Home / Pilpres 2019 : TKN Menuntut Prabowo-Sandi Bertanggungjawab atas K

Kerusuhan 22 Mei Karena, Prabowo Berambisi Menang

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 24 Mei 2019 08:23 WIB

Kerusuhan 22 Mei Karena, Prabowo Berambisi Menang

Jaka Sutrisna, Rangga Putra Tim Wartawan Surabaya Pagi Kerusuhan aksi 21-22 Mei 2019 lalu, membuat publik meminta Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, untuk bertanggungjawab. Pasalnya, setelah KPU mengumumkan rekapitulasi final hasil Pilpres dan Pileg, pada Senin (20/5/2019) dinihari WIB, Prabowo mengajak massa pendukungnya melakukan aksi demokrasi jalanan, sebelum akhirnya memutuskan akan menempuh jalur konstitusi. Akibatnya, ajakan demokrasi jalanan adalah mengorbankan rakyat kecil baik dari psikologis dan ekonomis. Hal ini membuat Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Amin dari TKN Jokowi-Maruf, Kamis kemarin (23/5/2019) bereaksi untuk Prabowo-Sandi bertanggungjawab. Bahkan, pengamat Sosiologi Politik di Surabaya, menganlisis, menilai Prabowo masih memiliki ambisi yang belum dicapainya. Pakar sosiologi politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Agus Mahfud Fauzi menyebut, himbauan capres Prabowo yang meminta para demonstran untuk pulang dan beristirahat pascabentrokan dengan pihak kepolisian, tidak cukup untuk meredam aksi massa. Pasalnya, Prabowo sendiri tampak masih berambisi memperjuangkan apa yang dia rasa menjadi haknya, yaitu sebagai pemenang kontestasi pilpres. "Saya kira Prabowo masih ingin terus memperjuangkan apa yang dia rasa menjadi haknya," cetus Agus Mahfud kepada Surabaya Pagi, Kamis, (23/5/2019). Mirip Mei 98 Oleh sebab itu, mengetahui niat capres mereka yang masih belum berhenti mengejar asa, para demonstran pun setali tiga uang dengan tetap bersikeras bertahan di jalanan mendukung Prabowo. Di sisi lain, aksi 22 Mei ini kerap disebut-sebut mirip aksi Mei 98. Menurut Agus yang mantan anggota KPU Jatim 2009 - 2014 ini, kunci supaya aksi massa tidak meluas ada pada perlakuan pemerintah, dalam hal ini aparat keamanan terhadap para demonstran. "Sebelumnya ada si A, B, C, D yang ditangkap. Kalau aparat keamanan tidak persuasif dan bersikeras menindak tegas para demonstran di Jakarta, bukan tidak mungkin para pendukung di daerah juga bakal tersulut kemarahannya," jelas Agus. Untuk mencegah negara ini supaya tidak sampai terjerembab di jurang konflik, sambung Agus, kedua capres baik Jokowi dan Prabowo, segera bertemu untuk menemukan win-win solution dalam persoalan ini. Pasalnya, kedua capres tersebut merupakan pemimpin bangsa. "Saya pikir, masalah pemilu sejatinya sudah selesai. Namun, Prabowo tampak masih punya sesuatu," sebut Agus. "Yang terbaik adalah keduanya bertemu, win-win solution demi masa depan bangsa." Minta Tanggungjawab Prabowo Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Maruf Amin mendesak Prabowo Subianto untuk bertanggungjawab atas kericuhan yang terjadi di Jakarta. Menurut mereka, massa ini merupakan simpatisan 02 yang tidak terima dengan kekalahan Prabowo-Sandiaga. "Prabowo-Sandiaga jangan lepas tangan ketika ada kericuhan. Mereka harus ikut bertanggungjawab," tegas Juru Bicara TKN Arya Sinulingga kepada wartawan, Rabu (22/5/2019). Arya menyatakan, bagaimanapun protes ini terjadi karena Prabowo tidak mau menerima kekalahan. Prabowo sudah sempat berkunjung ke lokasi hari Selasa (21/5/2019). Arya pun berharap Prabowo bisa mengeluarkan imbauan agar tidak terjadi kericuhan yang lebih parah. "Beliau harus lakukan itu. Tidak boleh lepas tangan beliau," ucalnya lagi. Investigasi Kapolri Sementara itu, Polri kini mengusut atas meninggalnya massa aksi 21-22 Mei 2019. "Bapak Kapolri sudah membentuk tim investigasi yang dipimpin Irwasum untuk mengetahui apa penyebab dan semua aspek sehingga ada korban dari massa perusuh," kata Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal di Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019). Iqbal, menyebut korban meninggal saat aksi berjumlah 7 orang. Iqbal menegaskan korban bukan dari massa aksi damai. "Itu yang harus diketahui publik, bahwa yang meninggal dunia adalah massa perusuh, bukan massa yang sedang berjualan, massa yang beribadah, tidak," ucapnya. "Jadi Bapak Kapolri sudah membentuk tim investigasi diduga meninggalnya 7 orang massa perusuh," pungkas Iqbal. 183 Tersangka Baru Hingga saat ini Polres Metro Jakarta Barat telah menangkap 183 orang yang merusuh pada Rabu 22 Mei 2019 di Flyover Slipi, Jakarta Barat. Kapolres Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi menegaskan bahwa para perusuh itu bukanlah santri. "Yang demo kemarin ada yang ngakunya santri, apakah santri? Kita lihat tampang-tampangnya," cetus Kombes Hengki di Mapolres Jakarta Barat, Slipi, Jakbar, Kamis (23/5/2019). Sebelumnya Polda Metro Jaya menangkap 257 tersangka. Sampai semalam total tersangka 440 orang dan di tahan di dua tempat, Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Barat. "Sebagian besar tersangka memiliki tato, kami akan mendalami latar belakangnya," lanjut Hengki. Mayoritas tersangka berasal dari luar daerah seperti dari Kupang, NTT, Lombok, NTB, Banten dan lain-lain. Saat diamankan, beberapa di antaranya bahkan mulutnya berbau alkohol. Dipesan untuk Merusuh "Ada beberapa orang yang kami amankan, rata-rata mulutnya bau alkohol. Kami sudah tahu peta-petanya, siapa yang beri uang dan lain-lain akan didalami," kata Kapolres Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi.. Hengki menegaskan bahwa para tersangka adalah massa bayaran. Para tersangka sengaja dipesan untuk merusuh dalam aksi tersebut. "Jadi clue-nya, mereka memperoleh uang, satu kelompok ya, untuk melakukan kejahatan-kejahatan," kata Hengki. Temuan ini selain dari pengakuan juga dari beberapa indikasi bahwa massa yang datang adalah untuk menciptakan kerusuhan, bukan menyampaikan pendapat di muka umum berkaitan dengan hasil pemilu 2019. "Apakah menyampaikan pendapat di muka umum harus menggunakan senjata tajam, apakah menggunakan bom molotov? apakah busur?," ucapnya. Polisi menemukan indikasi para perusuh sengaja menyiapkan peralatan untuk menyerang anggota kepolisian yang mengamankan aksi. "Ini (busur) akan kami bawa ke laboratorium karena berdasarkan informasi intelijen sebelum digunakan, (busur) dicelupkan zat tertentu. Kami akan cek," tandas Hengki. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU