Home / Hukum & Pengadilan : Anggaran Acara Kemah dan Apel Pemuda Islam 2017, R

Imam Nahrawi ‘Kebakaran Jenggot’

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 26 Nov 2018 08:51 WIB

Imam Nahrawi ‘Kebakaran Jenggot’

SURABAYAPAGI, Surabaya - Anggaran acara Kemah dan Apel Pemuda Islam Indonesia 2017, dipermasalahkan. Polemik memanas karena kasus ini sedang ditangani Polda Metro Jaya. Mencuatnya kasus ini, diawali saat Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengembalikan dana perkemahan ini, sebesar Rp 2 Miliar kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Imam pun seakan kebakaran jenggot. Pasalnya, isu itu seolah menyudutkan dirinya sebagai pihak yang bermaksud menjebak, penyalahgunaan uang. "Terkejut sekali. Mengapa muncul isu itu hari ini? Dan seolah-olah semuanya didorong oleh saya. Saya juga tidak tahu, tapi bang Dahnil menyampaikan kepada saya, ini mungkin atmosfer dari Muktamar Pemuda Muhammadiyah," kata Imam di Surabaya, Minggu (25/11/2018). Dia juga menegaskan semua proses pemberian dana bantuan itu sudah sesuai, dan semua sudah dipertanggungjawabkan. "Saya belum tahu (soal pengembalian uang) karena pelaksanaannya sudah berlangsung dan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah sudah diberikan tahun 2017. Itu urusan biro keuangan nanti karena kegiatan sudah berlangsung, kalau dikembalikan itu butuh kajian dan telaah lebih dalam," tegas Imam. Imam Nahrawi meminta agar tidak menciderai niat baik mempertemukan organisasi terbesar umat Islam, dalam kegiatan Kemah Pemuda Islam 2017. Dia ingin mencari pelapor persoalan ini sehingga sampai di meja Polri, serta apa motifnya. "Makanya cari pelapornya dulu, apa motifnya. Setelah ini saya mohon Pak Dahnil dan Gus Tutut bareng-bareng jumpa pers untuk kembali menguatkan momentum yang bersejarah itu (Kemah Pemuda Islam 2017) agar tidak terusik dengan persoalan seperti ini," tutupnya. Dia menegaskan, kegiatan Kemah dan Apel Pemuda Islam 2017 yang dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo merupakan inisiasinya. Di mana tujuannya untuk menguatkan silaturahmi dan ukhuwah islamiah antara Pemuda Muhammadiyah dan Gerakan Pemuda Ansor. Menurut Nahrawi, momentum tersebut adalah sangat bersejarah, bahkan dihadiri 20.000-an peserta yang pelaksanaannya terbilang cukup sukses. Bahkan, kata dia, dampaknya sangat bermanfaat tidak hanya bagi dua ormas Islam terbesar di Tanah Air (Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama), tetapi juga untuk bangsa Indonesia. "Semua sudah melalui prosesnya, dana sudah diberikan ke Pemuda Muhammadiyah dan GP Ansor, lalu dapat dipertanggungjawabkan. Makanya, saya kaget ada persoalan sekarang ini dan tidak tahu indikasinya apa. Akan tetapi, saya sudah bertemu dengan Dahnil Anzar yang menyampaikan kemungkinan karena atmosfer menjelang Muktamar Pemuda Muhammadiyah," jelasnya. Untuk diketahui, Dahnil Anzar Simanjuntak adalah ketua umum Pemuda Muhammadiyah yang sempat dimintai keterangan oleh penyidik Polda Metro Jaya pada hari Jumat (23/11) terkait dengan dugaan penyimpangan dana Kemah dan Apel Pemuda Islam Indonesia di Pelataran Candi Prambanan, Jawa Tengah, 16 hingga 17 Desember 2017. Dahnil sendiri, sebelumnya, mengungkapkan kronologi kejadian lewat sebuah video yang ia unggah lewat akun Facebook Dahnil Anzar Simanjuntak pada Jumat (23/11) malam. "Sekitar September, Pak Menpora Imam Nahrawi, 2017, mengundang saya untuk hadir di rumah beliau untuk diskusi. Saya datang ke sana ternyata sudah ada Gus Yaqut, Ketua GP Ansor," ujar Dahnil dalam video tersebut. Saat itu, Imam menyampaikan kekhawatiran Pemerintah terkait konflik horisontal karena isu antipancasila, antirtoleransi, dan tudingan Presiden Joko Widodo soal antiislam. Imam meminta pendapat kepada PP Muhammadiyah dan GP Ansor untuk mengatasi hal itu. Di kesempatan yang sama, Imam mengusulkan kedua organisasi itu menggelar acara bersama sebagai simbol persatuan dan meredam konflik horisontal. "Saat itu saya tidak menjawab, saya hanya menjawab harus mendiskusikan ke Pimpinan Pusat Muhammadiyah karena keputusan bersifat collective collegial. Saya juga harus konsul ke bapak-bapak Pimpinan Pusat Muhammadiyah," tutur dia. Dahnil pun mendiskusikan ke PP Muhammadiyah. Rekan-rekannya memilih untuk menerima usulan sebagai bentuk dukungan kepada Pemerintah memerangi intoleransi. Lalu ia meminta nasihat ke pimpinan-pimpinan Muhammadiyah. Mereka mengizinkan Dahnil menerima ajakan Kemenpora, tetapi harus berhati-hati. "Tapi hati-hati dan waspada kami hanya khawatir kalian dikerjai, itu nasihat Bapak Haedar," tutur Dahnil menirukan ucapan Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir. Akhirnya PP Muhammadiyah menunjuk Ahmad Fanani sebagai ketua panitia. Berdasarkan Undang-undang Kepemudaan, orang yang terlibat dalam kegiatan Kemenpora maksimal berusia 35 tahun. Namun PP Muhammadiyah tidak langsung menjalankan ajakan Imam Nahrawi. Mereka berfokus dalam gelaran Rakernas di Palangkaraya. Mereka baru mengurus acara itu pada November setelah bolak-balik ditagih Kemenpora. PP Muhammadiyah mengajukan acara pengajian akbar di beberapa kota besar di Indonesia. Namun acara yang kemudian dilaksanakan oleh Kemenpora berbeda dari yang mereka ajukan. Kemenpora menggelar kemah dan apel Pemuda Islam Indonesia di area Candi Prambanan pada Desember 2017. "Di kontrak awal agendanya sebagai kami sampaikan pengajian di beberapa kota. Perubahan realisasi apel akbar itu atas koordinasi dengan Kemenpora," ucap Fanani di video yang sama. PP Muhammadiyah pun menganggapnya sudah selesai. Mereka baru teringat kembali gelaran itu setelah ada panggilan pemeriksaan dari Polda Metro Jaya. Dahnil pun meminta Fanani untuk menggali lagi dokumen-dokumen dengan Kemenpora. Mereka menemukan ternyata acara yang diselenggarakan Kemenpora berbeda jauh dari yang mereka ajukan di proposal. "Akhirnya diputuskan ada pasal sembilan kontrak tersebut, kalau tidak terealisasi atau tidak terlaksana, pihak kedua (PP Muhammadiyah) harus mengembalikan dananya. Oleh sebab itu, Fanani dkk, PP Muhammadiyah memutuskan mengembalikan tadi dalam bentuk cek sebesar Rp2 miliar ke Kemenpora," kata Dahnil.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU