Bos Facebook Rugi Rp218 Triliun

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 17 Des 2018 17:46 WIB

Bos Facebook Rugi Rp218 Triliun

SURABAYAPAGI.com - Tahun 2018 tidak menjadi masa keberuntungan pendiri raksasa media sosial Facebook Mark Zuckerberg. Dalam tahun ini Zuckerberg terlilit banyak masalah besar seperti peretasan pemilu hingga pencurian data akun pengguna. Kondisi ini membuat perusahaannya merugi hingga USD15 miliar (Rp218,77 triliun). Bahkan pada tahun ini Zuckerberg tercatat sebagai orang kaya yang paling merugi di antara 500 miliarder dunia. Kekayaan Zuckerberg yang kini berusia 34 tahun tersebut diketahui menurun dari USD75 miliar (Rp1.093 triliun) menjadi USD57 (Rp831 triliun). Tak hanya dilanda skandal peretasan pemilu dan pencurian data pengguna, Facebook juga dihadapkan pada manajemen yang amburadul. COO Facebook Sheryl Sandberg sebelumnya menghadapi pemeriksaan terkait isu peretasan yang dilakukan Rusia dan penyalahgunaan data. Dia membantah adanya interferensi Rusia pada Pemilu Presiden 2016 melalui Facebook dan pencurian data pengguna. Sandberg juga membantah dirinya melarikan diri dari tanggung jawab tersebut. Dalam perkembangannya Zuckerberg mengakui kesalahan pada perusahaannya yang tidak proaktif untuk mencegah pelanggaran tersebut. "Ketika kita mendengar dari Cambridge Analytica yang dikatakan kepada kita bahwa mereka tidak menggunakan data dan menghapusnya, kita menganggap kasus itu ditutup," kata Zuckerberg kepada Kongres AS. "Sebagai retrospeksi, itu adalah jelas sebuah kesalahan," tandasnya. Saat itu saham Facebook pada nilai USD217,50 per saham langsung turun menjadi USD144,06 per saham. Kerugian besar tersebut sebagai hal terburuk pada sejarah nilai saham di bursa AS. Saat itu Zuckerbeg mengalami kerugian sekitar USD15,9 miliar. Beberapa hari kemudian dia kembali merugi hingga mencapai USD2,2 miliar. Di tengah prospek yang buruk pertumbuhan nilai saham tersebut, banyak investor kemudian mulai meninggalkan Facebook. Untuk mempertahankan nilai saham, Zuckerberg menyatakan perusahaan telah menganggarkan keamanan jaringan guna mencegah skandal terdahulu terulang. Selanjutnya pada November lalu, New York Times melaporkan COO Facebook Sheryl Sandberg yang terlibat dalam banyak skandal. Sandberg diduga melakukan kebohongan dengan pengabaian peretasan yang dilakukan institusi Rusia. Dia juga dinilai mengabaikan penyalahgunaan data oleh Cambrige Analytica dan pemanfaatan data perusahaan untuk miliarder liberal George Soros. Selain itu Facebook juga dikritik oleh para pakar PBB karena tidak mampu menghentikan penyebaran ujaran kebencian yang menyebabkan genosida di Myanmar. Itu menjadikan wajah Facebook semakin tercoreng. Kerugian besar yang dialami Facebook itu tak ayal menjadikan Zuckerberg sebagai miliarder yang merugi di antara 500 miliarder versi Bloomberg Billionaires Index. Dia menduduki peringkat keenam pada posisi tersebut. Adapun pengusaha suku cadang mobil asal Jerman George Schaeffler menduduki peringkat kedua miliarder paling merugi tahun ini. Schaeffler mengalami kerugian USD13,8 miliar. Faktanya, bagi Facebook, 2018 memang sangat berbeda dengan 2017. Pada 2017, Facebook banyak berubah dan berinovasi. Perubahan, inovasi, dan kreativitas merupakan roh dalam setiap langkah Facebook. Tanpa ketiganya, Facebook meyakini akan ditinggalkan para penggunanya. Tak mengherankan saat 2017 lalu, Facebook menghadirkan Facebook AR (Augmented Reality) Studio. AR merupakan realitas tertambah, yakni teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan/ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi, lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata. Platform aplikasi AR digunakan untuk publik pada Desember lalu. Pada 2018 Zuckerberg menegaskan Facebook akan memperbaiki berbagai isu dan meningkatkan pengalaman bagi penggunanya dalam waktu 365 hari. Isu negatif yang akan diperbaiki itu adalah bahwa Facebook merupakan media penyebaran berita palsu, penyebar ujaran kebencian, dan dianggap sebagai media sosial yang mampu memecah belah bangsa. Resolusi perbaikan Facebook pun dimasukkan dalam resolusi tahunan Zuckerberg yang disampaikan pada Januari lalu. "Kita saat ini membuat banyak kesalahan sehingga memaksa kita untuk membuat kebijakan dan melakukan pencegahan penyalahgunaan fitur Facebook. Jika kita sukses tahun ini melakukan perbaikan, pada akhir 2018 Facebook akan tampil lebih baik," janji Zuckerberg. sd

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU