Generasi Milenial Agresif tapi Kontraproduktif

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 10 Okt 2019 23:52 WIB

Generasi Milenial Agresif tapi Kontraproduktif

Politikus PDIP Arteria Dahlan menggunakan nada tinggi ketika berdebat dengan ekonom Prof Emil Salim mengenai Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang terkait Komisi Pemberantasan Korupsi (Perppu KPK) dalam acara Mata Najwa yang ditayangkan Trans7, Rabu (10/10/2019). Yang menjadi sorotan, ketika Arteria Dahlan menyebut Emil Salim, sesat. Insiden itu berawal ketika Arteria tidak sependapat dengan statement Emil Salim yang mengatakan, KPK tidak pernah menyampaikan laporan tahunan. Cara komunikasi anak muda terhadap senior dalam sebuah dialog intelektual tersebut menarik perhatian budayawan Kota Surabaya, Omar Ishananto. Dia menyebut sikap politisi PDIP Arteria Dahlan terhadap Prof Emil Salim itu adalah kasar dan tidak bertata krama. "Kita ini kan orang Indonesia yang menjunjung tinggi nilai kesopanan. Boleh saja menyampaikan pendapat tetapi harus dengan unggah-ungguh (tata krama)," cetus Omar kepadaSurabaya Pagi, Kamis (10/10). Penulis bukuMal: Surga Tanpa Tuhan Ruang Tanpa Waktu ini menambahkan, sikap Arteria Dahlan tersebut justru menunjukkan kualitas pribadinya. Tak hanya kepada Arteria, tetapi kepada semua individu yang asal bicara tanpa menghormati lawan bicaranya. Walaupun politisi PDIP itu menyebut tengah membela marwah DPR, tetap saja tidak bisa dimaklumi. "Misalnya, kita menyebut, Anda bohong! lalu dibandingkan dengan Anda tidak benar. Nuansanya berbeda. Bisa dirasakan yang mana yang lebih sopan," papar tokoh sepuh Kota Pahlawan ini. Menurut mantan direktur PT Pakuwon Jati ini ini, generasi milenial sekarang boleh dibilang berani sekaligus agresif dalam menyampaikan pendapatnya. Hal ini bisa dimaklumi lantaran terdapat sederet media dan teknologi yang mendukung kebebasan berekspresi. Hanya saja, menyampaikan pendapat secara agresif malah kontraproduktif dan tidak menuai simpati publik. Sebaliknya, menyampaikan pendapat dengan cara yang santun, selain tidak mengurangi makna, juga akan mendapat dukungan masyarakat. "Berani karena benar itu sudah seharusnya dilakukan. Tetapi, sebagai manusia yang menjunjung tinggi adat ketimuran, mestinya berani tersebut disampaikan dengan cara-cara yang santun, termasuk memilih kata-kata ketika berbicara dengan orang yang lebih tua," tutur Omar yang juga seorang advokat senior di Surabaya. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU