Hadang Politik Dinasti Saiful, Perlu Koalisi Besar

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 20 Nov 2019 05:23 WIB

Hadang Politik Dinasti Saiful, Perlu Koalisi Besar

Bupati Sidoarjo Saiful Ilah yang disebut-sebut menyiapkan putranya, Achmad Amir Aslichin alias Iin sebagai calon bupati (cabup) di Pilkada Sidoarjo 2020, masih menjadi pembicaraan hangat. Pasalnya, dinasti politik yang dibangun Abah Ipul itu dinilai tidak akan membawa perubahan berarti di Sidoarjo. Apalagi Iin yang sekarang menjadi anggota DPRD Jatim periode 2019-2024 belum teruji. Sementara kinerja Bupati Saiful dalam dua periode ini, tidak ada yang spektakuler. ------- Anggota DPRD Sidoarjo Mohammad Nizar mengungkapkan, selama dua periode menjadi orang nomor satu di Sidoarjo, Bupati Saiful Ilah tidak menciptakan dampak perubahan yang signifikan. Menurut Nizar, ada tiga permasalahan utama yang menjadi momok bagi Kota Delta, yaitu kemacetan, sampah dan banjir. Dia mengakui, DPD Partai Golkar Sidoarjo sendiri tengah mencari bacabup yang mampu memberi solusi untuk menangani tiga momok tersebut. "Selama dua periode, masih begitu-begitu saja," ucap Nizar kepada Surabaya Pagi, Selasa (19/11/2019). "Bupati berikutnya wajib punya solusi untuk menyelesaikan macet, banjir dan sampah," lanjutnya menegaskan. Nizar sendiri mengaku kecewa dengan proyekfrontage road dari Waru hingga Buduran tak kunjung tuntas. Padahal, upaya pembebasan lahan sudah berlangsung sejak tahun 2014 dan dalam RPJMD ditargetkan selesai pada 2021. "Saya paling kecewa dengan realisasi frontage road," tutur pria yang juga menjabat sebagai ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Sidoarjo tersebut. Koalisi Besar Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Sidoarjo, Ahmad Dzul Himam, juga menyatakan senada. Menurutnya, meski APBD Sidoarjo mencapai Rp 4 triliun, tapi pembangunan yang dilakukan belum merata di Sidoarjo. Bahkan, ia melihat Pemkab tidak memiliki skala prioritas. Maunya semua dilaksanakan seperti dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). Akhirnya semua mentah, tidak komprehensif," ujar Dzul Himam dihubungi terpisah, kemarin (19/11). Karena itu, Dzul menentang jika Bupati Saiful Ilah membangun dinasti politik dengan mengusung putranya di Pilkada 2020 nanti. Sebab, politik dinasti membuat Sidoarjo tidak maju. Pembangunan akan stagnan. Saya pribadi menolak dinasti politik, harus diputus. Itu mengabadikan kekuasaan leluhurnya," tandasnya. Ia berharap ada koalisi besar. Misalnya, PAN, PKS, dan PPP yang tidak bisa mengusung calon sendiri bisa berkoalisi dengan memunculkan calon sendiri. PAN di DPRD Sidoarjo memiliki modal lima kursi, PKS (empat kursi), dan PPP (satu kursi). Total, ada sepuluh kursi. Modal itu sudah cukup untuk mengajukan satu pasangan calon dalam Pilkada Sidoarjo 2020 nanti. Hingga kini, bursa Pilkada Sidoarjo 2020 masih didominasi kandidat dari PKB yang memiliki 16 kursi di DPRD Sidoarjo. Mulai Achmad Amir Aslichin dan Nur Ahmad Syaifuddin, Wabup saat ini yang juga Ketua LPP DPC PKB Sidoarjo. Lalu, Ahmad Muhdor (putra pengasuh Ponpes Bumi Sholawat, KH Agoes Ali Masyhuri), Sullamul Hadi Nurmawan atau Gus Wawan (mantan ketua DPRD Sidoarjo periode 2014-2019), hingga Anik Maslachah (anggota DPRD Jatim yang juga Wakil Ketua DPW PKB Jatim). Perlu Perubahan Sementara itu, Suyarno dari Fraksi PDIP DPRD Sidoarjo punya pandangan lain. Menurutnya, sebenarnya politik dinasti tak dilarang dalam Undang-undang. Namun agar suasana baru terjadi di Sidoarjo, sebaiknya tidak ada politik dinasti. "Pada dasarnya politik dinasti masih diterima masyaralat. Namun, alangkah baiknya biar ada suasana baru,mindset baru, jangan berbekal politik dinasti," ungkapnya. Ia berharap PKB yang memiliki 16 kursi punyagoodwill agar menentang politik dinasti. Secara pribadi, pemimpin selanjutnya di Sidoarjo memberikan hal yang lebih positif. "Yang penting di Sidoarjo ada perubahan lebih baik," pungkasnya. Beberapa waktu lalu, Bupati Saiful Ilah yang juga Ketua DPC PKB Sidoarjo, menyatakan bakal all out mendukung putranya maju di Pilkada Sidoarjo 2020. Bahkan, bupati yang akrab disapa Abah Ipul ini mengungkapkan blak-blakan siapa bakal calon Bupati (bacabup) Sidoarjo Periode 2021 - 2026 yang akan diusungnya itu. "Sebenarnya, anak saya (Achmad Amir Aslichin alias Iin, red) ini tidak pernah bicara, apalagi soal pencalonan dirinya sebagai Bupati Sidoarjo. Kebetulan, saya lihat foto anak saya itu ada di koran, disebut masuk salah satu kandidat bupati. Saya langsung nelpon istri saya terkait hal itu. Ternyata, istri saya memberikan restu. Oleh karena, istri saya merestui, saya sebagai suami dan bapak tentu mendukungnya. Bahkan, saya akan all out," ungkapnya di hadapan wartawan. Iin sendiri mengaku memang ada dorongan kelompok masyarakat agar dirinya mencalonkan diri sebagi bupati Sidoarjo menggantikan ayahnya yang sudah dua periode memimpin Sidoarjo. Sebagai kader PKB, dia mengaku sedang menunggu perintah dari partai untuk maju di kontestasi pilkada Sidoarjo tahun depan. "Sebagai kader partai harus tunduk kepada perintah partai jika nanti ada perintah untuk maju," kata mantan Ketua Fraksi DPRD Sidoarjo ini.n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU