Faktor Dinamis Elektabilitas Pasangan Capres-Cawapres

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 25 Jan 2019 08:26 WIB

Faktor Dinamis Elektabilitas Pasangan Capres-Cawapres

SURABAYAPAGI.com - LeSuRe Political Consulting merilis survei pasca debat perdana pemilihan presiden 2019 dengan menggunakan metode grab big data analisa jaringan media sosial secara mixed Social Network Analysis (SNA) beberapa waktu lalu. Ternyata survei tersebut menunjukkan bahwa popularitas paslon satu yaitu Jokowi-Maruf mengalami kenaikan popularitas dengan penurunan elektabilitas. Sementara itu, untuk paslon bernomor urut dua mengalami penurunan popularitas dengan kenaikan elektabilitas bila dibandingkan sebelum debat pilpres. Surokim Abdussalam, selaku peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC), Dosen Komunikasi Politik sekaligus Dekan FISIB Universitas Trunojoyo Madura menyatakan meskipun riset menggunakan medsos masih memiliki kelemahan. Apalagi selama ini fakta melalui media sosial masih terseleksi dan terkonstruksi karena keterbatasan ruang tanpa melihat alaminya di masyarakat. Namun, tetap bisa digunakan sebagai suatu referensi atau perbandingan dalam melihat situasi saat ini. Terlepas dari metode yang digunakan dalam survei, Surokim menjelaskan bahwa dinamisnya tingkat elektabilitas adalah hal wajar dengan pengaruh dari pemilih rasional. Sejauh saya melakukan tracking data, undecided votes biasanya masih diantara 10-15 persen dengan swing voters pada tingkat 20-25 persen. Bila diambil tengahnya maka mendapatkan sekitar 30 persen yang disebut sebagai pemilih rasional bukan fanatis, ujarnya pada Kamis (24/1). 30 persen tersebut bisa jadi akan memperoleh preferensi baru atau malah justru golput, tidak memilih. Para pemilih rasional ini mudah berubah dengan cepat seiring dengan munculnya informasi baru melalui pengecekan fakta. Pergerakan yang dinamis ini akan sering berubah mengingat debat publik dilakukan sebanyak 5 kali, lanjutnya. Sedangkan, Novri Susan, pakar Sosiologi-Politik Universitas Airlangga ini menjelaskan dinamikanya melalui tiga faktor utama yaitu, pertama, aktor politik. Hal ini menunjukkan bahwa baik capres maupun cawapres menentukan elektabilitas keduanya, misalnya Sandiaga Uno dinyatakan memiliki kemampuan untuk mengajak kalangan ibu-ibu dan remaja. Kedua, kekecewaan terhadap kebijakan yang dilakukan oleh petahana, lalu diangkatlah isunya oleh paslon 02. Ketika tidak bisa menyelesaikan isu dengan baik maka masyarakat cenderung mencari figur lain. Ketiga, dari sisi komunikasi politik yang mana gerak gerik atau bahasa non verbal dari Sandiaga Uno menarik banyak orang. Menurut saya sendiri, untuk paslon 01 akan mulai terlihat pada pertengahan bulan Februari mendatang bila dibandingkan sekarang ini, tambahnya ketika berkomentar mengenai penurunan elektabilitas paslon 02. Saat ini masih dikatakan debat perdana yang secara perlahan belum terlalu terlihat bila dibandingkan dengan bulan bulan mendatang.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU