Incar Ketua MPR, PAN tak Sopan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 10 Jun 2019 08:55 WIB

Incar Ketua MPR, PAN tak Sopan

SURABAYAPAGI.com - Tak hanya Partai Demokrat yang mendekat ke koalisi Jokowi-Maruf Amin. Partai Amanat Nasional (PAN) juga tampak melakukan penjajagan ke Jokowi. Ada yang menilai Ketum PAN Zulkifli Hasan mengincar lagi kursi Ketua MPR RI. Jika benar, bisakah diraih untuk kedua kalinya, mengingat suara PAN pada Pemilu 2019 lalu hanya di kisaran 6 persen? Banyak kalangan menilai kans PAN mendapat kursi ketua MPR juga sangat kecil. Soalnya, pembagian kue kekuasaan bakal didasarkan pada peran dalam koalisi. Seperti yang sudah diketahui, PAN sebelumnya bergabung dengan koalisi 02 (Prabowo-Sandiaga). Kemungkinan besar, kalau jadi masuk ke gerbong PDIP, PAN hanya akan mendapat jatah menteri. Terkait hal ini, Peneliti politik dari Surabaya Survei Center (SSC) Surokhim Abdus Salam menilai terdapat fatsun politik yang harus dihormati oleh setiap partai politik di legislatif. Oleh sebab itu, dengan perolehan suara yang tidak terlalu signifikan di parlemen, kans PAN mendapat kursi ketua MPR hampir mustahil. Soalnya, masih ada Partai Golkar sebagai parpol yang memperoleh suara terbanyak kedua setelah PDI Perjuangan, lebih berhak atas jatah itu. "Sesuai UU MD3, partai pemenang pemilu berhak atas kursi ketua DPR, dalam hal ini PDI Perjuangan," papar Surokhim dihubungi Surabaya Pagi, Minggu (9/6/2019). "Di sisi lain, tidak sopan kalau PAN ingin jatah kursi MPR. Kan masih ada partai-partai lain yang perolehan suaranya lebih banyak, seperti Partai Golkar," lanjut dia. Hanya saja, catat Surokhim, pembagian kue kekuasaan di parlemen nantinya tetap bergantung pada figur-figur sentral dalam Koalisi Indonesia Kerja. "Mestinya harus mendapat restu dari Jokowi maupun Megawati." Sementara itu, pengamat politik Unair Suko Widodo sendiri menilai upaya gerilya Ketum PAN Zulkifli Hasan untuk mendapat kursi ketua MPR adalah hal yang lumrah. Menurutnya, segala kemungkinan manuver tokoh parpol bisa dimaknai demikian. Hanya saja, Suko menyebut apa yang dilakukan Zulhas itu sejatinya hanya bentuk komunikasi politik biasa. Apalagi, di kubu PAN sendiri ada sosok Amien Rais yang masih punya pengaruh yang kuat. "Saya kira belum ada arah ke sana. Pertemuan-pertemuan itu hanya untuk menjaga hubungan saja," pungkas Suko. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU