Home / Pilpres 2019 : Debat Santun Cawapres Ma’ruf Amin vs Sandiaga Uno

Jurus 3 Kartu, Dibalas Sindiran e-KTP

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 18 Mar 2019 08:57 WIB

Jurus 3 Kartu, Dibalas Sindiran e-KTP

Jaka Sutrisna, Wartawan Surabaya Pagi Calon wakil presiden (cawapres) 01, Maruf Amin dan Cawapres 02, Sandiaga Uno, tampil berbeda dalam debat, Minggu (17/3/2019) malam. Jika debat sebelumnya, Jokowi dan Prabowo Subianto terlibat saling serang, dua Cawapres justru berdebat dengan santun. Meski begitu, saling kritik antara Maruf dan Sandiaga tak terelakkan. Namun tak ada ketegangan. --------- Debat cawapres dilaksanakan di Golden Ballroom, Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Pusat, semalam. Maruf tampil seperti biasa, yakni memakai baju koko putih, jas putih dan sarung hitam. Tidak lupa dirinya mengenakan selendang motif tenun berwarna hitam di bahu. Sejak menyampaikan paparan visi, misi Maruf tampil tenang. Setiap narasi disampaikannya dalam intonasi datar dan pelan. Sesekali Maruf menyunggingkan senyum tipis, baik ketika mendengarkan jawaban Sandiaga, saat menjawab pertanyaan maupun saat menyampaikan paparan. Ketika Sandiaga memberikan paparan, Maruf menyimak dalam posisi duduk sambil mendengarkan. Sedang Sandiaga mengenakan setelan jas hitam, tampak lebih dinamis dalam menyampaikan paparannya. Anggota tubuhnya banyak bergerak sesuai materi yang dia paparkan. Sandiaga juga tampak percaya diri dan banyak tersenyum. Saat moderator menyampaikan pertanyaan dari panelis, Sandiaga tampak membuat catatan. Catatan itu ditulisnya sendiri di meja tempat duduknya. Di meja itu pula terlihat ada sebotol air mineral. Sandiaga juga terlihat sangat memperhatikan setiap ucapan Maruf. Dari senyum dan perhatian tersebut tampak Sandiaga menghormati Maruf yang jauh lebih senior. Saat pendukungnya bersorak menanggapi perkataan Maruf, Sandiaga memberikan isyarat untuk meminta mereka tenang. Sejak segmen pertama hingga keempat, kedua cawapres fokus memaparkan setiap ide mereka. Dari sikap keduanya, tidak tampak adanya ketegangan. Debat cawapres ini merupakan debat ketiga dalam rangkaian debat pilpres Pemilu 2019. Jurus 3 Kartu Awal debat, Maruf Amin mengeluarkan jurus tiga kartu baru untuk meningkatan kemaslahatan masyarakat. Yakni, kartu kuliah, kartu sembako murah, dan kartu prakerja. Kata Maruf, pihaknya bertekad untuk memperbesar manfaat dan maslahat program yang telah dilakukan dalam pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla."Karena itu kami akan mengeluarkan tiga kartu. Kartu kuliah, kartu sembako murah, kartu pra kerja. Ini kartu yang akan dikeluarkan itu," ujar Maruf. Menurut Kiai Maruf, kartu luliah penting untuk bisa membuat anak-anak bisa menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi. Kemudian, kartu sembako murah agar ibu-ibu bisa berbelanja dengan murah, dan kartu pra kerja untuk memudahkan masyarakat mendapat kerja. Sindiran 02 Cawapres Sandiaga Uno menyindir kartu-kartu program pemerintah. Tak ingin membebani negara dengan penerbitan kartu-kartu itu, Sandiaga membanggakan e-KTP yang menurutnya super canggih. "Untuk semua layanan daripada pemerintah, kita tidak ingin merepotkan dan membebani negara dengan menerbitkan kartu-kartu yang lain," kata Sandiaga di sesi penutup. Kepada para pemirsa di rumah, Sandi meminta semuanya mengeluarkan dompet masing-masing. Sandi lantas memamerkan e-KTP miliknya. "Mari kita ambil dompet kita masing-masing, dompet kita keluarkan, ibu-ibu yang di rumah terutama, bapak-bapak, semua, anak muda, keluarkan satu kartu yang sudah semua kita miliki, yaitu Kartu Tanda Penduduk, KTP," ucap Sandiaga. "Ini super canggih, sudah memiliki chip teknologi di dalamnya. Revolusi industri 4.0 memudahkan dengan big data, semua fasilitas layanan, baik ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, semua Rumah Siap Kerja bisa diberikan. PKH, kita akan tambah jadi PKH plus di dalam program yang hanya membutuhkan KTP ini. Ini menjadikan kartu kami," tegas Sandi. Infrastruktur Langit Maruf Amin menyatakan selain membangun infrastruktur darat, laut dan udara pemerintahan Jokowi juga telah berhasil membangun infrastruktur langit. Pembangunan infrastruktur langit tersebut telah mendorong berbagai perusahaan rintisan (start up) bermunculan. Menurutnya, keberadaan infrastruktur langit tersebut telah memudahkan usaha di sektor digital. "Sekarang tumbuh usaha-usaha seperti start up bahkan juga unicorn bahkan juga akan ada decacorn, dengan demikian tenaga kerja harus disiapkan," papar Maruf. Dengan kemajuan teknologi tersebut, ia berjanji jika terpilih dalam Pilpres 2019, ia akan mendorong peningkatan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia sebagai ahli teknologi. Dengan begitu, mereka bisa menghadapi tantangan yang disebut "10 years challenge". "Kami bersyukur bahwa tingkat pengangguran sudah sangat rendah, kami akan dorong tenaga kerja menguasai teknologi," terang Maruf. Dikritik soal TKA Meskipun demikian, keberhasilan tersebut tetap mendapatkan kritik dari Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno. Kritik disampaikan terkait jumlah kesempatan kerja yang disediakan pemerintah bagi masyarakatnya. Sandiaga mengatakan walau infrastruktur sekarang banyak terbangun, tapi masih banyak warga negara Indonesia menganggur. Sekitar 61 persen di antaranya berasal dari masyarakat usia muda. Sandiaga mengatakan dengan kondisi tersebut, Indonesia akan sulit mewujudkan mimpi untuk masuk sebagai negara dengan pertumbuhan nomor tujuh tertinggi di dunia. Ia mengatakan sebagai seseorang yang pernah menjadi pengangguran, kesempatan kerja di Indoensia masih terbatas. Ia mengatakan yang dibutuhkan masyarakat sekarang adalah kesempatan untuk bekerja di tempat yang layak. "Mereka mungkin diarahkan kewirausahaan, mereka bisa bergabung di Oke Oce. Di Jakarta, Oke Oce dapat menurunkan pengangguran sebanyak 20 ribu," tutur Sandiaga. Ia menegaskan yang dibutuhkan bukannya belas kasihan, tapi pendidikan seperti yang sudah dilakukan di Oke Oce. Sandiaga pun cukup percaya diri bisa membuka lapangan pekerjaan hingga 30 ribu nantinya. Informasi saja, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah pengangguran di Indonesia selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menurun walaupun tidak signifikan. Rinciannya, pada 2014 jumlahnya 7,24 juta, kemudian Agustus 2015 sempat naik menjadi 7,56 juta, lalu turun pada Agustus 2016 menjadi 7,03 juta, Agustus 2014 sebanyak 7,04 juta, dan Agustus 2018 sebanyak 7 juta. Skak Maruf Maruf mengatakan kritik tersebut tidak berdasar. Saat ini, menurutnya, tenaga kerja asing tidak bisa dengan mudah bekerja di Indonesia. Kondisi tersebut tercermin dari jumlah tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia. Data Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan jumlah tenaga kerja asing di Indonesia pada 2018 sebanyak 95.335 pekerja. Tenaga kerja asing tersebut, bekerja di bidang profesional sebanyak 30.626 pekerja, manajer sebanyak 21.237 pekerja, konsultan/direksi/adviser sebanyak 30.708 pekerja, dan lain-lain sebanyak 43.390 pekerja. "Jumlahnya terkendali, hanya 0,01 persen saja," katanya. Selain sedikit, Maruf mengatakan tenaga kerja asing tersebut juga tidak bebas bekerja di semua bidang pekerjaan. Tenaga kerja asing hanya diperbolehkan bekerja di bidang-bidang tertentu. Maruf juga mengatakan pemerintah sekarang justru berpihak kepada warga Indonesia. Pemerintah saat ini telah bekerja keras dalam menyediakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat Indonesia. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU