Gantian, China Layangkan Sanksi untuk Amerika Serikat atas Penjualan Perala

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 14 Jul 2019 19:39 WIB

Gantian, China Layangkan Sanksi untuk Amerika Serikat atas Penjualan Perala

SURABAYAPAGI.com - Hubungan China dan Amerika Serikat (AS) kembali memanas. China mengatakan akan memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan Paman Sam tersebut yang menjual senjata mereka ke Taiwan yang selama ini dianggap sebagai provinsinya yang membangkang. Pernyataan China tersebut muncul setelah Washington menyetujui kemungkinan penjualan tank, rudal dan peralatan militer ke Taiwan senilai US$ 2,2 miliar. China akan menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan AS yang menjual tank, rudal, dan perlengkapan militer lainnya kepada Taiwan. China menyatakan transaksi tersebut merusak kedaulatan dan keamanan nasional mereka. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China Geng Shuang menyampaikan penjualan senjata tersebut merupakan pelanggaran serius atas prinsip "One China", di manaAS mengakui Beijing dan tidak Taipei. "Untuk mengawal kepentingan nasional kami, China akan menjatuhkan sanksi atas perusahaan-perusahaan AS yang terlibat dalam penjualan senjata ke Taiwan," ujarnya Belum diketahui apa dampak sanksi ini mengingat perusahaan keamanan swasta AS sudah dilarang bertransaksi dengan China sejak peristiwa Tiananmen pada 1989. Pada Senin (8/7), Pentagon mengumumkan bahwa Departemen Kehakiman AS telah menyetujui penjualan senjata yang dimintaTaiwan. Senjata yang ditransaksikan termasuk 108 tank General Dynamics Corp M1A2T Abrams dan 250 misil Stinger, yang diproduksi oleh Raytheon. Washington mengklaim penjualan tersebut tidak akan mengganggu keseimbangan militer di kawasan. Namun, nyatanya tetap diprotes oleh China. Presiden Taiwan Tsai Ing-wen juga sedang dalam berada di New York, AS, dalam rangkaian kunjungan kenegaraan ke negara-negara Karibia yang menjadi sekutunya. Keberadaannya di Negeri Paman Sam selama 4 malam menjadi perhatian, sekaligus memperlihatkan dukungan pemerintahanDonald Trump terhadapnya di tengah meningkatnya tekanan dari Negeri Panda. "Perbedaan budaya dan politik di Selat Taiwan terus melebar setiap hari dan setiap hari di mana Taiwan memilih kebebasan berpendapat, Hak Asasi Manusia (HAM), aturan hukum, adalah hari ketika kami makin jauh dari pengaruh otoritarianisme," papar Tsai dalam pidatonya di Columbia University, New York. Kementerian luar negeri China mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penjualan senjata AS ke Taiwan merusak kedaulatan dan keamanan nasional China. Amerika Serikat adalah pemasok senjata utama bagi Taiwan yang berkuasa sendiri, yang dianggap China sebagai provinsi yang tak patuh. Beijing tidak pernah meninggalkan opsi penggunaan kekuatan militer untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU