peristiwa penangkapan copet tersebut. Namun, sempat dilarang oleh laskar Front Pembela Islam (FPI) Larangan ini oleh sejumlah wartawan lain direkam. Sampai ada salah seorang wartawan media online yang merekam gambar, dibawa ke dalam tenda. Wartawan ini diduga diintimidasi. Maruf, memberi kecaman soal adanya intimidasi kepada wartawan oleh peserta Munajat 212. "Wah itu, itu tidak baik ya kalau ada munajat kok ada ribut, itu tidak baik. Munajat itu kan khusyuk menghadap kepada Allah, malah jadi kalau ada keributan itu jadi rusak munajatnya itu, ya, saya kira tidak baik ya," jelas Maruf Peristiwa Politik yang Dibungkus Pasca acara, komentar bermunculan dianggap sebagai peristiwa politik yang dibungkus kegiatan agama. Namun Ketua MUI DKI Jakarta KH Munahar Muchtar, menepis acara memuat unsur politik. Kegiatan ini sudah dilaporkan ke Bawaslu. KH Maruf menyerahkan sepenuhnya kepada Bawaslu. Terutama untuk menyelidiki ada-tidaknya unsur kampanye di acara itu. "Kita serahkan ke Bawaslu saja ada nggak politiknya di situ. Kalau ada politiknya berarti politik. Ada orasi politiknya nggak di situ? Ada nyebut calon presiden nggak? Kalau ada, berarti politik. Kalau tidak memang murni," kata cawapres untuk Jokowi ini. MUI Kendaraan Politik KH Maruf, memberikan warning kepada MUI DKI terkait penyelenggaraan Munajat 212. Ketum MUI ini menegaskan tidak boleh ada yang menjadikan MUI sebagai kendaraan politik. "Kalau munajatnya sih nggak masalah, yang penting jangan jadi kendaraan politik, dan jangan mempolitisasi MUI," ujar Maruf di kediamannya, Rumah Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (22/2/2019). MUI DKI Jakarta mengakui telah menjadi penyelenggara Munajat 212, yang dituding politis. Dan Maruf telah memberi teguran kepada pihak MUI DKI. Saya ini Ketum MUI, saya cawapres, tapi saya tidak mau menggunakan MUI sebagai kendaraan politik saya. MUI biar independen, tidak boleh digunakan, itu sudah menjadi kesepakatan. Karena itu, MUI DKI jangan menggunakan MUI sebagai kendaraan politik, itu menyimpang dari kesepakatan," tegas cawapres nomor urut 01 ini. Aksi 212 Seharusnya Selesai Soal 212 ini sendiri, Maruf menegaskan seharusnya sudah selesai. Sebab, aksi 212 pada 2 Desember 2016 itu dilakukan sebagai aksi dari kasus penistaan agama yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). "Kalau soal 212 itu sebenarnya sudah selesai, kenapa? Karena kan sifatnya penegakan hukum, tapi kalau untuk bermunajat, bersilahturahim, tidak ada masalah, yang penting jangan 212 dijadikan kendaraan politik, itu aja. Saya itu kan yang mendorong 212, yang membuat fatwanya kan saya, yang dibela kan fatwa yang saya buat dulu, gitu loh," papar Maruf.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU