China Usut Korupsi Sejumlah Pejabat Tinggi Pemerintah

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 17 Jan 2019 08:25 WIB

China Usut Korupsi Sejumlah Pejabat Tinggi Pemerintah

SURABAYAPAGI.com - Tindakan tegas Presiden China Xi Jinping terhadap korupsi terus berlanjut. Yang terbaru, lembaga anti-korupsi Negeri Panda ini menggulirkan penyelidikan terhadap mantan pejabat tinggi provinsi Shaanxi. Sejak menjabat pada tahun 2012, Xi telah melancarkan perang terhadap korupsi dan telah berjanji tidak akan mereda sampai seluruh pejabat tidak berani, tidak bisa, dan tidak mau, menjadi koruptor. Komisi Pusat Inspeksi Disiplin China (CCDI) menyatakan Zhao Zhengyong (67 tahun), pimpinan Partai Komunis provinsi Shaanxi dari 2013 hingga 2016, diduga melakukan pelanggaran serius terhadap disiplin dan hukum yang berat. Lembaga publikasi keuangan Caixin mengatakan Zhao dituduh gagal menindaklanjuti enam instruksi dari Presiden Xi mulai tahun 2014, dalam sebuah kasus yang berpusat pada ratusan villa mewah yang dibangun secara ilegal di Shaanxi. Sebuah dokumenter dari lembaga tersebut pekan lalu menunjukkan rekaman dramatis dari kompleks villa yang luas yang diratakan menjadi puing-puing. Maret tahun lalu, China merombak garda terdepannya dalam perang terhadap korupsi dengan undang-undang untuk Komisi Pengawas Nasional, memperluas kekuasaan pengawas korupsi terhadap seluruh pegawai negara dan menempatkan metode penahanan dan interogasi yang kontroversial. Sejumlah analis melihat reformasi sebagai pelembagaan pertarungan korupsi, mewujudkan perubahan penekanan dari pembasmian terhadap korupsi dan musuh politik Xi menjadi penegakan instruksi dari kepemimpinan puncak dan menghukum kelalaian. Penyelidikan terhadap Zhao ini adalah "perwujudan nyata" dari "kemenangan luar biasa" dalam kampanye yang diumumkan oleh Xi pada bulan Desember, ungkap publikasi resmi CCDI, Rabu (16/1/2019), seperti dikutip Reuters. Zhao juga dituduh ikut campur dalam sengketa pertambangan batubara Shaanxi telah berlangsung selama satu dekade yang disorot bulan lalu. Dalam laporannya, Caixin menyebut seorang pembawa acara TV, Cui Yongyuan mengatakan bahwa Mahkamah Agung China telah kehilangan dokumen yang penting untuk kasus ini, Pernyataan Yongyuan tersebut memicu diskusi dan mendorong otoritas hukum teratas China, Komisi Politik dan Urusan Hukum Pusat, untuk membuka penyelidikan atas hilangnya dokumen tersebut. Dalam komentar yang dilakukan oleh kantor berita resmi Xinhua pada 2013, Xi mengatakan mengejar menangani "harimau" atau pejabat tinggi memiliki prioritas yang dalam pertempuran korupsi dengan menindak "lalat" atau pejabat tingkat rendah. Jk-02

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU