Diksi “Aneh” Jokowi, Diduga Tertekan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Sabtu, 24 Nov 2018 10:24 WIB

Diksi “Aneh” Jokowi, Diduga Tertekan

SURABAYA PAGI, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengungkapkan kekesalannya atas serangan kabar bohong alias hoax kepada dirinya. Utamanya terkait Partai Komunis Indonesia (PKI). Dalam salah satu agenda kunjungan kerja di Lampung Tengah, Jumat (23/11) kemarin, Jokowi menjabarkan, ia baru berusia 4 tahun ketika difitnah menjadi anggota PKI. "Lha kok bisa diisukan Presiden Jokowi itu aktivis PKI? Apa ada PKI balita? Ya kan saya masih 4 tahun," kata Jokowi. Ia mengaku kesal dengan kabar tersebut. Jokowi menyebut dirinya sudah sabar dalam menanggapi hoax tersebut dalam 4 tahun terakhir dan kini saatnya ia menangkis hoax itu. "Ini yang kadang-kadang, haduh, mau saya tabok, orangnya di mana saya cari betul. Saya ini sudah 4 tahun diginiin," tuturnya. "Ya Allah, sabar, sabar, tapi saya sudah bicara karena ada 6% yang percaya berita ini. 6% itu 9 juta penduduk lebih lho, kok bisa percaya?" Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin, Zuhairi Misrawi, menjelaskan alasan di balik kekesalan Jokowi. Zuhairi mengatakan diksi yang dipilih Jokowi sebagai pesan agar fitnah itu dihentikan. Fitnah itu, kata Zuhairi, tak hanya mengganggu Jokowi, tapi juga keluarga sang petahana. "Jadi pesannya, akhirilah fitnah Pak Jokowi sebagai PKI, dan saya menyaksikan Pak Jokowi bukan PKI, seorang muslim yang saleh. Jadi pesannya, marilah pilpres tanpa fitnah," ujar Zuhairi kepada wartawan di Jakarta Pusat, kemarin. Zuhairi mengungkap hasil survei internal pihaknya. Dia mengungkap dampak fitnah PKI itu ke Jokowi. "9 persen surveinya yang menganggap Pak Jokowi PKI. Dan bahkan saya di lapangan itu anak kecil, yang sumbernya dari ceramah-ceramah itu. Ceramah yang pengajian terus menyuarakan itu, maka itu artinya bahwa fitnah tentang Pak Jokowi PKI itu sudah garis merah," bebernya. Survei terakhir terkait hoax PKI itu digelar baru saja, bulan November ini. Fitnah itu, kata Zuhairi, sudah berlangsung sejak lama dan harus segera dihentikan. "Sejak lama, sejak pilkada terus masuk disusupi oleh video-video, meme, jadi fitnahnya sudah keterlaluan dan Pak Jokowi minta supaya fitnah itu diakhiri. Dan kalau kita lihat kan ada yang ditangkap penyebar fitnah, itu artinya masih ada terus, maka fitnah itu sudah keterlaluan, maka Pak Jokowi minta akhiri fitnah soal itu," ujarnya. Ungkapan tabok Jokowi menuai beragam komentar lawan politiknya di Pilpres 2019. Khususnya bagi Waketum Gerindra Ferry Juliantono. "Memang sudah nggak pantes lagi jadi presiden," kata Ferry kepada wartawan, kemarin. Ferry melihat, belakangan ini Joko Widodo makin sering melontarkan pernyataan yang memperlihatkan dia dalam tekanan untuk tetap ingin berkuasa tapi realitas politik dan elektabilitasnya mandeg. "Akhirnya outputnya sontoloyo, genderuwo, sekarang pakai acara tabok," kata Ferry yang juga Jubir Prabowo-Sandi ini. Ferry menekankan, koalisi Prabowo-Sandiaga akan tetap fokus menyampaikan visi dan misi di Pilpres 2019. Khususnya isu ekonomi soal penyediaan lapangan pekerjaan dan penyediaan harga yang terjangkau. Ferry mengklaim pihaknya juga tenang menghadapi serangan yang dilakukan oleh kubu Jokowi. Dia juga melihat, kubu Jokowi sudah tak punya lagi bahan kampanye untuk mempertahankan kekuasaannya. "Kami menjadi bertambah yakin bahwa pihak kubu Jokowi Sebenarnya sudah kehabisan cara dan pakai modus yang aneh aneh," tutup Ferry. Jk

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU