Incar Ketua MPR, Modal Romantisme Dinilai Tak Cukup

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 24 Jul 2019 11:27 WIB

Incar Ketua MPR, Modal Romantisme Dinilai Tak Cukup

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Partai Demokrat berharap tuah nostalgia kemesraan dengan PDI Perjuangan benar-benar terwujud. Pasalnya, partai berlambang mercy itu disebut-sebut mengincar posisi ketua MPR 2019 - 2024. Sebelumnya, PDI Perjuangan mempunyai sosok Taufik Kiemas yang pernah menjabat sebagai ketua MPR 20092014. PDI sukses menyabet posisi nomor satu di MPR karena dukungan Partai Demokrat. PDI sendiri merupakan partai terbesar kedua di bawah Partai Demokrat ketika itu. Hanya saja sepeninggal Taufik Kiemas, seperti yang telah diketahui publik, hubungan antara dua pucuk pimpinan kedua partai yakni Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono, sedang tidak harmonis. Bahkan, Sekretaris Bidang Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP Eva Sundari menilai, tidak cukup bagi Partai Demokrat yang mengandalkan nostalgia semata. Menurutnya, Partai Demokrat harus mengusung figur yang tepat sekaligus mampu meyakinkan partai-partai lainnya. Terkait hal ini, pengamat Politik Surokhim Abdussalam menilai relasi PDIP dan Partai Demokrat akan tetap dalam posisi seperti itu jika Ketua Umum PDIP masih dijabat oleh Megawati Soekarno Putri dan Ketua Umum Partai Demokrat dijabat oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Beban sejarah itu terlalu berat untuk menjadi penghalang cairnya hubungan Partai Demokrat dan PDIP. Bagaimanapun PDIP itu patron utama masih di Ibu Megawat dan suasana batin serta kehendak Ibu Megawati yang akan menentukan," ucap Surokhim Peneliti Senior Surabaya Survey Center (SSC) itu, Selasa (23/7/2019). Menurut Dekan Fisib Universitas Trunojoyo Madura (UTM) ini komunikasi antarkedua tokoh partai itu PDIP dengan Partai Demokrat hingga kini masih ada ganjalan dan relatif masih sulit untuk dicairkan. Belum ada pihak ketiga yang mencoba menjembatani untuk cairnya keduanya 100%," pungkasnya. Oleh karena itu, Surokhim melihat relasi Ketum Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketum Megawati yang belum normal dan cair itu akan berat bagi Partai Demokrat meraih kursi ketua MPR. "Berat jalan terjal untuk Demokrat meraih kursi ketua MPR," terangnya. Apalagi kata Surokhim, perolehan kursi Partai Demokrat di parlemen juga tidak signifikan masih kalah dengan partai lainnya. Maka dari itu, Partai Demokrat akan kesulitan meyakinkan partai lain karena dalam posisi yang tidak menentukan lagi. "Satu-satunya jalan bagi Partai Demokrat memang mengajukan calon dengan figur yang sangat kuat sehingga bisa diterima semua parpol untuk kepantasannya," tandas Surokhim. Hal senada juga diungkapkan oleh pengamat politik Agus Mahfud Fauzi. Dia mengungkapkan, semua di politik itu bisa terjadi. Apa yang disampaikan Eva Kusuma Sundari Sekretaris Bidang Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP, adalah motivasi bagi Partai Demokrat agar menjalin komunikasi politik yang lebih maksimal. "Tidak cukup mengandalkan masa lalu," tutur dosen sosiologi dan politik Universitas Negeri Surabaya (UNESA) tersebut, Selasa (23/7/2019). Agus yang juga mantan komisioner KPU Jatim itu melihat, seandainya Partai Demokrat bisa menangkap pesan Eva Sundari, berarti ada peluang bagi Partai Demokrat untuk menduduki kursi ketua MPR. "Adapun keberhasilannya tergantung pembuktian syarat tersebut dan komunikasi politiknya. Jadi masih ada peluang. Jika Partai Demokrat sakit hati dengan ucapan tersebut, maka itu pertanda kegagalan akan terjadi," pungkasnya.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU