Drone yang Ditembak AS Bukan Milik Iran

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 19 Jul 2019 17:06 WIB

Drone yang Ditembak AS Bukan Milik Iran

SURABAYAPAGI.com - Presiden Donald Trump mengatakan AS menghancurkan sebuah pesawat tak berawak milik Iran yang mendekati kapal amfibi USS Boxer di dekat Selat Hormuz, namun hal tersebut justru dibantah oleh para pejabat Iran. Dilansir Bloomberg, Trump mengatakan pada Kamis (18/7/2019) bahwa Drone tersebut merupakan ancaman bagi kapal amfibi dan awaknya. Presiden mengatakan dia menyerukan pada negara-negara lain untuk melindungi kapal mereka saat mereka melewati Selat Hormuz. "Boxer mengambil tindakan defensif melawan pesawat tanpa awak Iran yang telah mendekati jarak yang sangat, sangat dekat - sekitar 900 meter dan mengabaikan seruan untuk mundur," kata Trump, seperti dikutip Bloomberg. Namun, dalam sebuah tweet pada hari Jumat (19/7), Wakil Menteri Luar Negeri Iran Seyed Abbas Araghchi membantah negaranya kehilangan drone dan mengolok-olok AS. Kami tidak kehilangan satu pun drone di Selat Hormuz atau di mana pun. Saya khawatir USS Boxer salah menembak pesawat tanpa awak milik mereka sendiri, ungkap Araghchi di akun Twitter-nya. Pentagon mengeluarkan pernyataan resmi bahwa USS Boxer, sebuah kapal serbu amfibi, telah mengambil "tindakan defensif" terhadap sebuah drone, tetapi tidak menyebutkan apakah pesawat itu milik Iran. Kepala juru bicara Pentagon, Jonathan Hoffman, mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis: "Sistem udara tak berawak sayap tetap mendekati Boxer dan berada dalam jarak yang mengancam. Kami mengambil tindakan defensif untuk memastikan keamanan kapal dan awaknya." Pernyataan itu tidak menyebut bagaimana drone terkait dijaruhan, tetapi CNN melaporkan hal tersebut bisa saja terjadi karena gangguan elektronik, daripada tertembak. Sebelumnya, AS mengutuk aktivitas angkatan laut Iran di Teluk Persia dan menuntut agar negara tersebut melepaskan sebuah kapal tanker kecil dan awaknya yang disita pasukannya minggu ini. Seorang pejabat Departemen Luar Negeri yang meminta untuk tidak disebutkan identitasnya menjelaskan persoalan tersebut bahwa Korps Pengawal Revolusi Islam Iran terus menindak kapal di dan sekitar Selat. Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg News pada Rabu najwa negaranya mampu menutup Selat Hormuz, tetapi tidak ingin melakukannya. "Kami tentu memiliki kemampuan untuk melakukannya, tetapi kami tentu tidak ingin melakukannya karena Selat Hormuz dan Teluk Persia adalah sumber kehidupan kami," kata Zarif di New York. Selat tersebut harus diamankan. Kami memainkan peran besar dalam mengamankannya, tetapi harus aman bagi semua orang, lanjutnya.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU