Home / Pilgub2018 : Spanduk Khofifah - AHY Bertebaran di Surabaya dan

Demokrat Diserang

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 22 Mar 2018 06:59 WIB

Demokrat Diserang

SURABAYA PAGI, Surabaya Tanda-tanda akan adanya kampanye hitam (black campaign) di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim 2018, mulai terjadi. Setidaknya ini terlihat dari munculnya spanduk provokatif bertuliskan Khofifah Menang AHY Presiden, yang tersebar di berbagai sudut kota Surabaya dan Sidoarjo. Spanduk itu diduga sengaja dibuat sebagai manuver elit politik untuk kepentingan tertentu. Termasuk untuk menjatuhkan Partai Demokrat sebagai pengusung Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak. Pasalnya, Partai Demokrat Jatim memastikan spanduk itu bukan dipasang oleh pihaknya. Pada saat yang sama, elektabilitas Khofifah-Emil Dardak terus mengungguli Gus Ipul-Puti di sejumlah survei Pilgub Jatim 2018. Apalagi di berbagai hasil survei, Partai Demokrat juga terbukti paling solid memenangkan pasangan Khofifah-Emil. ---------------- Sejumlah titik jalan utama di kota Surabaya dan Sidoarjo sejak dua hari lalu (20/3/2018) muncul spanduk bertuliskan Khofifah Menang AHY Presiden. Gambar calon gubernur (Cagub) Jatim Khofifah Indar Parawansa dan politisi Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), pun terpampang dalam spanduk tersebut. Dilengkapi gambar Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), lengkap dengan slogan S14P khas Partai Demokrat. Sekretaris DPD Partai Demokrat Jawa Timur Renville Antonio memastikan bahwa spanduk itu bukan dipasang oleh Partai Demokrat. Meskipun faktanya, banyak sekali masyarakat Jawa Timur yang ingin AHY maju di pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Partai Demokrat Jatim memastikan munculnya spanduk itu tidak berkaitan dengan Partai Demokrat, baik struktural maupun kader-kader di daerah. Kami tidak tahu siapa yang memasang spanduk itu, namun kami juga tidak bisa menahan dukungan-dukungan yang muncul terhadap sosok Mas AHY, jelas Renville Antonio, saat dikonfirmasi, Rabu (21/3/2018). Menurutnya, model strategi semacam ini adalah cara lama yang pernah dilakukan pihak-pihak tertentu dengan tujuan dan maksud tertentu pula. Ia ingat ketika zaman Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum dan Nazarudin terkena masalah, muncul atribut-atribut yang dipasang untuk menjatuhkan Partai Demokrat. Nah, di Pilgub Jatim ini, cara itu kembali dilakukan meskipun masyarakat luas saat ini sudah lebih cerdas dan tidak begitu saja percaya. Ada pihak-pihak yang iri dan tidak suka dengan kesolidan Partai Demokrat, khususnya di Pilgub Jatim ini. Apalagi di berbagai hasil survey, Partai Demokrat terbukti paling solid memenangkan pasangan Khofifah-Emil, sebut Sekretaris Pemenangan pasangan calon gubernur Khofifah Indar Parawansa dan calon wakil Gubernur Emil Dardak ini. Demokrat tak Terpengaruh Lanjut Renville, ia menjamin seluruh kader Partai Demokrat baik di tingkat provinsi (DPD), DPC hingga PAC (Kecamatan) paham terhadap cara kerja partai Demokrat di Pilkada ini. Apalagi dalam Rapimnas Partai Demokrat beberapa waktu lalu di Jakarta, sama sekali tidak membahas perihal pemilihan presiden 2019. Rapimnas Demokrat diputuskan, tidak akan membahas Pilpres sampai dengan 171 pilkada serentak selesai, tandasnya. Sedangkan untuk AHY, didaulat sebagai ketua Kosgama (komando Tugas Bersama) Partai Demokrat yang tugasnya memenangkan calon-calon kepala daerah yang diusung Partai Demokrat secara nasional. Sebab, dalam 171 pilkada serentak tahun 2018 ini, sesuai arahan ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, memiliki presentase target kemenangan yang cukup besar. Yakni menang 35% secara nasional. Di Jawa Timur, lanjut Renvill, Ketua DPD Partai Demokrat Jatim Soekarwo menargetkan menang 75% dari 18 pilkada dan 1 pilgub. Kerja kami sekarang ini fokus di pilkada, tidak ada yang lain, jadi kami tidak terpengaruh dengan spanduk-spanduk semacam itu, tegas Renville. Direspon Panwaslu Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Surabaya pun menyatakan akan menertibkan secepatnya alat peraga kampanye (APK) berupa spanduk liar, termasuk spanduk yang isinya mengaitkan Khofifah dengan AHY. Pemasangan spanduk itu dinilai melanggar aturan. APK itu jelas melanggar. Kami segera menertibkannya. Kalau yang spanduk itu biar Panwas kecamatan yang menertibkan, kata Ketua Panwaslu Kota Surabaya Hadi Margo, Rabu (21/3/2018). Diterangkan, spanduk tersebut melanggar pasal 276 UU Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum, dimana partai politik peserta Pemilu 2019 dilarang melakukan kampanye sebelum dimulainya kampanye. Unggul Survei Sebelumnya, hasil survei Poltracking Indonesia menunjukan elektabilitas Khofifah-Emil kini unggul, dibanding Gus Ipul -Puti Guntur. Jika survei sebelumnya Khofifah-Emil hanya unggul 0,5 persen, kali ini selisihnya lebih lebar lagi. Khofifah-Emil unggul hampir 7 persen di atas Gus Ipul-Puti. Survei dilakukan pada tanggal 6-11 Maret 2018. Poltracking Indonesia melakukan simulasi dengan menyebar kertas suara ke 1.200 responden dengan pertanyaan siapa yang dipilih. Hasilnya, pasangan Khofifah-Emil menempati posisi teratas dengan perolehan suara 42,4 % menyusul di bawahnya pasangan Gus Ipul dan Puti Guntur dengan suara sebanyak 35,8%. Hasil survei itu menguatkan survei sebelumnya. Seperti survei dari lembaga The Republic Institute yang melakukan penelitian di 38 kabupaten/kota seluruh Jawa Timur pada 15 Februari sampai 25 Februari 2018. Hasilnya, Khofifah Emil mendapat suara 48,7%. Sedangkan Gus Ipul-Puti 47,6%. Begitu juga dengan survei yang dilakukan Litbang Kompas. Survei dilakukan pada 19 Februari-4 Maret 2018 itu, Khofifah unggul tipis. Elektabilitas Khofifah-Emil 44,5%, sedangkan Gus Ipul-Puti 44%. Laporan: Riko Abdiono, Alqomaruddin Editor: Ali Mahfud/Raditya M. Khadaffi

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU