Golkar, Demokrat dan PAN Tak Percaya Survei LSI

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 06 Nov 2018 08:41 WIB

Golkar, Demokrat dan PAN Tak Percaya Survei LSI

SURABAYAPAGI.com, Surabaya Beredarnya hasil survei LSI Denny JA tentang prediksi perolehan suara Partai Politik di Jawa Timur untuk Pemilu 2019, diprotes banyak kalangan. Tidak terkecuali dari Partai Golkar Jawa Timur. Meskipun dalam hasil survei itu, partai berlambang pohon beringin ini menempati urutan tiga besar di bawah PDIP dan PKB. Partai Demokrat juga meragukan hasil survei itu, apalagi partai ini hanya mendapat 4,6% meski masih di posisi 5 besar pemenang pemilu di Jatim. Sahat Tua Simanjuntak, Sekretaris DPD Partai Golkar Jatim mengatakan, kurang yakin dan tidak setuju dengan hasil surveinya LSI Denny JA. Karena sangat tidak sesuai dengan logika fakta kalau Golkar Jatim hanya ada di angka 5%. Saya nggak yakin survei itu, kalau cuma 5%, masak 11 anggota DPRD Jawa Timur incumbent kita ini tidak kerja?, heran Sahat, saat ditemui di DPRD Jatim, Senin (5/11/2018). Sahat lantas mempertanyakan bagaimana metodenya, berapa jumlah respondennya, dan bagaimana penyebarannya dari korespendennya. Apakah sudah cukup mewakili 38 kabupaten/kota di Jawa Timur yang sangat luas ini. Karena faktanya, DPD Partai Golkar sudah melihat kesiapan teman-teman caleg di 14 daerah pemilihan Jatim sangat luar biasa. Tiada hari tanpa mereka melakukan konsolidasi dan tatap muka dengan masyarakat. Jadi tidak mungkin, kalau suara kita cuma 5%, sebut Sahat. Bahwa ada daerah-daerah yang posisi elektabilitas Golkar cukup berat untuk menaikkan perolehan kursi, Sahat tidak menampiknya. Tetapi hal itu tidak bisa digeneralisir bahwa seluruh daerah di Jatim itu berat, terang Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Jatim ini. Ini karena, Golkar punya 11 anggota FPG DPR RI dan 11 DPRD Provinsi. Kalau hasilnya seperti itu (5%), rasanya seperti menaifkan kinerja para incumbent selama ini. jadi saya kurang sepakat dengan survey itu, imbuhnya lagi. Target Golkar Sahat memprediksi sesuai potret di lapangan, Partai Golkar bakal mendapat minimal 17 kursi untuk DPR RI dan 18 kursi untuk DPRD Provinsi. Ini sesuai dengan target yang ditetapkan oleh DPP Partai Golkar untuk perolehan Jawa Timur. Perhitungannya, kerja politik di Golkar Jatim dimulai dari starting point suara yang sudah ada sesuai hasil pemilu 2009 dan 2014, yakni dari suara yang menghasilkan 11 kursi di DPRD Jatim maupun 11 kursi di DPR RI. Saya tidak memulai dari nol atau 5 persen. tapi cara menghitungnya dimulai dari 11 kursi ini akan meningkat. Saya tidak pernah berpikir 11 kursi itu berkurang, tapi justru 11 kursi itu akan bertambah, paparnya. Untuk itu, presentase yang tepat, kata Sahat, harusnya Partai Golkar Jatim perolehannya minimal di atas 15%. Apalagi banyak kader yang maju caleg cukup kompeten dan bagus-bagus. Ditambah lagi caleg Golkar saat ini 40% adalah dari kalangan milenial yang mereka memiliki semangat untuk turun ke bawah sangat proaktif. Kami anggap survey itu, menjadi motivasi masukan internal kami. Meski kami tidak bisa mempercayainya 100%, tutur Sahat. Demokrat Ragukan LSI Senada, Soekarwo Ketua DPD Partai Demokrat Jatim juga mengomentari hasil LSI Denny JA itu. Apalagi Demokrat hanya mendapat 4,6% meski masih di posisi 5 besar pemenang pemilu di Jatim. Ia mengatakan bahwa hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) terkait perilaku pemilih di Jawa Timur terhadap partai-partai peserta pemilu 2019 dinilai tidak sepenuhnya benar. Alasannya survei LSI itu hanya mengandalkan suara partai, bukan pada figur caleg partai. Daerah pemilihan (Dapil) di Jatim itu memiliki karakter yang berbeda-beda. Kalau di Dapil 7 meliputi Pacitan, Trenggalek, Ponorogo, Magetan dan Ngawi pemilih yang mencoblos gambar partai kisaran 30-40 persen tapi di Dapil 11 Madura justru yang mencoblos partai kisaran 3,5 10 persen saja karena lebih banyak yang mencoblos caleg, terang Soekarwo, Senin (5/11/2018) Menurut Pakde Karwo sapaan akrab pria yang juga menjabat Gubernur Jatim, survei LSI itu benar adanya jika untuk suara partai. Artinya, suara partai besar itu mungkin betul. Tapi suara partai kecil belum tentu kecil juga hasil kursinya. Sebab terkadang ketokohan caleg lebih besar dari partai di dapil tertentu sehingga suara total partai tetap besar, ungkapnya. Strategi parpol untuk mendongkrak suara partai dan menambah peroleh kursi legislatif, lanjut Pakde Karwo juga kerap melakukan transfer kader untuk maju menjadi caleg. Untuk antisipasi itu, kami terus melakukan rapat setiap dua minggu sekali dan mendorong caleg Partai Demokrat untuk meet to people supaya bisa dikenal pemilih, tegas anggota Majelis Tinggi DPP PD ini. PAN Kaget Terpisah Ketua Fraksi PAN DPRD Jatim, Agus Maimun juga mengaku kaget dengan hasil survey LSI tersebut. Terlebih menempatkan PAN dibawah partai baru Perindo. Padahal kondisi riil masyarakat Jatim berdasarkan ormas keagamaan yang terbesar setelah NU adalah Muhammadiyah. Kalau PKB besar di Jatim itu wajar sebab mayoritas warga NU cenderung afiliasi politiknya ke PKB. Sedangkan warga Muhammadiyah afiliasi politiknya ke PAN, sehingga kalau PAN di bawah Perindro itu saya kira kurang masuk di akal karena ormas keagamaan terbesar kedua di Jatim adalah Muhammadiyah, tutur Agus yang juga Bendahara DPW PAN Jatim ini. Sekedar diketahui, LSI yang dipimpin Deny JA baru saja merilis hasil survei perilaku pemilih di Jawa Timur untuk pemilu 2019 mendatang. Hasil survei yang melibatkan 600 responden dilaksanakan pada 4-14 Oktober 2018 itu menempatkan PKB sebagai partai urutan pertama yang akan mendulang suara terbanyak jika pemilu dilakukan saat ini dengan perolehan 21,7 persen. Di urutan kedua ditempati PDI Perjuangan dengan 21 persen, ketiga Partai Golkar dengan perolehan 5,2 persen, keempat Partai Gerindra dengan 4,6 persen dan kelima Partai Demokrat dengan perolehan 3,6 persen. Kemudian papan tengah ada kejutan karena Partai Perindo yang menyandang parpol baru menempati peringkat keenam dengan perolehan 1,7 persen, disusul PPP dengan 1,7 persen dan PAN dengan 1,4 persen. Sebaliknya Partai NasDem yang cukup menggelegar suaranya di Jatim ternyata hasil survey LSI menempatkan partai besutan Surya Paloh diurutan kesembilan dengan perolehan 0,8 persen. Disusul PKS dengan 0,7 persen, PBB 0,3 persen, PSI 0,3 persen, Hanura 0,2 persen, serta Partai Berkarya, Partai Garuda dan PKPI masing-masing mendapat perolehan 0 persen. n rko

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU