Jatuhnya Dinding Penahan Tanah Menjadi Penyebab Ambruknya Jalan Raya Gubeng

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 19 Des 2018 16:38 WIB

Jatuhnya Dinding Penahan Tanah Menjadi Penyebab Ambruknya Jalan Raya Gubeng

SURABAYAPAGI.com, Surabaya Kolapsnya Jalan Raya Gubeng yang merupakan ruas utama lalu lintas menimbulkan tanda tanya mengenai penyebab utamanya. Pada Rabu (19/12) beberapa ahli dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) keluar masuk lokasi kejadian yang ditutup oleh pagar kayu. Tidak semua orang bisa mendapatkan akses ke dalam lokasi kejadian kecuali pihak bersangkutan seperti tim peneliti. Mudji Irmawan, Ir., MS. dari Jurusan Sipil ITS yang mengaku dirinya sebagai salah satu anggota Tim Ahli Bangunan dan Gedung Pemerintahan Kota Surabaya memberikan pernyataan mengenai kolapsnya Jalan Raya Gubeng. Pembangunan RS Siloam membutuhkan basement dengan kedalaman 10 meter yang mana ketika kemarin (18/12) dinding penahan tanah mengalami kerobohan. Hal ini berdampak pada jatuh atau amblesnya Jalan Raya Gubeng akibat dinding penahan tanah tersebut. Tuturnya. Namun, Mudji tidak dapat memastikan penyebab jatuhnya dinding penahan tanah yang berujung pada kolapsnya Jalan Raya Gubeng. Untuk penyebab utamanya belum bisa dipastikan karena membutuhkan penelitian lebih lanjut bersama dengan pihak kepolisian. Dugaan sementara yaitu karena sedang musim hujan yang mana airnya tidak masuk ke tanah melainkan ke jalan raya akibat tertutup gedung. Sehingga, hal ini menyebabkan konsentrasi air menuju saluran yang memicu robohnya dinding penahan tanah. Tambah Mudji pada Rabu (19/12). Saat ini yang paling penting adalah memberikan alternatif perbaikan dengan membangun dinding baru dengan material terpilih yang dibangun dalam rangka perbaikan jalan. Selain itu, lubang akan diuruk menggunakan material tertentu seperti pasir dan batu yang akan ditumpuk berlapis lapis hingga memenuhi kepadatan berdasarkan California Bearing Ratio (CBR) minimal 80 persen, lalu baru diaspal. Hal ini dilakukan agar Jalan Raya Gubeng dapat beroperasi secepatnya karena tidak bisa selalu mengalihkan arus lalu lintas seperti ini. Ujar Mudji Irmawan. Sebelum dilakukannya konferensi dengan pers pada Rabu (19/12), pihak Pemerintahan Kota Surabaya bersama para ahli telah melakukan rapat koordinasi tanpa kehadiran pihak kontraktor. Namun, dipastikan bahwa warga sekitar tidak perlu khawatir karena hanya terjadi kerusakan local tanpa menyebar ke tempat lainnya. Sehingga, tidak perlu pengosongan gedung gedung meskipun tetap dibutuhkan monitor pergerakan tanah secara terus menerus. pr

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU