Home / Peristiwa Nusantara : Catatan Akademisi di Surabaya

Bangun Lebih Cepat, di Era Revolusi Industri 4.0

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 14 Feb 2019 09:25 WIB

Bangun Lebih Cepat, di Era Revolusi Industri 4.0

SURABAYA PAGI, Surabaya - Setelah resmi menjabat Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak memiliki sejumlah pekerjaan rumah (PR). Mulai masalah kemiskinan, penyerapan lapangan kerja baru di era industri 4.0, digitalisasi pelayanan publik, hingga kasus korupsi yang telah menjerat 12 kepala daerah di Jatim. Juga mempertahankan pertumbuhan ekonomi Jatim yang selalu di atas rata-rata nasional. Kalangan akademisi di Surabaya pun memberikan masukan ke Khofifah-Emil. ----- Seperti diungkapkan Suko Widodo, pakar komunikasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Menurutnya, ekspektasi masyarakat terhadap Khofifah-Emil cenderung tinggi. "Oleh karena itu Bu Khofifah harus lebih lincah untuk melaksanakan berbagai program kerjanya," ujar Suko Widodo kepada Surabaya Pagi, Rabu (13/2/2019). Tantangan terbesar yang harus dihadapi Khofifah-Emil, menurut Suko, tak jauh dari pengelolaan sumber daya manusia (SDM). SDM yang mumpuni dapat membantu mempercepat pembangunan Jatim. "Jika masih seperti sekarang, maka perkembangan akan lamban, atau bahkan susah terealisasi," jelasnya. Selain itu, digitalisasi pelayanan publik juga harus dilakukan secara cepat. Ini merupakan salah satu cara meningkatan pelayanan yang efektif. "Dengan pelayanan digital, masyarakat pelosok bisa menjangkau semua hal tanpa perlu ke kabupaten atau kota," papar Suko. Digitalisasi ini harus dilakukan secara cepat. Karena pada era Gubernur Sukarwo (Pak Dhe Karwo), semuanya sudah dirancang, mulai dari Undang -Undang, hingga perangkat pendukungnya. "Pak dhe Karwo sudah membuat pondasi yang pas, Bu Kho tinggal membangunnya secara cepat" lanjutnya. Ia menyebut angka sarjana pengangguran cukup tinggi juga menjadi tugas Khofifah-Emil. Salah satu penyebabnya adalah karena rendahnya gaji di daerah. Sehingga banyak pemuda potensi tidak ingin kembali ke daerah dan menjadi pengangguran di ibu kota. "Solusinya ya memberi kemudahan dan pinjaman bagi wirausaha muda, sehingga mereka bisa lebih berkembang," ujar Suko. Ekonomi Belum Merata Di bidang ekonomi, Prof. Drs. H. Tjiptohadi Sawarjuwono, pakar ekonomi Unair mengungkapkan, bahwa ekonomi Jatim dapat meningkat apabila seluruh aspek pemerintahan, baik provinsi maupun kabupaten/kota turut mendukung program kerja Khofifah-Emil. Perekonomian Jatim jika dilihat secara menyeluruh mengalami peningkatan. Namun jika di lihat per daerah, peningkatan ekonominya masih belum merata dan masih terpusat pada ibu kota provinsi yaitu Surabaya, ungkap Tjiptohadi dihubungi terpisah. Selain pembangunan infrastuktur yang belum merata, kebijakan pemerintah kabupaten/kota juga perlu di kaji. Banyak kebijakan yang merugikan daerah lain. Larangan truk masuk kota salah satunya. "Kebijakan ini bisa menghambat distribusi dari daerah. Dan akhirnya bisa menurunkan ekonomi daerah juga," jelasnya. Pembangunan fisik, pengembangan indutri dan potensi daerah, serta kemudahan akses transportasi dinilai Prof Tjipto mampu meningkatkan ekonomi daerah. "Karena ekonomi mencakup semua aspek, jadi semuanya pasti berimbas ke ekonomi baik daerah maupun pusat," tutur Tjipto. Lapangan Kerja Baru Wakil Rektor I Universitas Bhayangkara (Ubhara) Surabaya, Dr. A. Djoko Sumaryanto, SH, MH, juga memberikan masukan ke Khofifah-Emil. Ia menyebut ada beberapa program baik sepeninggal pakde Karwo yang relevan untuk diteruskan Khofifah-Emil. Salah satunya, program penambahan SMK dan Politeknik untuk menyerap lapangan kerja baru di era industri 4.0 kali ini. "Pertama saya mengapresiasi dan mengucapkan selamat kepada Gubernur dan Wagub terpilih, dalam hal ini, tentu akan ada tugas dan tantangan baru yang akan diemban selama kepemimpinan. Ada beberapa hal-hal baik yang ditinggalkan Pakde Karwo dalam program-program yang saat ini masih berjalan. Seperti yang kita tahu, persoalan kemiskinan dan lapangan kerja menjadi faktor yang perlu dikerjakan lebih serius. Apalagi era revolusi industri 4.0 ini banyak lapangan kerja hilang, tapi disisi lain, tumbuh lapangan kerja baru dengan cara baru dan tentu masyarakat dituntut untuk adaptif termasuk program pemerintah sebagai alatnya. Pakde Karwo pernah mencanangkan untuk diperbanyaknya SMK dan Politeknik di kabupaten atau kota salah satunya agar dapat menampunh kebutuhan insdustri yang berbasis teknologi saat ini. Itu bagus," papar Joko saat dihubungi Surabaya Pagi, kemarin. Pemberantasan Korupsi Selain itu, Joko juga meminta komitmen gubernur baru ini dalam pemberantasan korupsi termasuk pelanggaran etika yang dilakukan oleh aparatur sipil negara (ASN) di lingkup kerja mereka. "Tantangan berikutnya adalah pemberantasan korupsi. Saya yakin bu Khofifah dan pak Emil adalah orang berintegritas. Penegakkan hukum harus tegas terutama bagi aparatur sipil negara dilingkungan pemerintah provinsi Jatim yang terjerat kasus korupsi. Jangan kemudian, mereka para ASN bermasalah tidak hanya pada kasus korupsi saja, tapi juga persoalan hukum dan moral lainnya dibiarkan. Saya kira itu yang menjadi tantangan ke depan pempimpin baru Jatim," pungkas Joko yang juga pakar hukum ini. n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU