Di RSJ, Gubernur Ingatkan Pentingnya After Care

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 08 Mei 2019 10:38 WIB

Di RSJ, Gubernur Ingatkan Pentingnya After Care

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memberikan perhatian khusus pada Fitriani, gadis asal Kediri yang mengalami gangguan jiwa skizofrenia. Selasa (7/5) gubernur perempuan pertama di Jatim itu menjenguk kondisi Fitriani saat di rawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur, Surabaya. Didampingi Direktur RSJ Menur dr. Herlin Ferliana dan Kepala Dinas Sosial Provinsi Jatim Sukesi, Gubernur Khofifah melihat kondisi Fitriani saat dirawat di Ruang Geriatri dan Organik. Kepada wartawan Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa penanganan Fitriani perlu diberikan pendampingan (After Care) serta perawatan secara berkelanjutan. Ia mengatakan, After Care sangat dibutuhkan oleh Fitriani setelah melakukan perawatan secara intensif. Fitriani membutuhkan penanganan yang berkelanjutan baik pada saat mengkonsumsi obat hingga menjaga pada sisi psikologisnya. Saya sampaikan terpenting adalah After Care. Harus dipantau pemberian obat tidak boleh telat harus bisa dipastikan bahwa ada yang memberi pendampingan. Kami ingin memastikan ada yang memantau apakah obat itu dikonsumsi atau tidak," ungkapnya. Khofifah menyebut, peran Pusksesmas, Polindes hingga Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) sangat dibutuhkan untuk mengawal dan memberikan pendampingan kepada Fitriani ketika sudah kembali kepada keluarga. Setelah bertemu Fitriani, Khofifah menyimpulkan bahwa Fitriani sangat ingin pulang karena sudah rindu dengan neneknya. Selama dirawat kurang lebih 15 hari, Khofifah melihat bahwa terdapat kemajuan yang signifikan dari perawatan di RSJ Menur. Ke depan, Pemprov Jatim akan terus melakukan komunikasi dengan Puskesmas kemudian dengan Polindes yang ada di Kediri. Harapannya, bisa memastikan bahwa ada yang menjaga keteraturan dari obat yang harus dikonsumsi. Pemberian obat tersebut, lanjut Khofifah menjadi sangat penting ketika terjadi dinamika instabilitas emosi, maka obat itu menjadi bagian yang menstabilkan emosinya. jadi berikutnya tentu adalah koordinasi dengan pihak terdekat Polindes dan Puskesmas. Dalam kesempatan yang sama, Direktur RSJ Menur dr. Herlin Ferliana menjelaskan, bahwa kondisi Fitriani atau pasien gadis pemakan tangan saat ini berlangsung membaik setelah diberi perawatan selama 15 hari di RSJ Menur. Ia menuturkan, bahwa kondisi pasien sejauh ini telah menunjukkan perkembangan yang signifikan setelah dirawat secara intensif dan di dampingi oleh tim dokter yang ditunjuk. Jika dilihat dari kondisi fisiknya, sudah sangat berbeda dan menunjukkan hasil yang positif. Dr Herlin mengatakan, bahwa dilihat dari tingkat kejiwaan juga bisa dipastikan sudah membaik. Bahkan, bisa berinteraksi dan diajak berbicara. Sementara itu, untuk luka juga sudah berangsur membaik. Jika memungkinkan, lanjutnya dapat dilakukan amputasi pada jari-jari tangannya yang menonjol asalkan mendapat persetujuan dari tim dokter. "Allhamdulillah, sejauh ini dilihat dari jiwa, badan dan luka sudah mulai membaik. Direncanakan jika kejiwaan, tubuh badan dan luka yang ada stabil minggu depan akan dilakukan tindakan berikutnya yakni mengamputasi tulang jari jemari yang menonjol. Asal kondisi tubuh dan kejiwaan stabil," ujarnya.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU