Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Tahun 2019 Meningkat

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 09 Jan 2020 21:00 WIB

Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Tahun 2019 Meningkat

SURABAYAPAGI.COM, Jombang - Women Crisis Center (WCC) Kabupaten Jombang menggelar diskusi dengan tajuk Catatan Akhir Tahun (CATAHU) 2019 di Caffe Shop, Jalan Urip Sumoharjo, Kepatihan, Jombang, Jawa Timur. Dalam diskusi tersebut, sepanjang 2019 tercatat ada 82 kasus pengaduan dibanding tahun 2018 sebanyak 80 kasus. Hal tersebut memperlihatkan, bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jombang meningkat. Direktur Women Crisis Center (WCC) Jombang, Palupi Pusporini mengatakan, 82 kasus kekerasan yang ditangani WCC tersebut yakni, 39 kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). 36 kasus kekerasan terhadap istri (KTI) dan 3 kasus kekerasan terhadap anak (KTA). "Sedangkan 43 kasus kekerasan lainnya yaitu, kasus perkosaan 19 kasus, 7 kasus pelecehan seksual dan 17 kasus kekerasan dalam pacaran. Dalam proses penanganan kasus kekerasan ini, perempuan kerap menghadapi kendala di tingkat penyidik sampai proses di pengadilan," katanya, Kamis (9/01/2020). Palupi menjelaskan, di tahun 2019 yang sering dialami dalam kekerasan perempuan yang paling banyak pada ranah psikologi, yakni mencapai 63. Dilanjut seksual sebanyak 44 dan fisik 23. "Dari 21 kecamatan yang ada, lima kecamatan menjadi wilayah dominan kejadian kekerasan terhadap perempuan dan anak. Yakni Kecamatan Jombang, Mojowarno, Mojoagung, Plandaan dan Sumobito," jelasnya. Selanjutnya dari faktor umur korban, Palupi mengungkapkan, dari umur balita ada dua orang, remaja dari 6 tahun hingga 18 tahun ada 38, dan dewasa dari umur 19 tahun sampai umur 55 tahun ada 43 korban. "Dampak yang dialami korban yaitu mengalami trauma dan tekanan. Kita juga mendorong para penyidik kepolisian untuk segera menangkap ketujuh pelaku yang masih berstatus DPO," ungkapnya. Ketujuh pelaku ini di tahun 2019, ada di tujuh kecamatan berbeda, yaitu Sumobito, Kudu, Tembelang, Jombang, Mojoagung, Ploso, Perak. "Rata-rata pelaku DPO ini dilarikan oleh orang tuanya," pungkasnya.(suf)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU