China Masih Hati-Hati Gunakan Kebijakan Moneternya

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 13 Agu 2019 16:40 WIB

China Masih Hati-Hati Gunakan Kebijakan Moneternya

SURABAYAPAGI.com - Otoritas moneter China akan mempertahankan kebijakan moneter dengan penuh kehati-hatian pada paruh kedua tahun ini, meskipun beberapa faktor eksternal dapat menambah tekanan pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan M2, ukuran luas pasokan uang yang mencakup kas dalam sirkulasi dan semua simpanan, melambat menjadi 8,1 persen pada akhir Juli, dan ini menjadi level terendah sejak Desember 2018, data ini sesuai dengan data dari Peoples Bank of China yang dirilis pada hari Senin. Pinjaman baru dalam mata uang yuan mencapai 1,06 triliun yuan ($ 150,06 miliar) pada Juli, dan ini turun dari 1,66 triliun yuan pada Juni dan 1,18 triliun yuan pada Mei, penurunan itu jatuh jauh dari ekspektasi analis. Total pembiayaan sosial, yang mencakup bentuk-bentuk pembiayaan di luar neraca seperti penawaran umum perdana dan pinjaman dari perusahaan trust, turun menjadi 1,01 triliun yuan pada Juli, dari 2,26 triliun yuan pada Juni, menurut laporan bank sentral. Semua indikator keuangan baru telah mengindikasikan sikap kebijakan yang hati-hati oleh bank sentral, tanpa pelonggaran moneter lebih lanjut sejak semester kedua kata analis. Dalam laporan kebijakan moneter triwulanan terbaru yang dikeluarkan, bank sentral mengatakan akan menjaga kebijakan moneter yang bijaksana "tidak terlalu ketat atau terlalu longgar" dan membuat penyesuaian secara tepat waktu dan moderat dalam periode Juli-hingga-Desember. Langkah-langkah juga akan diambil, untuk menjaga likuiditas pada tingkat yang wajar dan luas, sebagai "penyesuaian kontra-siklus" untuk menstabilkan pertumbuhan ekonomi pada bulan-bulan berikutnya, katanya. Bank sentral China tidak mengikuti beberapa bank sentral lain di seluruh dunia dengan menurunkan suku bunga. Lain dengan halnya China, Bank-bank sentral di Selandia Baru, Thailand dan India mengumumkan penurunan suku bunga lebih besar dari perkiraan pekan lalu, menyusul keputusan pemotongan suku bunga Federal Reserve AS, yang tengah bersiap-siap untuk memburuknya prospek ekonomi global. Untuk China, pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut tidak direkomendasikan karena tindakan yang telah diambil sudah mencukupi, masih berlaku, dan inflasi inti tetap berlabuh, kata laporan dari Dana Moneter Internasional yang dirilis pada hari Jumat di Washington.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU