Jadi Mualaf karena Dengar Adzan Subuh

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 10 Des 2019 08:05 WIB

Jadi Mualaf karena Dengar Adzan Subuh

Ustad Ahmad Hariyono Ong, SHI. MEI atau bernama asli Wang Jin Shui, dari lahir beragama Kristen. Pada saat usia 13 tahun ia memutuskan manjadi mualaf atau masuk agama islam karena mendapat hidayah dari Allah melalui perantara Adzan Shubuh. Wartawan SurabayaPagi, Indra SURABAYAPAGI.COM, Surabaya -Saat mendengarkan suara adzan kala itu tahun 1985 , saya langsung bangun dan merenung. Hati saya rasanya tentram dan sejuk. Saya merasakan ada ketenangan diwaktu lain. Hingga akhirnya memutuskan untuk masuk islam. Proses masuk islam waktu itu di Batu, Malang," katanya. Ia bercerita, pada awal mau masuk Islam ijin orang tuanya namun ia merasa takut tidak diperbolehkan. Kemudian ia nekat bicara. Keluarganya sempat terkejut. Lalu ia ditanya kenapa ingin masuk Islam, dan ternyata dalam prosesnya tidak ada perdebatan alasannya diterima tetapi pesan dari orang tuanya hanya satu. Jadilah islam yang benar-benar Islam dan pelajari islam dengan baik. Ahmad pun langsung mempelajari Al-Quran. Kemudian ia masuk ke pondok pesantren Hifdzul Quran di Malang selama 3 tahun, namun sekolahnya masih di Kristen karena keluarga beragama Kristen. "Jadi pagi belajar Al-quran kemudian sekolah kembali ke pondok dan hal itu berlangsung selama 3 tahun. Tapi Alhamdulillah sekali, saya khatam Al Quran dalam waktu 3 tahun tersebut," ungkapnya. Setelah itu bertemu seorang pengurus yayasan, ketua Yayasan Al Amin, Abi Hani Ahmad. Sekolah dibiayai dan merasa senang karena bisa masuk MAN Malang 2 Batu, ia dapat beasiswa memilih sekolah islam yang saat SMP sebenarnya ia ingin masuk SMP di Sanawiyah namun belum tersampaikan. "Dulu sempat ditenangkan guru saya," jelasnya. Beberapa kegiatan kesehariannya seperti mengajar privat di berbagai mushola, privat di rumah-rumah hingga akhirnya dapat beasiswa lagi melanjutkan S1 Kedokteran atau Teknik tetapi tidak lulus. Setelah itu, ia ditawari belajar di Pondok Gontor selama 3 tahun. Keluar dari sana meneruskan S1 IAIN Sunan Ampel mengambil, fakultas Syariah Akhwalu Asyahsiah. Pada 1997 sampai 2002. "Pada 2003 saya bantu disini (masjid Cheng Hoo Surabaya) hanya sekedar bantu. Dan pada 2004, saya dipertemukan direktur pasca sarjanah IAIN, Jurusan Ekonomi Islam sampai 2006 selesai. Setelah itu sudah diminta ketua yayasan untuk mengurus disini sampai sekarang," jelas dia. Ditanya setelah ia masuk islam, ternyata 2 orang saudaranya juga mengikuti jejaknya. Kakanya menjadi Islam dan menikah dengan orang Islam. Begitu juga kakak perempuannya. Jadi dari 11 bersaudara 3 sudah masuk Islam termasuk dirinya. Ditanya terkait komunikasi dengan keluarga, tetap aman dan damai meski berbeda keyakinan. Bersyukur juga waktu itu, ia menikah dengan orang ialam. Saat menempuh pendidikan pasca sarjanah ia dikenalkan temannya dengan sepupunya. "Awal bertemu istri, ceritanya dulu saya dikenalkan, selisih usia 10 tahun, hingga sekarang kami dikaruniai 3 orang anak. Sebelumnya saya shalat istiqarah minta petunjuk apakan wanita itu beneran jodoh saya, hingga saya menemui 3 Kyai dan mantap memutuskan menikah," kata dosen Unair Fakultas Ekonomi dan Bisnia bidang Studi Bahasa Arab dan Agama Islam ini.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU