Kasus COVID-19 di Jatim Bertambah, Gugus Tugas Sebut Muncul Klaster Baru

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 05 Agu 2020 11:30 WIB

Kasus COVID-19 di Jatim Bertambah, Gugus Tugas Sebut Muncul Klaster Baru

i

Kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Jawa Timur bertambah. SP/ DECOM

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Jawa Timur bertambah 908 kasus dalam 2 hari terakhir. Angka tersebut cenderung meningkat dari hari sebelumnya. Apa yang menyebabkan kasus positif COVID-19 naik lagi di Jatim?

Anggota Gugus Tugas Kuratif Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim, dr Makhyan Jibril mengatakan munculnya klaster baru salah satunya di Bondowoso menyebabkan kasus kembali naik.

Baca Juga: Khofifah : Antusiasme Warga jadi Penentu Masa Depan Bangsa

"Di Bondowoso cenderung tinggi. 2 hari terakhir ini ada tambahan lebih dari 100 kasus positif baru," kata Jibril, Rabu (5/8/2020).

 Menurut Jibril, Bondowoso menjadi salah satu wilayah yang menyumbang angka tinggi dikarenakan munculnya klaster pabrik udang di Situbondo. Di sana ada 200 pegawai yang sudah menjalani swab test. Mayoritas berdomisili di Bondowoso.

 

"Dari 200 swab, beberapa sudah keluar. Di antaranya 81 dinyatakan positif COVID-19," jelasnya.

Baca Juga: Khofifah: Jatim Pusat Kemenangan Prabowo

Selain itu muncul klaster rumah makan di Probolinggo. Gugus Tracing Jatim, lanjut Jibril masih mentracing ada berapa orang yang terpapar dari klaster ini.

Kemudian kasus di Malang Raya (Kab dan Kota Malang, Kota Batu) 2 hari ini bertambah 68 kasus. Tambahan itu berasal dari banyaknya pasien suspect (ODP dan PDP) yang hasil swabnya positif. 18 kasus di antaranya memiliki kontak erat dengan pasien positif.

Baca Juga: Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Jatim Dukung Khofifah di Pilgub 2024

Untuk Surabaya Raya (Surabaya, Gresik, Sidoarjo) bertambah 390 kasus dalam 2 hari. Jibril menjelaskan, untuk Surabaya Raya memang wilayah yang gencar melakukan tes secara masif. Apalagi sejak awal, kasus di 3 wilayah ini tergolong tinggi.

"Di 3 wilayah ini kan memang terbilang tinggi. Apalagi seperti Sidoarjo kan sudah punya mesin PCR sendiri, jadi memang cepat untuk mendiagnosa pasien," pungkasnya.   dsy2

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU