Indonesia Minta Bantuan Bank Dunia demi Menghitung Kekayaan Alam

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 26 Jul 2019 14:18 WIB

Indonesia Minta Bantuan Bank Dunia demi Menghitung Kekayaan Alam

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Sepanjang usia Indonesia sejak merdeka, negara ini rupanya belum pernah mengetahui seberapa kaya nilai sumber daya alamnya. Oleh sebab itu, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI me-launching program Waves(Wealth Accounting and the Valuation of Ecosystem Services). Waves sendiri adalah produk kerjasama Pemerintah RI bersama Bank Dunia dalam rangka menghitung neraca SDA. Terkait hal ini, Deputi Menteri PPN/Kepala Bappenas Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Arifin Rudiyanto mengungkapkan, Indonesia memiliki kebutuhan untuk menghitung seberapa kaya SDA yang dipunyai, apa saja bentuk, fungsi dan lokasinya. Arifin menambahkan, Indonesia sebetulnya bukan satu-satunya negara yang meresmikan Waves. Menurut Arifin, terdapat 19 negara lainnya yang juga menerapkan Waves bekerjasama dengan Bank Dunia. Program Waves, sambung Arifin, juga mengajak Badan Pusat Stastistik, Kementerian Keuangan dan kementerian/lembaga lainnya demi mengembangkan Waves. "Sistem Waves ini bisa menghitung neraca sumber daya alam yang dipunayi Indonesia, plus nilai ekonominya," papar Arifin dalam agenda peluncuran Waves di Hotel Pullman, Jakarta, Jumat (26/7/2019). Catatan yang diperoleh dari Waves tersebut, nantinya bakal dimanfaatkan dalam merangkai rencana pembangunan nasional jangka menengah pun jangka panjang. "Bappenas bakal membuat seimbang antara growth, daya dukung dan daya tampung lingkungan. Hal ini bertujuan untuk mengeliminasi pertentangan antara growth dan environment," urai Arifin. Walau demikan, masih dari Arifin, BPS sejatinya juga sudah mempunyai program yang sama dengan Waves. Hanya saja, dengan bekerjasama bersama Bank Dunia, pendekatan yang dipakai adalah pendekatan berstandar internasional. Tujuannya, supaya bisa dibandingkan dengan negara-negara lain.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU