Home / Pilpres 2019 : Surat Terbuka untuk Capres Jokowi-Prabowo, Peserta

Capres Jokowi, Terkesan tak Tahan Dikritik Capres Prabowo-Sandi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 12 Nov 2018 19:45 WIB

Capres Jokowi, Terkesan tak Tahan Dikritik Capres Prabowo-Sandi

Kritik mungkin tidak menyenangkan, tetapi perlu. Kritik memiliki fungsi yang sama dengan rasa sakit yang dirasakan oleh tubuh kita, yang memberitahukan pada kita bahwa kita sedang dalam keadaan yang tidak sehat. Jika dapat ditangani dengan baik, bahaya akan dapat dihindari, namun jika kita diamkan maka keadaan fatal bisa saja terjadi. (Winston Churchill) Yth Pak Jokowi-Pak Prabowo, Saya percaya Anda berdua mengerti tentang Winston Churchill. Dia adalah seorang pemimpin politik Inggris yang dikenal karena kepemimpinannya dari Britania Raya selama Perang Dunia II. Churchill adalah salah satu pemimpin yang memberi harapan bangsa putus asa pada hari-hari paling gelap dari Perang Dunia II. Sebelum terkenal dalam Perang Dunia II, Winston Churchill telah memiliki karir yang panjang di militer. Ia mulai di Kalvari pada tahun 1888. Selama karir militernya, Churchill melakukan perjalanan ke berbagai negara Kuba, Oldham, Sudan dan Afrika Selatan. Kunjungannya ini untuk kampanye militer. Karirnya sebagai politisi dimulai ketika ia memenangkan kursi di Oldham pada 1900. Dia telah memiliki keberhasilan relatif dalam panggung politik. Salah satu prestasinya adalah peningkatan Anggaran Rakyat. Peningkatan ini, karena dikenakan pajak terhadap orang-orang kaya. Atas konsepnya ini, era Churchill memimpin, negaranya memiliki uang untuk program-program kesejahteraan sosial. Karir politiknya dicatat pasang surut. Churchill pernah menjadi Menteri Keuangan Britania Raya pada tahun 1927. Kemudian diasingkan dari panggung politik. Churchill benar-benar mulai bersinar ketika dia kembali ke panggung politik selama awal Perang Dunia II. Sebagai Perdana Menteri, dia memimpin Inggris untuk melawan terhadap orang Jerman. Selain politisi, Churchill juga seorang seniman, sejarawan dan penulis. Ada karyanya memenangkan Hadiah Nobel Sastra Selama masa perang, kata-kata Churchill selalu memberi harapan bahwa Inggris benar-benar akan memenangkan perang. Berkat pidatonya, membuat seluruh rekannya percaya, bahwa mereka sebenarnya bisa memenangkan perang walaupun sebagian besar negara-negara Eropa sudah jatuh ke pasukan poros Jerman. Yth Pak Jokowi-Pak Prabowo, Kisah Churchill ini saya kutip agar bisa menginspirasi Anda berdua tentang gaya kepemimpinan . Churchil memberi contoh bahwa sebagai seorang pemimpin, pernyataannya kepada tim atau organisasi, dapat membuat dampak yang besar dalam hidup mereka. Menurut akal sehat saya, pengalaman Churchil ini menarik, karena dengan pernyataan-pernyataannya, ia dapat meningkatkan moral timnya. Termasuk dapat membawa kehidupan ke dalam situasi hidup sekaligus menanamkan keberanian untuk melawan. Akal sehat saya berkata Anda berdua pun bisa menjadi pemimpin yang membuat dampak. Pertama dengan memiliki iman. Kedua menanamkan iman yang sama kepada pengikut-pengikutnya. Selain menggunakan kata yang tepat. Ada salah satu pernyataan Winston Churchill Tentang Kepemimpinan. Tidak cukup jika kita hanya melakukan yang terbaik; terkadang kita harus melakukan apa yang diminta. Makna yang saya serap dari kata bijaknya ini bahwa tidak semua hal yang kita lakukan menurut kita terbaik, selalu mendapatkan pujian. Kadang, orang di sekitar Anda akan lebih tertarik memberikan kritik. Misal mantan menteri ESDM Sudirman Said dan Mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli, tidak memuju tetapi malah mengkritik kinerja tim Anda Capres Jokowi. Maklum, pujian menurut akal sehat saya, lebih mudah Anda terima daripada kritikan. Salah satu kritikan terhadap era kepemimpinan Anda adalah soal ekonomi. Bahkan dana kritiknya tidak hanya pedas, tetapi bernada menyerang. Padahal, adat orang jawa (bukan ningrat sekalipun) menganggap sebuah kritikan paling halus sekalipun bisa membuat seseorang merasa akit hati. Makanya, Anda Capres Jokowi, mengeluarkan pernyataan berdana emosi yaitu sontoloyo dan politik serta politisi gendruwo. Sementara Cawapres Anda, Maruf menuding pengkritik kebijakan Anda Jokowi adalah budek dan tuli. Yth Pak Jokowi-Pak Prabowo, Sebagai pembelajar ilmu hukum, saya berani mengatakan, sebuah kritik tidak mungkin dipidana, kecuali menghina. Apalagi terhadap Anda yang masih menjabat kepala Negara, penghina Anda bisa dikenai pasal penghinaan terhadap kepala Negara. Pasal ini diakomodasi ke dalam Rancangan Undang-undang KUHP (RKUHP). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kritik adalah masalah penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan. Sementara, menghina adalah menyinggung perasaan orang (seperti memaki-maki, menistakan). Malahan terkadang, sebuah kritik mengandung kenyataan pahit yang tak enak didengar dan bahkan bisa menyakitkan hati. Akal sehat saya mengatakan, sebuah kritikan tetaplah kritikan. Baik pedas dan terbuka maupun tertutup dan setengah menyengat. Substansinya, sebuah kritik mengandung kata-kata yang menyayat hati, tetapi tidak selalu sebagai hinaan. Tinggal bagaimana Anda Capres Jokowi menyikapi kritik-kritik yang dilontarkan oleh Anda Capres Prabowo dan Sandiaga, Cawapresnya. Akal sehat saya menyebut, kritik oleh sesama Capres, tidak mungkin dilayangkan tanpa sebab. Apalagi Capres Prabowo, lawan perseteru Anda dalam Pilpres 2014. Bahkan Capres Prabowo, pernah menduduki jabatan cukup tinggi di militer yaitu Komandan Kopassus dan Pangkostrad. Hal yang menurut akal sehat saya mengejutkan, Anda Capres Jokowi, malah merespon kritik dari Capres Prabowo, sebagai serangan. Ini yang menyedihkan. Akal sehat saya berbisik, mengapa Anda Capres Jokowi, tidak mencermin, merefleksi diri atau muhasabah? Sebagai petahana, respon Anda dengan mengeluarkan kata-kata sontoloyo dan politikus genderuwo, sepertinya Anda terpaku pada pedasnya kalimat dari Capres Prabowo dan Cawapres Sandiaga yang mengkritik Anda. Akal sehat saya berpesan, mengapa Anda Capres Jokowi, tidak berusaha untuk menerjemahkan pesan yang terkandung di dalam kritik Capres Prabowo. Syukur bisa, dijadikan cambuk bagi prestasi Anda, bila terpilih untuk kedua kalinya dalam Pilpres 2019. Soal kritik kepada seorang pemimpin, saya teringat pernyataan Winston Churchill : Kritik mungkin tidak menyenangkan, tetapi perlu. Kritik memiliki fungsi yang sama dengan rasa sakit yang dirasakan oleh tubuh kita, yang memberitahukan pada kita bahwa kita sedang dalam keadaan yang tidak sehat. Jika dapat ditangani dengan baik, bahaya akan dapat dihindari, namun jika kita diamkan maka keadaan fatal bisa saja terjadi. Makna yang saya serap dari pernyataan Churchill ini mengapa Anda Capres Jokowi yang selalu berbicara optimistis dan positive thinking, tidak berpikir tenang bahwa kritik itu perlu. Baik kritik konstruktif maupun non kritik konstruktif, sebagai orang jawa yang pernah kuliah di UGM, Anda mesti menyadari bahwa umumnya kritik bukan hal yang menyenangkan untuk dihadapi. Apalagi untuk penyelenggara Negara akal sehatnya sadar bahwa kritik itu harus ada selama menjadi pelayan rakyat Indonesia yang heterogen berjumlah 260 juta orang. Akal sehat saya mengatakan orang-orang yang berakal sehat selalu menerima kritik yang argumentatif. Mengingat, kritik dapat membantu Anda Capres Jokowi untuk lebih bersikap rasional dan logis daripada bersikap emosional dan reaktif. Ibu Toety Azis, pimpinan saya di Surabaya Post dulu, pernah menasihati saya, adalah wajib bagi seorang pemimpin untuk menyenangkan orang lain. Namun kadang keinginan baik juga bisa membuat seseorang kesulitan sendiri. Dan kritik menjadi salah satu pengingat semua orang berakal sehat bahwa tidak semua orang bisa dibahagiakan dengan kebaikan kita. Maka itu, saya sejak dulu disarankan tidak alergi dengan kritik. Pesan ini tampaknya relevan buat Anda Capres Jokowi. Pengalaman saya, tidak semua kritik itu menjatuhkan. Kritik dari Anda Capres Prabowo juga bisa sebagai pembangun Anda Capres Jokowi untuk lebih baik lagi. Pesan akal sehat saya kepada Anda Capres Jokowi, semakin Anda bersikap defense, semakin sakit yang Anda rasakan. Cobalah menerima kritikan dari Capres Prabowo beserta Cawapres dan tim suksesnya. Apalagi reaktif menangkis kritik dengan mengundang bupati se Indonesia ke Istana. Akal sehat saya malah menyaranka Anda untuk melakukan Komunikasi dengan Capres Prabowo, yang memberi Kritik. Tak salah Anda mengucapkan terimakasih atas masukan dan perhatiannya, sebelum debat publik yang disiarkan TV Swasta secara nasional. Bagi saya sebagai jurnalis, kritik-kritik yang dilontarkan Capres Prabowo dan Sandiaga, Cawapresnya, hasil dari menyimak berbagai liputan media TV, mainstream dan sosial, umumnya memiliki dasar dan alasan, bukan penghinaan. Dialog jelang debat publik yang saya sarankan, insha Allah bisa untuk memperbaiki kinerja Anda yang kurang dan lemah. Dan jangan berprasangka buruk menggunakan cara berpikir kebencian. Disamping itu, tim sukses Anda Capres Jokowi, saran saya juga bisa mengidentifikasi alasan dan bukti-bukti yang menyakinkan kritik Capres Prabowo terhadap Anda. Ini penting agar Anda menyadari kesalahan Anda selama empat tahun. Maklum, Anda adalah manusia, bukan nabi atau malaikat yang tidak pernah bersalah. ([email protected], bersambung)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU