Home / Kediri : *Tahun 2018 NPL PD BPR Capai 46%

Dewan Pengawas Tunggu Hasil Audit PD BPR Kota Kediri

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 21 Jan 2019 18:29 WIB

Dewan Pengawas Tunggu Hasil Audit PD BPR Kota Kediri

SURABAYAPAGI.com, Kediri - Tingginya angka rasio kredit bermasalah atau Non Perfoming Loan (NPL) menjadi masalah serius bagi Dewan Pengawas PD BPR Kota Kediri. Untuk melakukan evaluasi, saat ini dewan pengawas PD BPR Kota Kediri masih menunggu hasil audit keseluruhan yang dilakukan Kantor Akuntan Publik (KAP). Audit dilakukan untuk mengetahui keseluruhan penyebab angka NPL yang mencapai hingga 46%. Audit ini pun merupakan langkah untuk memperbaiki kondisi PD BPR yang dinilai sudah tidak sehat. Pasalnya, perbankan bisa dikatakan sehat jika rasio angka NPL tersebut tidak melebihi batas sebesar 5%. Anggota Dewan Pengawas PD BPR Kota Kediri, Iswanto menjelaskan, terpuruknya kondisi PD BPR memiliki sejumlah alasan. Salah satu penyebabnya terjadi kekosongan dewan pengawas selama 10 bulan pada beberapa waktu lalu. "Awal tahun kemarin posisi dewan pengawas ini kosong. Ini juga menjadi penyebab karena tidak adanya kontrol," ujar Iswanto diruanganya, Senin (21/1/2019). Iswanto mengaku kekosongan ini terjadi karena adanya aturan Otoritas Jasa Keuangan (Ojk) yang baru. Aturan itu menyebutkan jika dewan pengawas pada PD BPR harus bersertifikasi. "Kemarin 3 orang dewan pengawas semuanya belum tersertifikasi. Sehingga kekosongan itu terjadi," imbuhnya. Selain itu, kenaikan angka NPL pada PD BPR Kota Kediri yang terus meningkat karena adanya kredit macet pada tahun sebelumnya. Tahun sebelumnya ada sekitar Rp 7 miliar kredit yang bermasalah. Sejumlah upaya terus dilakukan untuk membuat PD BPR Kota Kediri kembali sehat. Dewan pengawas yang baru dilantik pada November lalu, juga sudah memberikan pressure pada manajemen PD BPR Kota Kediri. Sejumlah jaminan yang dinilai macet mulai dilakukan pendataan. Terbukti terdapat belasan jaminan yang rencananya masuk dalam daftar lelang. "Targetnya Februari sampai Maret ini ada 14 jaminan yang kita lelang. Semuanya kita nilai sudah macet. Untuk besaran nilainya mencapai Rp 4 miliar," jelas Iswanto yang juga menjadi ASN di Bagian Perekonomian Pemkot Kediri. Saat ditanya apakah penyebab kenaikan NPL tersebut berhubungan dengan kinerja direktur PD BPR Kota Kediri? Iswanto menegaskan hal ini merupakan kinerja keseluruhan manajemen. "Kita belum bisa menyimpulkan dimana penyebabnya. Kan masih menunggu hasil audit keseluruhan. Kalau Pak Sugiarto (Direktur PD BPR Kota Kediri) juga tidak bisa dikatakan kinerjanya jelek. Sebab awal pertama menjabat kemarin beliau juga sempat memberikan laba sebesar Rp 1,9 miliar. Cuma ditahun 2018 ini memang mengalami penurunan laba sehingga NPL-nya naik," tegas Iswanto. Diketahui, PD BPR Kota Kediri memiliki dua cabang yakni di Malang dan Ngawi. Dari cabang ini diketahui kredit bermasalah paling besar terdapat di kantor pusat dan Kantor Cabang Ngawi. Seperti diberitakan sebelumnya, PD BPR Kota Kediri membutuhkan evaluasi serius dalam penyelamatan kualitas sebuah bank. Pasalnya, di tahun 2018 kredit bermasalah atau Non Perfoming Loan (NPL) pada PD BPR Kota Kediri mencapai 46%. Hal itu diketahui dari rekomendasi Komisi B DPRD Kota Kediri saat melakukan pembahasan APBD 2019 pada tahun lalu. Rekomendasi itu menyebutkan jika PD BPR Kota Kediri harus transparan dalam memberi informasi persoalan dan kendala yang dihadapi. Can

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU