Home / Pilpres 2019 : Meski Tol Suramadu Digratiskan Mulai Hari ini

Belum Tentu Pilih Jokowi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Sabtu, 27 Okt 2018 08:41 WIB

Belum Tentu Pilih Jokowi

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Hari ini, Sabtu (27/8/2018), Presiden Joko Widodo (Jokowi) melanjutkan roadshow ke Surabaya dan Madura, setelah kemarin berkunjung ke Madiun. Rencananya, calon presiden (capres) nomor urut 01 itu bakal meresmikan pembebasan tarif Tol Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu). Keputusan Jokowi ini masih menuai polemik, lantaran penggratisan Tol Suramadu dilakukan berdekatan dengan Pilpres 2019. Padahal usulan Tol Suramadu gratis sudah pernah dilontarkan Gubernur Jatim maupun elemen masyarakat Madura. Menariknya, sejumlah pengendara yang dimintai pendapatnya, mereka mendukung penggratisan itu. Namun mereka belum tentu akan memilih Jokowi-Maruf Amin di Pilpres nanti. ------ Mulyadi, misalnya. Warga Soca, Bangkalan yang juga tinggal di Taman Pondok Indah Surabaya ini mengatakan dirinya terbantu dengan kebijakan Jokowi yang menggratiskan Tol Suramadu. Sebab, dalam seminggu, Mulyadi bisa pergi pulang sebanyak 4 sampai 5 kali untuk mengirim barang ekspedisi. Kini Mulyadi tak perlu lagi mengeluarkan uang tambahan untuk melintas jembatan Suramadu. "Dulu seminggu biasanya saya keluarkan 120 sampai 150 ribu. Sekarang kan gratis, tentu sebulan bisa hemat Rp 600 ribu mas," cerita Mulyadi kepada Surabaya Pagi, Jumat (26/10/2018) siang. Ia berharap keputusan tersebut akan berdampak meningkatnya perekonomian warga Madura. Sebab, ia melihat masih banyak warga Madura yang enggan pergi langsung ke Surabaya untuk berdagang. "Kalau dulu kan ndak berani, takut rugi jika dagangannya tidak laku. Kalau sekarang saya yakin pedagang-pedagang di Madura banyak ke Surabaya berjualan secara langsung," tambah Mulyadi. Hal senada dikatakan Faisol. Warga asal Bangkalan ini mengatakan dirinya yang selama ini bekerja di Surabaya, memilih pulang pergi dari Bangkalan ke Surabaya. Begitu pula sebaliknya. Setiap bulan, Faisol mengeluarkan uang sebesar Rp 900 ribu untuk perjalanan pulang dan pergi melewati Tol Suramadu. "Kalau sekarang saya bisa hemat Rp 900 ribu karena sudah gratis," ucap Faisol. Digratiskannya Tol Suramadu, menurutnya, akan menambah daya pikat wisatawan berkunjung ke pulau garam tersebut. Ini menjadi peluang warga Madura mendirikan usaha. "Kalau banyak wisatawan datang, berarti ada peluang usaha yang berarti bisa menambah perekonomian warga," tukas Faisol. Mengenai Pemilu 2019, Faisol mengatakan tidak bisa ditentukan dengan digratiskanya Tol Suramadu. "Kalau milih di Pilpres, warga sesuai hati masing-masing. Kalau pak Jokowi bisa mendekati warga Madura, mungkin akan dipilih," sebut dia. Hal berbeda disampaikan Amrianton, warga asal Soca, Bangkalan. Ia mengatakan meski Tol Suramadu digratiskan, akan tetapi tidak semua warga Madura akan memilih Jokowi. Sebab, masyarakat Madura sudah mulai cerdas. Keputusan Jokowi menggratiskan Tol Suramadu sudah pernah disuarakan masyarakat Madura. "Hanya saja sekarang diresmikan Jokowi. Itu rencana (Tol Suramadu gratis, red) sudah lama, pasti warga juga tau kalau itu pencitraan capres," ungkap Amri. Sebelumnya, awal Maret 2016, pemerintah melalui Kementerian PUPR memotong 50 persen tarif tol yang diresmikan pada Juni 2009 itu. Pada waktu bersamaan, tarif tol untuk roda dua juga dibebaskan. Saat ini, tarif tol yang berlaku di Suramadu untuk golongan I (sedan, jip, pickup/truk kecil dan bus) Rp 15.000. Lalu golongan II (truk dengan dua gandar) Rp 22.500, golongan III (truk tiga gandar) Rp 30.000, golongan IV (truk empat ganda) Rp 37.500, serta golongan V (truk lima gandar atau lebih) Rp 45.000. Potensi Kejahatan Terpisah, Josan Rosa warga Surabaya mengatakan digratiskannya jembatan Suramadu memang menguntungkan warga Madura. Tak terkecuali para pelaku aksi kejahatan. Jika tak diimbangi pengawasan yang ketat dari aparat kepolisian, tentu hal tersebut akan membawa petaka bagi warga. "Itu yang untung pastinya lebih banyak para pelaku aksi kejahatan. Mereka bisa menjual mobil entah kredit macet atau hasil curian ke Madura tanpa dicek STNK," katanya. Sementara itu, Jainal Abidin warga Surabaya yang tak jauh dari Jembatan Suramadu mengatakan digratiskannya tol tersebut tidak akan berimbas dengan perekonomian warga Madura. Terutama di sektor pariwisata. Sebab, banyak wisatawan yang takut dengan tindakan kriminal seperti begal di kawasan Madura. "Seharusnya itu bukan jembatannya yang digratiskan, tapi keamanan di Madura harus diperketat. Soalnya marak begal di sana mas. Mana mau wisatawan ke sana kalau keamanannya lemah," papar Abidin. Khawatir Pencurian Abidin menambahkan, jika digratiskan, ia beranggapan jika perawatan jembatan akan berkurang yang nantinya bisa menyebabkan jembatan ambruk. "Dulu aja pernah dicuri bautnya. Kalau ndak bayar, apakah petugas yang melakukan pengawasan akan tambah masksimal. Kalau ndak maksimal perawatannya bisa-bisa ambruk mas," tambah Abidin. Terpisah, Humas BPWS (Badan Pengembangan Wilayah Suramadu) Faisal Yasir Arifin mengatakan digratiskannya jembatan Suramadu tidak akan membuat perawat ataupun pengawasan berkurang. Sebab, biaya operasional yang digunakan untuk perawatan berasal dari APBN. "Kalau perawatan kami pastikan akan sama, tidak berkurang. Justru ditingkatkan. Untuk biaya operasional akan diberikan dari pemrintah pusat," kata Faisal. Ditanya terkait warga yang takut akan lemahnya pengawasan karena sudah gratis hingga menyebabkan pencurian baut atau lainnya seperti beberapa tahun lalu, Faisal menjelaskan jika kejadian tersebut dipastikan tidak akan terjadi. Sebab, kini BPWS bekerja sama dengan anggota Kopaska dari Armatim untuk melakukan pengawasan. "Itu dulu mas, sekarang kan sudah kerja sama dengan angkata laut. Jadi itu bisa meminimalisir aksi kejahatan para pelaku yang ingin mencuri di jembatan," tandas Faisal. Kucurkan 190,9 Miliar Selain akan menggratiskan Jembatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya dengan Madura, pemerintah pada tahun 2019 juga akan menggelontorkan anggaran untuk pengembangan kawasan Suramadu. Berdasarkan data Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS), dana yang diperuntukkan bagi program percepatan pengembangan wilayah Suramadu yang dianggarkan dalam APBN 2019 sebesar Rp 190,93 miliar. Sesuai pagu alokasi anggaran BPWS 2019, anggaran untuk percepatan pengembangan wilayah Suramadu Rp 190,93 miliar, ujar Deputi Perencanaan BPWS, Agus Wahyudi, Jumat (26/10). Rencananya, dana itu akan digunakan untuk menjalankan 4 program prioritas. Program pertama yakni untuk pengadaan lahan dan pembangunan infrastruktur di kawasan wisata pesisir sisi barat Kawasan Kaki Jembatan Suramadu (KKJSM). Kemudian program kedua adalah pembangunan jalan pendekat menuju overpass KKJSM. Lalu program ketiga ialah pembangunan desain interior anjungan Madura sebanyak 4 unit, dan pusat informasi Madura di rest area. Jembatan Suramadu. Terakhir, pengadaan dan pemasangan lighting di Jembatan Suramadu. Bantah Politis Sementara itu, Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin membantah penilaian kebijakan Tol Suramadu gratis oleh Presiden Jokowi disebut sebagai politis. Menurut Erick, kebijakan itu murni kebijakan presiden untuk rakyatnya. "Saya tidak melihat begitu ya, kalau seorang presiden selalu ingin melakukan (suatu kebijakan). Contoh kemarin habis Para Games bagaimana beliau memperhatikan tadi masyarakat disabilitas harus mendapat perhatian khusus. ya itu kan bagian dari kerja seorang presiden," kata Erick di acara peresmian Rumah Aspirasi JKSN (Jaringan Kiai Santi Nasional) untuk pemenangan Jokowi-Maruf di Jalan Diponegoro No 9 Surabaya, Jumat (26/10) kemarin. Ia mengatakan masyarakat harusnya juga bijak dalam menilai dan tidak melulu menganggap langkah Jokowi untuk masyarkat dalam masa kampanye ini dilakukan untuk langkah yang sifatnya politis. "Kalau semua keputusan beliau dianggap politis akan sulit kaarena memang beliau presiden terpilih dan masih bergerak saat ini," tegasnya. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU