Bantu Petani, GenBI IAIN Kediri Dirikan Rumah Kompos di Lereng Gunung Kelud

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 27 Des 2019 11:42 WIB

Bantu Petani, GenBI IAIN Kediri Dirikan Rumah Kompos di Lereng Gunung Kelud

SURABAYAPAGI.COM, Kediri - Sekelompok mahasiswa dari Generasi Baru Indonesia (GenBI) Komisariat IAIN Kediri membangun Rumah Kompos untuk 500an petani di Lereng Gunung Kelud tersebut. Adanya rumah kompos tersebut diharapkan dapat membantu petani dalam memanfaatkan limbah kotoran hewan ternak. Pasalnya, penggunaan pupuk kimia lah yang selama ini dinilai memakan biaya berlebih. Kalau selama ini 100 persen menggunakan pupuk kimia, nanti minimal 30 persennya, petani dapat menggunakan pupuk kompos ini. Tentu kan ini dapat memangkas ongkos tanam, kata Inna Nuraini, ketua pelaksana program Rumah Kompos untuk petani ini kemarin. Meski hanya ruangan 6x10 meter dengan kapasitas 5 Ton ini belum mampu mengcover seluruh lahan pertanian cabai yang luasnya mencapai 300 hektar, namun pupuk organik itu setidaknya mampu memangkas biaya tanam bagi petani. Kalau petani jual dengan harga yang tidak terlalu tinggi saja sudah untung, karena biaya tanam rendah, kan menguntungkan masyarakat juga, imbuh gadis 20 tahun tersebut. Inovasi mahasiswa binaan Bank Indonesia ini pun disambut positif oleh para petani. Bahkan lahan untuk rumah kompos ini, merupakan hibah dari warga sekitar. Sambutan para petani positif. Dari awal pembangunan sampai hari ini peresmian mereka sangat antusias, terang mahasiswi jurusan Ekonomi Syariah IAIN Kediri itu. Terpisah, Ketua Gapoktan Aneka Makmur, Kebonrojo Kepung, Kabupaten Kediri, Sumeri mengatakan, pembangunan Rumah Kompos ini akan efektif memangkas biaya tanam sekitar 30 persen. Kalau saya kan ngitungnya perbatang ya, Mas. Perbatang komplit sampai perawatan itu sekitar Rp. 10 ribu, bahkan lebih. Ya nanti bisa lah Rp. 7 ribu, katanya. Sementara biasanya, Sumeri mampu menanam hingga 15 ribu batang di lahan ¾ hektare. Dengan kapasitas tanam itu, tentu pengurangan biaya produksi akan sangat terasa. Sistem Rumah Kompos, lanjut Sumeri akan dikelola oleh Gapoktan. Sebagai pengembangan ekonomi, pupuk tersebut tidak diberikan secara gratis. Namun, Sumeri menjamin akan jauh lebih murah dengan membelinya di pasaran. Nanti kita kemas 20-25 Kilogram. Sebagai pengembangan ekonomi dari kelompok, nanti kita jual ke petani. Petani tidak lagi beli jauh, dan pastinya jauh lebih murah. Saya yakin ini akan mengurangi hingga 50 persen pupuk kimia, imbuhnya. Di Kebonrojo sendiri, ada 1 Gapoktan dengan 6 kelompok tani, dengan total anggota aktif sekitar 500 petani. Selain pembuatan Rumah Kompos, dalam peresmiannya ini, GenBI Kediri bersama Genbi Komisariat IAIN Ponorogo, IAIN Tulungagung dan UNIDA Gontor ini juga melaksanakan pengobatan gratis untuk lansia. Serta penanaman bibit buah. Ada hampir 100 bibit buah nangka, durian dan alpukat ditanam di sekitar Embung Kebonrojo yang dibangun oleh Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kediri di Desa tersebut. Nantinya jika berbuah, bibit-bibit hasil kerjasama Genbi dan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur itu bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Hadir dalam kegiatan itu, Siswanto, perwakilan dari Bank Indonesia Kediri, perwakilan Genbi dari beberapa Komisariat, Kepala Desa Kebonrojo, Gapoktan dan perwakilan petani serta masyarakat Desa Kebonrojo. Can

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU