Home / Peristiwa Nusantara : Benda Mirip Bom Molotov Ditemukan Rombongan Bus Sa

“Billahi Itu Bukan Milik Kami, ini Fitnah…”

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 21 Mei 2019 09:16 WIB

“Billahi Itu Bukan Milik Kami, ini Fitnah…”

Firman Rachman, Hendarwanto Tim Wartawan Surabaya Pagi Menjelang gerakan people power pada 22 Mei 2019 besok, Polda Jatim terus menekan adanya pergerakan dari Jatim ke ibukota Jakarta. Buktinya, Senin (20/5/2019) kemarin, hasil sweeping, ditemukan barang mencurigakan yang diduga bom Molotov di dalam minibus jenis Elf, di Jembatan Suramadu. Minibos Elf itu membawa 54 santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Misdat, Lenteng, Kecamatan Proppo, Pamekasan. Irjen Pol Luki Hermawan Kapolda Jatim mengungkapkan, petugas menemukan empat buah botol bekas yang menyerupai bom molotov. Botol tersebut berisi minyak tanah lengkap dengan sumbu di ujungnya. Botol ini ditemukan terbungkus plastik dan berada di bagasi mobil. "Ini baru saja diamankan sekitar pukul 13.00 WIB di Suramadu. Kita lihat benda yang mencurigakan dan ini lagi didalami oleh tim penyidik. Kalau saya lihat, memang bau botolnya berbau minyak tanah, semacam bom molotov. Tapi masih kita dalami," kata Luki. Luki menambahkan, saat ini masih dilakukan pemeriksaan terhadap temuan barang yang mencurigakan diduga bom api molotov itu. Selain menyelidiki asal muasal barang tersebut, polisi juga tengah memeriksa pimpinan dari rombongan itu. Adapun tujuan dari ketiga mobil tersebut, Luki menyebutkan bahwa mereka memang berencana akan berangkat ke Jakarta. Namun, temuan ini masih didalami lebih lanjut. "Nantinya akan diperiksa satu persatu dari mana asal barang tersebut. Silahkan dari Dirkrimum nanti menjelaskan, setelah dilakukan pemeriksaan," kata dia. Bukan Milik Santri Sementara itu, salah seorang dari rombongan tersebut membantah kalau barang yang diduga bom molotov itu berasal dari mobil yang mereka gunakan. Di hadapan Kapolda, dia mengaku sudah mengimbau anggota atau santrinya untuk tidak membawa apapun. Bahkan dia juga memastikan, selama perjalanan mobil sudah melewati beberapa pemeriksaan dan tidak ada masalah apapun. Dia meyakini barang tersebut bukan dari anggotanya. "Empat kali gak ada apa-apa gak ada masalah. Bahkan saya dikawal. Seandainya ini ada, daritadi pastinya saya sudah bau. Saya sudah pastikan, semua anggota itu sudah saya minta untuk gak bawa apa-apa. Billahi kami tidak tahu, apa ini semacam fitnah kami juga gak tahu," terangnya. Jemput Kiai di Juanda Wasil (27) sopir salah satu mobil pun juga membantah, kalau rombongan santri yang dibawanya itu bukan hendak ke Jakarta. Melainkan akan menuju Bandara Juanda untuk menjemput Kiai Karrar. "Gak ke Jakarta, ini mau ke Bandara Terminal 2, mau jemput Pak Kiai Karrar. Ini kan santrinya semua tiga mobil," kata dia. Terkait barang yang diduga bom molotov itu, Wasil pun juga mengaku tidak tahu. Mobil yang dikemudikannya bukan miliknya, dan ia hanya bertugas sebagai sopir. "Saya gak tahu, ini kan mobilnya rental jemput santri. Jadi saya gak periksa mobil. Rencananya mau ke Juanda dan jam 5 sore kita pulang. Ya tadi diperiksa di Sampang dan Suramadu," kata dia. 26 Warga NTT Diamankan Sebanyak 26 orang penumpang Bus Lorena tujan Jakarta diamankan polisi dalam pemeriksaan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. 26 penumpang yang diduga massa people power itu berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Para penumpang itu diperiksa satu-persatu oleh personel gabungan Polri dan TNI pada Minggu (19/5/2019) malam. Para penumpang itu diamankan karena diduga hendak mengikuti aksi 22 Mei 2019 di Jakarta. Kapolres Banyuwangi, AKBP Taufik Herdiansyah Zeinardi mengatakan, dalam razia kali ini, selain menyasar minuman keras juga untuk mengantisipasi gerakan massa menuju ke Jakarta yang akan mengikuti aksi 22 Mei tersebut. Dari hasil pemeriksaan, 26 penumpang itu berasal dari Kabupaten Sumba Barat, NTT dengan tujuan Jakarta akhirnya diamankan berikut Bus Lorena bernopol B 7116 PGA beserta sang sopir. Mereka diamankan ke Mapolres Banyuwangi. Saat diperiksa, jawaban antara satu dengan yang lain berbeda-beda. Demikian halnya dengan koordinator rombongan tersebut. "Kita bawa 26 penumpang ini ke Mapolres Banyuwangi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," kata Taufik. Dari pemeriksaan sementara, diketahui rombongan tersebut ada yang mengorganisir. Sehingga untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, mereka akan diperiksa secara intensif. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU