Home / Surabaya : Lika-liku Mahasiswi yang Nyambi Kerja di Surabaya

Demi Biaya Kuliah, Nekad jadi Model Nude

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 23 Feb 2018 22:12 WIB

Demi Biaya Kuliah, Nekad jadi Model Nude

SURABAYAPAGI.COM, - Biaya hidup di kota metropolitan seperti Surabaya memang tak murah. Apalagi jika masih menyandang status anak kuliahan (mahasiswa). Uang saku dari orang tua, dirasa belum lah cukup. Sementara biaya kuliah juga tak murah, setelah memasuki era komersialisasi pendidikan. Kebutuhan uang lebih kian bertambah jika gaya hidupnya suka jalan-jalan, ngemall dan di nongkrong kafe. Nah, di saat kebutuhan membuncah, tak jarang berbuat nekad. Bagi mahasiswi, ada yang kecebur menjadi ayam kampus. Ada pula yang menjadi sales promotion girl (SPG, model nude hingga menawarkan open booking out (BO). Benarkah? ------------ Laporan : Firman Rachman ------------ Sore itu cuaca kota Surabaya tengah mendung. Namun, riuhnya kota metropolis tetap saja menggaung di jalanan tempat kami menemui salah seorang fotografer yang juga mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya. Sandy namanya. Kepada Surabaya Pagi, Sandy menggambarkan bagaimana kondisi pendidikan tinggi akhir-akhir ini. Tentu bukan saja soal biaya yang mahal, tetapi kehidupan pendidikan tinggi di dalamnya akibat dampak menjulangnya biaya pendidikan. "Mau kuliah memang butuh pengorbanan, setidaknya bagi orang menengah ke bawah seperti saya dan beberapa teman yang saya pikir cukup banyak merasakan hal sama. Industri menuntut strata satu untuk syarat penerimaan sebagai pekerja. Dan apa yang kami keluarkan untuk kuliah, belum tentu hasilnya sama, apalagi kalau dihitung angka," sambat Sandy kepada Surabaya Pagi, kemarin. Side Job Selain berkuliah, Sandy juga bekerja guna meringankan beban orang tua guna mencukupi biaya pendidikannya. Pria 24 tahun itu mahasiswa semester akhir jurusan manajemen di PTS Surabaya. "Saya sebagai fotografer, biasanya foto produk makanan dan beberapa kali juga ikut kompetisi fotografi, termasuk foto model," katanya. Meskipun bukan sebagai profesional, komunitas Sandy juga terdiri dari banyak forografer yang memang menekuni dunia fotografi sebagai profesinya. Lebih lanjut, Sandy membuka tabir lain sisi kehidupan kampus tempat ia berkuliah. Ia menyebut, ada beberapa teman perempuannya yang tersebar di berbagai fakultas terpaksa menjalani profesi sebagai lady escort (LC) hingga model bugil (nude). Maklum, Sandy memang tergolong mahasiswa yang banyak bergaul dengan kehidupan malam. "Pernah saya menyediakan model nude untuk komunitas pecinta nude photograph dan itu teman saya sendiri. Beda jurusan," ungkapnya. Sandy juga tak sembarang merekomendasikan teman-teman mahasiswinya. Hal itu, dikatakan Sandy hanya untuk teman-temannya yang memang butuh bantuannya tanpa menjual diri. "Dia sering butuh uang buat tambahan kuliah. Biasanya memang setiap komunitas punya perjanjian untuk tidak menyebarkan foto, karena murni buat koleksi pribadi. Tarifnya, sekitar Rp 2-3 juta per sesi dengan durasi 8 jam, daripada jual diri bro," imbuh Sandy. Di layar ponselnya, Sandy menunjukan beberapa pose foto model telanjang atau dengan pakaian minim yang diambil dari proses photoshoot tertutup. "Ini kita ambil di salah satu hotel bintang empat. Kebetulan saya diajak, biasanya yang moto itu udah pro semua bro, mereka patungan dan model tau berapa orang yang boleh hadir atau ikut photoshoot saat itu," terang Sandy. Kerja Instan Pendidikan mahal berdampak pada mahasiswa atau mahasiswi yang ekonomi orangtuanya pas-pasan. Sebut saja Mawar (bukan nama sebenarnya). Salah satu mahasiswi jurusan komunikasi di kampus swasta ini mengakui jika selain rutinitas kuliah, dirinya juga menjadi perempuan panggilan dengan sasaran laki-laki tajir. Modusnya, perempuan kelahiran Palembang itu rutin menyambangi klub malam bersama beberapa teman kuliahnya. "Dari situ kan kenalan, sama koko-koko (sebutan pemuda keturunan, red). Terus lanjut, kalau udah mabuk dibawa ke hotel, tapi tetap ada tarifnya. Bahkan kalau udah kenal gitu by phone bisa," aku Mawar saat ditemui di sebuah kafe di kawasan Surabaya timur. Perempuan yang awalnya mengaku takut dengan dunia malam, kini merasakan betapa mudahnya mencari uang meskipun dengan cara tak terhormat. Berbekal wajah yang cantik dan tubuh ideal, Mawar mengaku kini bisa membeli mobil dari hasil menjual diri, dan tentu untuk biaya kuliah dengan tarif satu juta perbulannya. "Awalnya saya kerja mas, dari Palembang kesini jadi SPG,terus disuruh ibu kuliah, dibiayain daftarnya doang, buat nyenengin orang tua saya pikir bisalah kerja sambil kuliah, nyatanya capek, biaya kuliah mahalterus gaya hidup sekitar saya juga tinggi, akhirnya terpaksa deh gitu. Diterusin keenakan, bisa kuliah sambil nyenengin diri mas, beli mobil. Kadang kirim uang ke ibu saya juga," selorohnya. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU