Home / Peristiwa Nusantara : Pendapatan atau omzet yang diperoleh perajin tungk

Kemarau Panjang, Rejeki bagi Pengrajin Tungku

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 26 Okt 2018 13:23 WIB

Kemarau Panjang, Rejeki bagi Pengrajin Tungku

SURABAYA PAGI, Ngawi - Salah satu perajin tungku desa setempat, Priyatmo, Kamis (25/10) mengatakan, keuntungan yang diperolehnya saat musim kering seperti ini bisa meningkat hingga tiga kali lipat jika dibandingkan dengan saat musim hujan berlangsung. "Saat kemarau seperti ini, proses produksi tungku kayu bakar menjadi lebih cepat. Sehingga otomatis juga lebih untung," ujar Priyatmo kepada wartawan. Menurut dia, para pembuat tungku tidak perlu susah payah mengeringkan genangan air di lokasi galian yang menjadi bahan baku tungku mereka. "Sebab, genangan air akan kering dengan sendirinya seiring melimpahnya cahaya matahari. Jadi tidak perlu disedot dengan mesin pompa yang disewa," katanya. Dengan demikian, proses pembuatan tungku lebih cepat. Dalam sehari saat musim kemarau seperti ini, pihaknya bisa membuat 10 hingga 15 buah tungku. "Sebaliknya, saat musim hujan, rata-rata kami hanya bisa membuat lima buah tungku saja. Hal itu karena keterbatasan sinar matahari," katanya. Selain itu, perajin juga harus mengeluarkan biaya sewa mesin pompa air untuk mengeringkan lokasi galian yang tergenang air. Pembuat tungku lainnya, Suripto mengatakan, umumnya mereka berkelompok dalam bekerja yang terdiri dari tiga orang. Untuk pembuatan satu buah tungku berukuran panjang 80 sentimeter dan lebar 30 sentimeter, mereka mendapat upah Rp8.000. "Semakin banyak tungku yang diproduksi, maka semakin besar untung kami. Makanya, saat kemarau seperti ini pendapatan kami lumayan," kata Suripto. Ia menambahkan, sebelum dipasarkan, tungku-tungku yang diproduksi tersebut dibakar dulu. Hal itu agar kondisi tungku lebih ringan, kuat, dan tahan lama saat dipakai pengguna. Untuk pemasaran, para perajin tungku tersebut fokus pada segmen masyarakat pedesaan. Sebab, para ibu warga desa biasanya meski sudah memiliki kompor gas dan penanak nasi bertenaga listrik, banyak yang masih mempertahankan penggunaan tungku kayu bakar untuk memasak. Kondisi itulah yang membuat usaha pembuatan tungku tradisional masih bertahan pada zaman modern di Kabupaten Ngawi. ng

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU