Bakar Uang Mulai Surut, Lippo Jual Sebagian Saham OVO

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 01 Des 2019 15:52 WIB

Bakar Uang Mulai Surut, Lippo Jual Sebagian Saham OVO

SURABAYAPAGI.COM,Jakarta Diskon besar-besaran dari berbagai platform e-commerce sepertinya tengah mengalami pasang surut. Diskon besar-besaran ini merupakan fenomena bakar uang yang dilakukan pada perusahaan rintisan atau startup. Pasang surut ini bergantung pada aliran dana investasi. Namun, saat ini fenomena bakar uang sedikit meredup karena keuangan startup yang sudah seret. Hal ini dibuktikan dengan adanyamarketplace Tokopedia dan Bukalapak, dinilai Huda sudah mengalami masa surut dan meredupkan fenomena bakar uang. Selain itu, Investor utama e-payment OVO, Lippo Group, memutuskan untuk menjual dua pertiga kepemilikan sahamnya. Pendiri sekaligus pemilik Lippo Group, Mochtar Riady menuturkan, keputusan ini diambil setelah mereka menyadari tak mampu lagi membakar uang dengan layanan gratis, diskon, hingga cash back yang ditawarkan OVO. Bukan melepas, kami menjual sebagian. Sekarang (saham) kami mungkin tinggal 30 persen. Dua pertiganya kami jual, kata Mochtar Riady. Sebagaimana diketahui, sejak mengantongi izin sebagai dompet pembayaran elektronik (e-wallet) pada 2017, OVO aktif menebar promosi diskon dan cash back untuk menjaring konsumen. Dalam bisnis dompet digital ini, OVO disebut-sebut sebagai penantang terkuat Gopay. Alasannya, terus bakar uang bagaimana kami kuat, kata Mochtar. Menurut Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Nailul Huda, strategi bakar uang pada perusahaan rintisan tidak akan berdampak signifikan kepada ekonomi Indonesia secara makro. Dampaknya justru menguntungkan dari sisi konsumen atau consumer surplus. Hanya saja, Huda menambahkan, startup memiliki pekerjaan rumah besar untuk mempertahankan loyalitas konsumen. Sebab, strategi bakar uang ini tidak akan menghasilkan dampak secara permanen. "Jika sudah tidak dilakukan lagi, maka akan terjadi penurunan consumer surplus," katanya. Banyak cara yang dapat dilakukan perusahaan rintisan untuk bertahan. Salah satunya kerja sama dengan startup lain yang memiliki skema serupa guna memperluas pasar.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU