Begini Perekonomian China Saat Ini

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 14 Nov 2019 16:14 WIB

Begini Perekonomian China Saat Ini

SURABAYAPAGI.com - Beijing Melihat kondisi pelik perang perdagangan saat ini, ekonomi China masih berumorkan kemrosotan yang berarti. Dilihat dari sekrot industry, produksi industri China tumbuh melambat pada bulan Oktober. Produksi industri hanya naik 4,7% secara year on year pada bulan lalu. Menurut data yang dirilis Biro Statistik Nasional China. Pertumbuhan produksi China saat ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan prediksi yang meramalkan produksi indutri meningkat 5,4% secara tahunan. Prediksi yang mbeleset itu dibuktikan dengan kondisi sektor lain yang juga melambat secara signifikan. Pertumbuhan penjualan ritel mencapai level terendah dalam 16 tahun terakhir. Penjualan ritel naik 7,2% secara tahunan pada bulan Oktober. Angka ini sama dengan posisi April lalu yang merupakan level terendah dalam 16 tahun terakhir. Pertumbuhan penjualan ritel ini lebih rendah daripada ekspektasi pasar yang sebesar 7,9%. Selain sektor diatas, ada indicator atau bukti lain yang menandakan penururan aktivitas ekonomi China yakni investasi. Investasi aset tetap melambat menjadi 5,2 persen sepanjang 10 bulan pertama tahun ini. Raihan tersebut lebih rendah dari proyeksi 5,4 persen sekaligus adalah yang terendah sejak perhitungan data dilakukan pada 1998. Data terbaru ini membentuk bukti lebih lanjut bahwa upaya para pembuat kebijakan untuk mengerem perlambatan ekonomi belum mampu menanggulangi dampak tekanan penurunan di dalam negeri dan ketidakpastian prospek perdagangan dengan AS. Bahkan demi mendorong laju investasi, China akan menurunkan persyaratan rasio modal minimum untuk beberapa proyek di bidang infrastruktur. Menurut hasil rapat rapat kabinet yang dipimpin Perdana Menteri Li Keqiang. asio modal mininum untuk proyek-proyek pelabuhan dan infrastruktur logistik turun menjadi 20%, dari sebelumnya 25%. Sementara untuk proyek jalan raya, kereta api, perlindungan lingkungan, dan infrastruktur layanan sosial, rasio modal minimumnya berdasarkan kasus per kasus, dengan penurunan hingga menjadi 5%. Terlepas dari itu, "Harus diakui, optimisme seputar kesepakatan dagang Amerika Serikat (AS)-China fase satu dapat memberikan dorongan untuk investasi korporasi dalam jangka pendek," kata Martin Lynge Rasmussen, ekonom Capital Economics China. Tapi, Rasmussen menambahkan bahwa meski terjadi kesepakatan sekecil apapun, fokus negosiasi akan bergeser ke masalah yang lebih sulit dan negosiasi bisa mogok. Data ekonomi yang melemah ini akan menambah alasan bagi pemerintah China untuk mengucurkan stimulus baru di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi. Aktivitas sektor manufaktur masih melemah dengan indeks harga produsen yang mencatat penurunan terbesar dalam tiga tahun terakhir.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU