Dulu Lawan, Sekarang Kawan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 24 Okt 2019 02:07 WIB

Dulu Lawan, Sekarang Kawan

Menag Fachrul Razi Pernah Menandatangani Rekomendasi Pemecatan Menhan Prabowo saat Itu Menjabat Komandan Jenderal Kopassus Dua jenderal purnawirawan pernah ada dalam satu perseteruan panas. Masa-masa itu terjadi sekitar dua dekade lalu. Kini mereka berada dalam satu kabinet. Dua jenderal purnawirawan itu adalah Letnan Jenderal (Purn) Prabowo Subianto dan Jenderal (Purn) Fachrul Razi. Prabowo menjabat Menteri Pertahanan (Menhan) sementara Fachrul Razi jadi Menteri Agama (Menag) periode 2019-2024. Di kapal yang sama, akankah konflik itu berlanjut dan mengganggu kinerja pemerintahan Jokowi? Wartawan Surabayapagi, Jaka Sutisna **foto** Fachrul Razi sendiri mengaku tak masalah ia berada dalam satu gerbong kabinet dengan Prabowo Subianto. Ketua Tim Bravo-5 itu tak merasa kehidupannya terganggu dengan merapatnya Prabowo mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo. Fachrul diketahui pernah menjadi Wakil Ketua Dewan Kehormatan Perwira (DKP). Ia merupakan sosok yang meneken surat rekomendasi pemecatan Prabowo sebagai Pangkostrad saat itu. Surat rekomendasi pemecatan Prabowo tertulis dalam Keputusan DKP Nomor KEP/03/VIII/1998/DKP. Surat tersebut dibuat dan ditandatangani pada 21 Agustus 1998 oleh jajaran DKP, termasuk Fachrul Razi. "Perwira Terperiksa atas nama Letnan Jenderal Prabowo Subianto disarankan dijatuhkan hukum administrasi berupa diberhentikan dari dinas keprajuritan," demikian bagian kesimpulan dari surat empat halaman tersebut. Sebelum mengambil keputusan ini, Dewan Kehormatan Perwira telah bersidang pada 10, 12, dan 18 Agustus 1998 dengan terperiksa Letnan Jenderal TNI Prabowo Subianto sebagai Komandan Jenderal Kopassus. Berdasarkan pemeriksaan Dewan Kehormatan Perwira, Prabowo telah memerintahkan anggota Satgas Mawar, Satgas Merpati, melalui Kolonel Inf Chairawan (Dan Grup-4) dan Mayor Inf Bambang Kristiono untuk melakukan pengungkapan, penangkapan, dan penahanan aktivis yang mengakibatkan Andi Arief, Aan Rusdianto, Mugiyanto, Nezar Patria, Haryanto Taslam, Rahardjo Waluyojati, Faisol Reza, Pius Lustrilanang, dan Desmond J Mahesa menjadi korban. Tak Ada Masalah Pribadi Namun semua itu terjadi lebih dari 20 tahun lalu. Kini, yang terjadi malah sebaliknya. Fachrul Razi dan Prabowo dalam satu gerbong Kabinet Jokowi-Maruf Amin. Fachrul mengaku tak ada masalah pribadi dengan Prabowo. "Saya dengan Pak Prabowo biasa-biasa saja. Kalau ketemu pelukan, makan sama-sama, nggak ada yang aneh. Memang masalah kedinasan, pribadi tak terganggu," kata Fachrul usai bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (22/10/2019). Fachrul memang selama ini kerap menyindir sikap Prabowo yang dua kali menjadi pesaing Jokowi, yakni pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 kemarin. Namun, kata Fachrul ia dan Prabowo pasti memahami bila sudah ada panggilan negara mereka akan bersama-sama menjalaninya. "Katakanlah ada yang tidak pas, tapi bukan berarti hubungan menjadi jelek. Apalagi kita sama-sama dewasa. Pengabdian yang sama membangun negara lebih baik," ucapnya. Prabowo, kini mengurusi bidang pertahanan atau menjabat Menteri Pertahanan. Menurut Fachrul, sosok Prabowo sangat tepat diberikan posisi itu. "Kan dia bidangnya. Tentara, pertahanan, pas saja," ujar Fachrul. Fachrul mengaku kehadirannya saat ini murni profesional. Ia mengaku sudah lama tak aktif di Partai Hanura, partai yang didirikan mantan Panglima ABRI Wiranto. Usai dilantik, Fachrul Razi menyatakan optimis mampu memimpin Kementrian agama dengan background milternya. Dia menegaskan, jabatan menteri agama yang diembannya saat ini tidak hanya untuk agama tertentu. "Kita harus sepakat bahwa teman-teman, Pak Fachrul menteri agama ya, iya tapi saya bukan Menteri Agama Islam, saya Menteri Agama Republik Indonesia. Di dalamnya ada agama-agama lain. Tapi kalau di dalamnya saya gunakan pendekatan Islam wajar-wajar saja karena memang Islam adalah agama yang dipeluk oleh mayoritas," ujar Fachrul Razi di Kantor Kemenag, Jalan Lapangan Banteng Barat, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019). Dia lalu menjelaskan dirinya bukan lulusan pondok pesantren maupun sekolah agama. Namun, wilayahnya yang ketat dengan agama Islam, membentuk pribadinya sebagai sosok yang disiplin. Apalagi setelah masuk akademi militer, Fachrul tergabung dalam kelompok yang membina taruna Islam. "Saya dibesarkan dalam sebuah wilayah yang memang Islamnya sangat ketat sehingga dididik orang tua dengan cara yang sangat ketat juga. Dan kemudian setelah masuk ke Akademi Militer saya tergabung dalam istilahnya itu adalah kelompok taruna yang tugas membina taruna-taruna Islam lainnya agar menjadi lebih baik," ujarnya. Diketahui, Fachrul lahir dan besar di Banda Aceh. Saat masih aktif di militer, Fachrul mengaku sering mengajarkan sejumlah ilmu agama Islam kepada tentara lainya. Salah satunya dengan mengajarkan membaca Alquran. Lalu bagaimana dengan Prabowo? Saat dikenalkan Jokowi sebagai Menhan, ada yang spesial terkait Prabowo. Jokowi tidak menyampaikan tugas yang bakal dikerjakan Prabowo. Mengapa? Rabu (23/10/2019), Jokowi mengenalkan para menteri untuk pemerintahan 2019-2024 di Kompleks Istana Kepresidenan. Prabowo dikenalkan sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) setelah empat menteri koordinator. "Kemudian Menteri Pertahanan Bapak Prabowo Subianto," kata Jokowi. Saat disebut Jokowi, Prabowo berdiri dan memberi hormat. Jokowi tak menyampaikan tugas-tugas yang akan dijalankan Prabowo karena, menurutnya, eks Danjen Kopassus itu lebih paham darinya. "Selamat pagi, Pak. Saya kira tugas beliau saya tidak usah menyampaikan, beliau lebih tahu daripada saya," sebut Jokowi. Usai dilantik, Prabowo Subianto mengatakan akan mempelajari situasi pertahanan Indonesia terkini sebelum tancap gas bekerja. Hal tersebut diungkapkan Prabowo setelah dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/10/2019). "Saya akan belajar dulu situasi yang terakhir, baru kita akan mulai kerja," kata Prabowo. Prabowo menerima sejumlah masukan terkait permasalahan di sektor pertahanan. Seluruh masukan itu nantinya akan menjadi bahan dalam Rapat Kabinet. "Beliau sudah dapat masukan apa-apa yang terkait dengan permasalahan terkait pertahanan ketika nanti pada saat Rapat Kabinet cukup bekal untuk mendapatkan arahan," ujar Sekjen Kementerian Pertahanan Laksdya TNI Agus Setiadji seusai bertemu Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (23/10/2019). Adapun, menurut jadwal yang diterima Agus, Rapat Kabinet akan dilaksanakan pada Kamis (24/10/2019) pukul 10.00 WIB. Menurut Agus, ada beberapa hal yang dibahas bersama Prabowo, mulai dari anggaran hingga alat utama sistem persenjataan (alutsista). Namun, Agus enggan merinci hal apa saja yang akan menjadi Fokus Prabowo sebagai Menteri Pertahanan secara spesifik. "Jadi yang dibahas itu masalah tugas dan tanggung jawab Menteri Pertahanan, kemudian tugas-tugas lain termasuk memperkuat pertahanan dan permasalahan alutsista juga," kata Agus. Redam Radikalisme Dipilihnya Fachrul Razi jadi Menag diyakini bisa meredam arus radikalisasi berkedok agama. Dan itu menjadi salah satu tugas yang ditekankan oleh Jokowi. Menteri yang mendapatkan tugas khusus untuk menangkal radikalisme itu adalah Menko Polhukam Mahfud Md dan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi. Keduanya diminta Jokowi menuntaskan kasus radikalisme. "Yang pertama, Prof Dr Mohammad Mahfud Md sebagai Menko Polhukam. Beliau akan menjadi Menko Polhukam, sehingga hal-hal yang berkaitan korupsi, kepastian hukum dan deradikalisasi berada di wilayah Pak Mahfud Md," kata Presiden Jokowi saat mengenalkan menterinya. Menanggapi permintaan Jokowi, Mahfud menyatakan kesiapannya. Ia mengaku akan melanjutkan program kerja mantan Menko Polhukam Wiranto dalam menangkal radikalisme dan menuntaskan kasus yang belum diselesaikan. Selain Mahfud, Menag Fachrul Razi mendapat tugas sama, yaitu mencegah adanya paham radikal di lintas agama. Tak hanya itu, Fachrul juga diminta meningkatkan ekonomi dan industri halal di Indonesia. "Bapak Fachrul Razi, sebagai Menteri Agama, ini urusan yang berkaitan dengan radikalisme, ekonomi umat, dan industri halal. emudian terutama haji di bawah tangan beliau," tutur Jokowi. Dengan tegas Fachrul berjanji, sebagai Menag, ia akan berlaku adil terhadap seluruh umat beragama di Indonesia. Ia juga mengaku sudah paham betul dengan paham radikal, sehingga ia yakin dapat menangkal paham radikal masuk ke Indonesia. Bahkan Fachrul mengatakan alasan ia dipilih sebagai Menag oleh Jokowi karena ia sering memberikan ceramah seputar cara menangkal paham radikal. Karena itu, Fachrul yakin bisa menyelesaikan masalah radikalisme. "Saya coba pikir-pikir, kenapa ya? Apa ya yang ada di pikiran Pak Jokowi. Ya itu, Pak Fachrul ini orang yang suka ceramah, suka khotbah, suka pidato, dan di mana-mana bicara tentang menangkal radikalisme," Fachrul Razi di kantor Kemenag, Jalan Lapangan Banteng Barat, Jakarta Pusat.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU