Home / Surabaya : Pesan Ramadhan (5)

Berlatih Lawan Hawa Nafsu

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 09 Mei 2019 22:49 WIB

Berlatih Lawan Hawa Nafsu

Sepekan ini, banyak ulama berceramah tentang bulan puasa sebagai momen untuk berlatih melawan hawa nafsu. Bulan Puasa juga disebut bulan untuk melakukan jihad termasuk perang di bumi nusantara yang damai. Apakah aksi demo yang semula dinamakan people power di depan kantor Bawaslu dan KPU Jakarta dan berlangsung damai tanpa ada kegiatan anarki, peserta aksi demo termasuk berlatih melawan hawa nafsu? Walahualam. Mengapa? Pertama, sebelum aksi, penginiasi aksi people power Kivlan Zen, sudah berpidato yang agitatif dan diviralkan. Diantaranya meminta Paslon 01, Jokowi-Maruf, diskualifikasisebagai pemenang Pilpres 2019. Kedua, peserta aksi tidak sampai ribuan dan jutaan seperti kegiatan 212. Ketiga, aparat keamanan Polri dan TNI menurunkan ribuan pasukan berserta alat beratnya. Keempat, saat aksi, baik Eggi maupun Kivlan, dilarang masuk ke KPU dan Bawaslu. Padahal semula keduanya ingin memaksa petugas untuk bisa masuk ke Bawaslu, menyampaikan laporan kecurangan. Apakah kegiatan Eggi dan Kivlan termasuk perbuatan jihad melawan hawa nafsunya? Makna sempit jihat kadang diterjemahkan peperangan dalam praktek berbangsa. Hal ini oleh sebagian ulama dianggap menyalahi makna subtantif jihad itu sendiri. Para ulama besar menyebut jihad bermakna perang hanya dilakukan untuk mencapai perdamaian, bukan untuk merusak kondisi damai. Karena itulah, momentum jihad dalam Ramadan ini harus dimaknai sebagai latihan untuk berjuang melawan musuh yang lebih berat. Apa? Yaitu perang melawan musuh yang tidak nyata. Peran semacam ini jauh lebih sulit ketimbang melawan musuh yang nyata. Maknanya, musuh tidak nyata itu adalah hawa nafsu dan diri kita sendiri. Hawa nafsu bisa memalingkan pekerjaan baik menjadi tidak baik bahkan menjadi sia-sia. Ini karena menggunakanm hawa nafsu termasuk mengerjakan bukan demi Allah. Hawa nafsu sukar dideteksi karena terkait gejolak hati dalam diri. Wajar jika Rasul SAW mengatakan peperangan hawa nafsu sebagai perang besar. Saking sulitnya manusia memerangi hawa nafsu, Islam pun memberikan momentum penting bagi umatnya untuk berlatih melawan hawa nafsu. Nah, bulan Ramadan merupakan pintu masuk jihad yang seutuhnya. Di bulan ini umat Islam diajari berjihad dengan harta melalui zakat dan memperbanyak shadaqah. Pada bulan ini umat Islam diajari berjihad melalui ilmu melalui tadarus dan aktifitas keilmuan lainnya. Dandi bulan ini umat Islam diajari berjihad melawan hawa nafsu, sebagai perang besar antara kebaikan dan keburukan. Di bulan ini nafsu manusia tidak dihilangkan, tetapi dikendalikan. Syarat mutlak seseorang mencapai kemenangan adalah ketika ia mampu menaklukan diri sendiri atau hawa nafsunya. Maka, ujian untuk mencapai kemenangan yang berupa ampunan, rahmat dan barakah bulan Ramadan adalah ketika kita umat Islam mampu menaklukan dan mengendalikan nafsunya. *) Penulis adalah Pembelajar Agama Islam secara Otodidak

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU