Kadin: Kolaborasi ABCG Bisa Harus Digalakkan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 26 Mei 2020 17:31 WIB

Kadin: Kolaborasi ABCG Bisa Harus Digalakkan

i

Suasana ruang pengemasan pabrik Sampoerna.

SURABAYA PAGI, Surabaya – Guna mengatasi perekonomian di Jawa Timur (Jatim) yang saat ini lagi terpuruk selama pandemi COVID-19. Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya, Jamhadi menilai perlu melakukan beberapa kebijakan agar ekonomi terus tumbuh hingga berkembang saat masa pemulihan usai pandemi COVID-19.

Kebijakn ini salah satunya adalah penggalakkan kolaborasi pola quatro helix ABCG (akademisi, bisnis, community, dan government).

"Itu solusi dari diskusi kami bersama Pak Arief Harsono (Ketum Asosiasi Pengusaha Indonesia/Apindo) Jatim Rabu (20/5) malam," kata Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya Jamhadi di Surabaya.

Dia menuturkan, pandemi COVID-19 telah memukul perekonomian di Jatim, Indonesia bahkan di dunia. Pemacu ekonomi yang umumnya ditopang oleh Trade, Tourism, dan Iinvestment (TTI), juga konsumsi kini berjalan hanya 30 persen.

Kendati demikian Jamhadi yang juga mantan Ketua KADIN Surabaya dua periode ini tetap yakin ekonomi tetap tumbuh walau melambat. Besarannya mencapai 2,5 persen dibandingkan dengan kondisi normal sebesar 5,2  persen.

Selain itu Jamhadi mengatakan dampak dari perlambatan ekonomi Jawa Timur berujung pengurangan tenaga kerja, dari tenaga kerja outsourching ataupun karyawan tetap.

"Hampir 2 juta jumlah pekerja di Jatim dirumahkan dari berbagai sektor usaha. Dampak paling besar ialah hotel dan manufaktur," ujar dia.

Oleh karena itu, kata Jamhadi, perlunya melakukan beberapa kebijakan agar ekonomi terus tumbuh bahkan berkembang saat masa pemulihan.

"Kebijakan yang harus dilaksanakan yakni pertama membeli produk lokal buatan industri Indonesia. Kedua, kebutuhan industri termasuk industri makanan dan minuman terhadap bahan baku harus dipenuhi dari bahan baku lokal," katanya.

Berikutnya ialah memanfaatkan digital ekonomi, terutama Unicorn di Indonesia yang turut mendukung digital ekonomi. Selain itu ia mendukung kebijakan pemerintah terhadap sektor UMKM.

"Saat ini, sektor UMKM sudah menikmati delay payment hingga 6 bulan untuk perpajakan. Juga ada banyak stimulus ekonomi masyarakat, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), gratis dan diskon listrik, dan lain-lain. Itu bisa jadi trigger ekonomi," kata Jamhadi.

Hal lain yang harus dilaksanakan, lanjut dia, ialah pemberlakukan suku bunga yang reasonable sekitar 7 persen hingga beberapa tahun ke depan oleh perbankan sehingga ekonomi riil nyata bergerak.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU