Gencatan Senjata Suriah, AS Beri Apresiasi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 04 Agu 2019 18:16 WIB

Gencatan Senjata Suriah, AS Beri Apresiasi

SURABAYAPAGI.com - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menyambut baik gencatan senjata di utara Suriah, benteng terakhir pemberontak di negara itu. "Amerika Serikat yakin tidak ada solusi militer dalam konflik Suriah, dan hanya solusi politik yang dapat memastikan stabilisasi dan keamanan di masa depan untuk seluruh rakyat Suriah," kata Departemen Luar Negeri AS, dalam pernyataan mereka, Ahad (4/8). Serangan udara di provinsi Idlib terhenti pada Jumat lalu, pasca rezimSuriahmenyetujui gencatan senjata dengan syarat pemberontak pendukung Turki menerapkan zona penyangga di daerah tersebut. Sebagian besar wilayah dan bagian Hama, Aleppo, dan Latakia yang saat ini menampung sekitar tiga juta orang, dikendalikan oleh Hayat Tahrir al-Sham, sebuah kelompok jihad yang dipimpin oleh mantan afiliasi Al-QaedaSuriah. Daerah yang seharusnya dilindungi dari serangan besar-besaran pemerintah di bawah kesepakatan Turki-Rusia pada September tahun lalu, telah mendapat serangan yang meningkat dari Damaskus dan pendukungnya Moskow sejak akhir April. Pekan lalu, media Suriah melaporkan gencatan senjata akan dilakukan sepanjang pemberontak mengimplementasikan kesepakatan untuk menurunkan ketegangan, sebuah perjanjian yang ditengahi Rusia dan Turki tahun lalu. "Lebih lanjut kami yakin satu-satu jalan untuk solusi politik adalah proses politik yang dipimpin PBB di Jenewa, termasuk reformasi konstitusional dan pemilihan yang diawasi PBB," kata Departemen Luar Negeri AS. Menurut PBB, gelombang kekerasan yang terjadi di Suriah sejak bulan April lalu telah menewaskan 400 warga sipil dan memaksa 440 ribu orang mengungsi ke perbatasan Turki. Departemen Luar Negeri AS menambahkan mereka akan mendukung kerja Utusan Khusus PBB Geir Pedersen dan PBB dalam proses politik yang dipimpin Suriah yang akan mengakhiri konflik dan menciptakan perdamaian yang permanen. Provinsi Idlib dan sebagai Hama menjadi wilayah terakhir pasukan yang memberontak terhadap Presiden Bashar al-Assad. Ia sudah bersumpah untuk merebut kembali seluruh wilayah Suriah. Departemen Luar Negeri AS juga memuji upaya yang dilakukan Rusia dan Turki, memberlakukan kembali gencatan senjata yang disepakati pada September 2018.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU