Hingga Oktober Produktifitas Jagung di Lamongan Capai 454.381 Ton

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 11 Okt 2018 20:55 WIB

Hingga Oktober Produktifitas Jagung di Lamongan Capai 454.381 Ton

SURABAYAPAGI.com, Lamongan - Lamongan masih menjadi daerah dengan penghasil jagung terbesar di Jawa Timur, bahkan hingga awal bulan Oktober 2018 ini, produktifitas jagung sudah sebesar 454.381 ton. Hal itu disampaikan bupati H Fadeli saat panen jagung di Desa Kakatpenjalin, Kecamatan Ngimbang, Kamis (11/10), bersama Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI Agung Hendriyadi. Disebutkan oleh Fadeli, produktifitas jagung ini akan terus bertambah hingga akhir tahun bisa mencapai 500 ribu ton."Kalau mengacu produktifitas jagung tahun 2017, hingga akhir tahun mencapai 571.080, untuk tahun 2018 ini perkiraan malah bertambah karena musim kemaraunya cukup panjang,"ujarnya. Produktifitas jagung yang kian hari kian meningkat itu lanjutnya, ia berharap agar ketersediaan benih unggul dicukupi. Juga agar pemberian bantuan alat pertanian modern ditingkatkan lagi. Karena dua komponen itu menjadi bagian dari penerapan pertanian modern di Lamongan. Hasilnya, produktivitas jagung yang sebelumnya rata-rata 6 ton perhektare, naik menjadi sekitar 9 ton perhektare. Padahal adopsi pertanian modern ini baru sekitar 66 persen oleh petani Lamongan. Kami berharap akses benih unggul agar dicukupi. Demikian pula bantuan alat pertanian modern, ujarnya. Diuraikan oleh Fadeli, produksi padi tahun 2017 sebesar 1.0876.964 ton gabah kering giling (GKG), jagung sebesar 571.080 ton, dan kedelai mencapai 22.498 ton. Sampai dengan Oktober ini, produksi padi Lamongan sudah mencapai 949.983 ton, jagung hasil panen sudah mencapai 454.381 ton dan kedelai sebesar 17.718 ton. Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI Agung Hendriyadi mengaku setuju dengan yang disampaikan Bupati Lamongan Fadeli, bahwa produksi pangan sudah tinggi, sehingga tidak perlu impor. Sangat setuju dengan Pak Bupati (Fadeli), pemerintah tidak akan impor bahan pangan, ujarnya. Saat ini dia sengaja mengunjungi sejumlah sentra pangan di Jawa Timur, untuk melihat sendiri tingginya produksi pangan. Karena menurut dia, ada sejumlah pihak yang tidak percaya bahwa produksi pangan Indonesia lebih dari cukup. jir

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU