Saat ini demam Machfud Arifin tengah melanda partai-partai di Surabaya. Namun, sebagai pemantik pertama langkah koalisi, perhelatan deklarasi tersebut layak diacungi jempol.
Bisa jadi mereka (partai) merapat karena tidak mau ketinggalan momentum dan komunikasi politik Pak Machfud Arifin lebih cair.
Sementara, bagi partai-partai dengan jumlah perolehan kursi parlemen di bawah lima, momentum itu menjadi penting. Pasalnya, hal itu bisa memaksa partai-partai dengan perolehan jumlah kursi parlemen 5, dapat merapat.
Saya pikir NasDem dan PKS jika salah satunya merapat ke Pak Machfud, maka akanhead to head dengan PDIP dengan asumsi calon independen tidak ada yang lolos. Saya pikir akan dinamis dan partai-partai akan lebih cepat membangun koalisi. Minimal, membangun poros baru.
Meski begitu, potensi poros baru atau poros ketiga, ini semua sangat bergantung pada Partai Golkar. Apakah partai beringin tersebut dapat mengandeng PSI atau PKS.
Nanti kalau tidak bisa berkoalisi poros baru, maka koalisi Machfud Arifin berpotensi kian gemuk.
Hanya saja, jika melihat gerakan Golkar dan PSI yang masihwait and see sekarang, maka poros ke-3 dinilainya sulit untuk diwujudkan. Soalnya, harus ada komunikasi politik yang progresif untuk bisa mencapai syarat 10 kursi.
Soalnya, partai politik tidak bisadiem-dieman. Mereka harus bergerak dan lebih aktif jika ingin mewujudkan poros ke-3. Butuh kesungguhan dan effort yang tinggi untuk membangun poros baru. Dan semua itu masih mungkin dilakukan.
Sementara itu, pernyataan Machfud Arifin dalam acara deklarasi lima partai itu mengaku pada mulanya tidak punya niat maju. Tapi atas desakan Pak De Karwo dan Dahlan Iskan, akhirnya Machfud Arifin bersedia. Seperti yang sudah diketahui, Pak De Karwo merupakan mantan gubernur Jatim, sementara Dahlan Iskan adalah mantan Menteri BUMN.
Menurut saya, dua nama tokoh tersebut, baik Pakde Karwo dan pak Dahlan masih punya cukup pengaruh bagi warga pemilih. Masih dihormati di Surabaya dan Jatim. Jadi, endorsment-nya jelas punya efek.rga
