Home / Traveling : Jalan-jalan ke Museum 10 November Surabaya

Ke Wisata Bersejarah, Jangan Cuma Selfie

author surabayapagi.com

- Pewarta

Sabtu, 26 Jan 2019 11:05 WIB

Ke Wisata Bersejarah, Jangan Cuma Selfie

Prila Sherly, Wartawan Surabaya Pagi Sudah jadi kebiasaan, setiap orang datang ke tempat wisata selalu foto-foto atau selfie. Namun jika ke lokasi bersejarah, jangan hanya berfoto ria. Baca dan resapi pesan yang terkandung dalam benda-benda atau bukti-bukti peninggalan sejarah. Seperti di Tugu Pahlawan dengan Museum 10 November yang menjadi salah satu landmark Surabaya. ----- Perjuangan arek arek Suroboyo semasa memperebutkan kemerdekaan dari bangsa asing dapat terlupakan bila tidak dijaga dan dilestarikan. Salah satu cara terbaik untuk mengingatkan masyarakat mengenai perjuangan para pahlawan adalah dengan mengunjungi monumen bersejarah. Tidak sekedar berpotret ria, melainkan bacalah, dengarlah, dan resapi, itulah hal yang perlu dilakukan sebagai generasi muda. Ke Tugu Pahlawan dengan Museum 10 November, misalnya. Di sini akan dapat referensi sejarah bagaimana arek arek Suroboyo berhasil mengusir tentara sekutu kala itu. Untuk Tugu Pahlawan yang memiliki desain paku terbalik sendiri didirikan pada 10 November 1951, dibuka oleh Soekarno. Sedangkan, Museum 10 November baru diresmikan pada tahun 2000, dalam rangka untuk menceritakan kembali perjuangan para pahlawan terdahulu. Museum ini paling ramai ketika weekend, sedangkan untuk rombongan biasanya datang pada hari biasa. Rata rata rombongan yang datang ke tempat ini beragam, ada juga dari TK dan SD, ujar Fella, salah satu pemandu yang diwawancarai pada Jumat (25/1), dirinya juga mengaku cukup kesulitan bila datang rombongan dari anak TK dan SD. Tidak hanya dikunjungi dari berbagai kalangan namun juga daerah, seperti Rudi yang mengaku datang jauh jauh dari Banten. Ini adalah museum yang besar di Surabaya, menceritakan mengenai perang besar pada 10 November sehingga mengakibatkan banyak korban jiwa. Ketika liburan panjang, saya dan teman teman memutuskan untuk berkunjung ke Surabaya, salah satunya mengunjungi tempat ini, tandasnya. Terdapat hal yang disayangkan bagi Rudi adalah elevator di pintu masuk maupun keluar tidak difungsikan begitu juga liftnya. Hal ini menunjukkan bahwa, kurang ramahnya Museum 10 November untuk kaum difabel dan lansia yang ingin mengingat kembali masa masa kelam Surabaya. Meskipun lift yang berada di dalam museum difungsikan, namun tidak di tempat masuknya, membuat lansia maupun kaum difabel kesulitan. Tempat tempat wisata baik yang bersejarah maupun tidak memang harus mulai membenahi diri agar lebih ramah terhadap kaum difabel. Salah satu langkah yang paling mudah adalah dengan mulai membangun lift atau elevator agar tidak mengalami kesulitan ketika mengakses. Semua orang berhak untuk menikmati tempat wisata tanpa terkecuali. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU