Jalan Karet Bertema Eropa, Kembang Jepun Tema Pecinaan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 22 Jan 2019 09:31 WIB

Jalan Karet Bertema Eropa, Kembang Jepun Tema Pecinaan

SURABAYAPAGI.com - Tak ingin mengulangi kesalahan dalam mengubah wajah kota tua di Jalan Panggung, Pemerimtah Kota lebih berhati-hati dalam melanjutkan pengecatan di Jalan Karet dan Jalan Kembang Jepun. Pasalnya besok, Pemkot Surabaya sudah merampungkan mock up atau simulasi desain pengecatan untuk bangunan di Jalan Karet dan Jalan Kembang Jepun. Berdasarkan data Bappeko Surabaya 80 bangunan di Jalan Karet yang di-mock up. Sedangkan di Jalan Kembang Jepun 104 bangunan. Selain itu di Jalan Panggung di-mock up 104 rumah. "Dalam simulasi kita ada beberapa pilihan warna. Yang nantinya akan kita sosialisasikan ke pemilik rumah. Simulasi desain warna ini akan selesai tanggal 23 Januari 2019," kata Kepala Bappeko Surabaya Eri Cahyadi, Senin (21/1/2019). Eri mengatakan untuk dua kawasan itu akan berbeda sama sekali. Warna yang dipilih disesuaikan dengan kebudayaan dan karakteristik bangunan di dua jalan tersebut. Untuk Jalan Karet di sana warna yang digunakan akan dikembalikan sesuai dengan karakter dan budaya serta bangunan di sana yang banyak bergaya eropa. Sedangkan untuk Jalan Kembang Jepun tema yang diangkat adalah kawasan Pecinaan lawas. Eri meyakini bahwa dengan desain yang matang kali ini, visualisasi kawasan kota tua akan terwujud lebih baik dan menarik. "Ada banyak yang kita libatkan kali ini. Ada komunitas, ada tim cagar budaya, dan lintas dinas seperti DCKTR dan juga Dinas Pariwisata, kita ingin benar-benar mewujudkan kota tua ada di kawasan ini di Surabaya," tegasnya. Sebagaimana di Jalan Panggung yang memiliki potensi daya tarik seperti pabrik bakpao, museum kopi, di Jalan Kembang Jepun dan Jalan Karet juga memiliki simbol-simbol daya tarik. Seperti di Jalan Karet ada masjid yang digunakan asrama haji pertama di Surabaya yang akan menarik wisatawan. Selain itu juga ada rumah tua milim Abu Han dan Abu Tjoa. Memang saat ini tempat tersebut masih tertutup. Namun seiring dengan berubahny kawasan itu dan banyaknya wisatawan maka ia yakin akan ada perubahan dari pemilik bangunan untuk menjadikan kawasn itu tempat usaha. "Kalau mau dikarciskan ya terserah pemilik bangunan. Begitu juga yang memiliki bangunan disana yang memfungsikan menjadi gudang, bisa saja mereka mengubah peruntukan juga menjadi rumah makan dan lainnya," kata Eri.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU