Budidaya Lobster Air Tawar Bergairah di Era Pandemi Covid-19

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 23 Nov 2020 18:01 WIB

Budidaya Lobster Air Tawar Bergairah di Era Pandemi Covid-19

i

Caption : Budidaya lobster air tawar yang menggeliat di tengah pandemi covid -19.SP/DWI

SURABAYA PAGI.com, Mojokerto - Usaha budidaya lobster air tawar menjadi bisnis yang menggiurkan di tengah pandemi covid-19. Betapa tidak, di tengah kondisi ekonomi lesu, bisnis ini mampu memberi income yang luar biasa, berikut liputannya.

Menjadi pengusaha muda bukanlah cita-cita Ayu Nandita. Belia berusia 24 tahun asal Jalan Anjasmoro, Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto ini sejatinya memimpikan menjadi seorang dokter.  

Baca Juga: Dorong Daya Beli Masyarakat, Kejaksaan dan Pemkot Mojokerto Sinergi Gelar Bazar Sembako Murah

"Lulus SMA saya saat itu daftar kuliah kedokteran, tapi gagal," ujarnya, Senin (23/11/2020) siang.

Berbekal kegagalan tersebut, akhirnya membuat Ayu merubah pikirannya untuk menjadi wirausaha. Di tahun 2015, gadis berperawakan bongsor ini mencoba bisnis budidaya lobster air tawar.

"Dengan modal awal sebesar Rp. 5 juta, saya beli benih lobster sebanyak 500 ekor di Solo. Dan sialnya percobaan pertama saya gagal total, benih mungil itu banyak yang mati dan hilang akibat di kanibal lobster itu sendiri," keluhnya.

Gagal di percobaan pertama, tak membuat Ayu patah semangat. Ia lantas mencoba lagi membeli bibit serupa sebanyak 100 ekor. Dan walhasil, di percobaan kedua ini, Ayu mulai bisa memetik hasil atas jerih payahnya.

"Benih lobster yang saya kulak itu saya jual kembali, dari situlah saya sudah bisa meraih untung. Dan labanya saya putar kembali untuk membeli berbagai bahan untuk membuat kolam ternak lobster," urainya.

Baca Juga: Terciduk Edarkan Pil Double L 1.600 Butir, Dua Pemuda di Mojokerto Berhasil Diamankan

WhatsApp_Image_2020-11-23_at_17.03.29WhatsApp_Image_2020-11-23_at_17.03.29

Setelah terus menggeluti usaha ini, jebolan SMA Taman Siswa Kota Mojokerto ini baru memetik hasilnya setahun kemudian. Di tahun 2016, putri pasangan Yulita Hari Listyowati dan Alm. R. Edi Prastowo ini mampu menggaet ribuan mitra bisnisnya.

"Sampai dengan hari ini sudah ada 1320 orang mitra yang tersebar di seluruh indonesia. Bahkan ada yang dari Papua dan Sumatera," ujarnya.

Ayu menyebut, budidaya lobsternya ini tak goyah dihimpit pandemi. Bahkan ia mengaku omsetnya naik drastis hingga tiga kali lipat saat musim corona. Ia mengaku dalam sebulan ia berhasil meraih untung hingga Rp. 200 juta.

Baca Juga: Pasar Takjil Ketidur, Upaya Pj Wali Kota Ali Kuncoro Promosikan Aneka Kuliner Kota Mojokerto

"Sebelum corona omset saya hanya berkisar 75 juta hingga 100 jutaan saja, tapi saat pandemi omsetnya malah naik menjadi 200 jutaan," bangganya.

Ia mengatakan, banyaknya korban PHK di Indonesia saat pandemi menjadikan bisnis ini mulai di lirik konsumen. Karena sejatinya bisnis ini tak perlu modal dan lahan besar, tapi hasilnya luar biasa besar. 

"Di lahan sempit berukuran minimal 1 x 1 meter pun bisa dikerjakan. Asal pola perawatannya benar, pasti hasilnya sangat luar biasa. Karena harga lobster juga tidak murah, per kilo bisa mencapai 100 ribu hingga 200 ribu," ungkapnya. dwy

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU