Daftar Perusahaan AS yang Gagal di China

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 23 Apr 2019 11:13 WIB

Daftar Perusahaan AS yang Gagal di China

SURABAYPAGI.com - Perusahaan e-commerce AS (Amerika Serikat) Amazon baru saja memutuskan untuk meninggalkan pasar marketplace China. Pilihan ini dibuat setelah bertahun-tahun kesulitan mengembangkan bisnis. "Kami memberi tahu seller bahwa kami tidak akan lagi mengoperasikan marketplace Amazon.cn dan kami tidak akan lagi menyediakan layanan penjual di Amazon.cn efektif 18 Juli," kata Amazon dalam sebuah pernyataan, Kamis (18/4/2019). Walaupun Amazon.cn ditutup. Saat ini, pelanggan di Tiongkok masih akan dapat membeli barang-barang dari AS, Jerman, dan Jepang melalui situs Amazon global yang lebih fokus pada penjualan antar negara. Bisnis cloud Amazon juga masih tetap beroperasi di China. Tetapi tidak hanya Amazon yang hengkang dari negeri tirai bambu ini. Berikut beberapa perusahaan yang menyerah di pasar China: 1. Uber Perusahaan berbagi tumpangan Uber yang juga bermarkas di AS. Pada 1 Agustus 2016, Uber meninggalkan pasar besar di China dan menjual bisnisnya seharga US$8 miliar ke Didi Chuxing kurang dari seminggu setelah regulator China mengesahkan berbagi perjalanan dalam kapasitas apa pun. 2. eBay Pada tahun 2004, eBay mulai masuk di China dan berencana untuk mendominasi pasar. Ketika eBay memasuki pasar China, pendiri dan CEO Alibaba, Jack Ma merasa khawatir bahwa "suatu hari nanti, eBay akan datang ke arah kita." Ma tahu betul bahwa tidak ada perbedaan yang jelas antara usaha kecil dan konsumen individu di Tiongkok. Sebagai strategi defensif, Ia memutuskan untuk meluncurkan situs lelang konsumen-ke-konsumen (C2C) Taobao yang bersaing, bukan untuk menghasilkan uang, tetapi untuk menangkis eBay agar tidak mengambil pelanggan Alibaba. EBay kalah karena lebih fokus pada produk sedangkan Alibaba sangat menguasai pasar dan fokus pada keinginan konsumen. 3. Groupon Gaopeng (upaya Groupon yang baru lahir di Cina) adalah kegagalan besar. Pada bulan September tahun 2011, selama 7 bulan terakhir Groupon telah mengumpulkan US$46,4 juta dalam kerugian bersih dengan pendapatan hanya US$2,1 juta. Sementara itu, sejumlah pesaing di wilayah tersebut memperkirakan profitabilitas dalam beberapa bulan. Pada akhirnya Groupon memilih mundur dari pasar China.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU