Bermodal Melamun, SP Ciptakan Ratusan Lukisan Mahal

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 25 Jul 2018 11:07 WIB

Bermodal Melamun, SP Ciptakan Ratusan Lukisan Mahal

SURABAYAPAGI.com, Mojokerto - Pelukis tanpa identitas, itu adalah gelar yang disematkan kepada Ahmad Sopo Nyono. Pria kelahiran tahun 1965 ini melukis tanpa mau dibatasi oleh jenis aliran. Baginya, apa yang dianggap indah , akan ditelurkannya menjadi karya seni yang indah dipandang penikmatnya. Berikut liputannya. Menjadi pelukis sekaligus menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) sudah dilakoni SP sejak tahun 1990 lalu. Ia harus rela menanggalkan sedikit kreatifitasnya untuk menjadi abdi negara di lingkungan Pemerintah Kabupaten Mojokerto. "Paling bisa melukis pas hari libur kerja sabtu dan minggu, selebihnya ya saya ngantor," ujarnya. SP mengaku dengan menjadi pegawai dirinya tak bisa leluasa bermain kuas diatas kanvas, ia harus menunda berkreasi menungu waktu libur tiba. Dengan hanya bermodal dua hari libur kerja, SP mampu menciptakan lukisan hingga ratusan jumlahnya. "Satu lukisan bisa rampung seminggu, maklum tunggu waktu longgar baru bisa garap," terangnya. SP menyebut lukisan hasil karyanya banyak diminati kolektor dari Bali dan Kalimantan. Lukisan itu dibeli dengan harga berkisar Rp. 2,5 juta hingga Rp. 11 juta, tergantung tingkat kesulitan karyanya. "Kemarin lukisan yang saya buat tahun 1992 menggunakan coretan dari tanah genteng laku seharga Rp. 11,5 juta, yang beli orang dari Bali," ujarnya. Pelukis jebolan Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Jakarta ini juga tak mengeluh jika lukisannya dijual kembali dengan menggunakan nama orang lain. Baginya, ia sudah diberi karunia imajinasi yang tak terbatas. Jadi dirinya masih bisa berkarya menciptakan lukisan baru lagi. "Saya pernah tahu lukisan saya di beri kode nama lain, tapi itu gak masalah bagi saya. Karena toh lukisan itu sudah di beli, jadi terserah mereka mau diapakan," jawabnya. Ditanya terkait kecenderungan aliran lukisannya, bapak lima anak ini menyebut jika ia adalah pecinta keindahan. Jadi apa yang menurutnya indah, ia akan menelurkannya menjadi sebuah lukisan sesuai dengan apa yang ada di imajinasinya. "Kalau imajinasi yang muncul realistik ya lukusannya berwujud realistik, sebaliknya kalau munculnya abstrak ya di lukis abstrak," ujarnya. Bagi warga Trowulan ini, seni adalah keindahan dan harus selalu ada perubahan. Tak pelak, pria yang juga akrab dipanggil Mbah Gabus ini pantang meniru atau menjiplak karya seni milik orang lain. "Seniman sejati itu biasanya gengsinya tinggi. Jadi sangat memalukan bagi mereka jika karya seninya dibilang menjiplak milik orang lain," ujarnya. SP mengaku, seniman diberi anugerah imajinasi yang tak terbatas. Apa yang dilihat, didengar dan dirasa bisa ditelurkan menjadi karya seni. "Intinya buat apa menjiplak karya lukis orang lain, sedangkan apa yang ada dalam imajinasi kita isinya luar biasa sekali jika di eksplore," pungkasnya. dw

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU