Bakar Ribuan Terong, Santri Lamongan Pecahkan Rekor MURI

author surabayapagi.com

- Pewarta

Sabtu, 26 Okt 2019 17:14 WIB

Bakar Ribuan Terong, Santri Lamongan Pecahkan Rekor MURI

SURABAYA PAGI, Lamongan - Bertempat di Pondok Pesantren Puteri Fatimiyah Banjaranyar Paciran Lamongan, Sabtu (26/10/2019) digelar acara bakar ribuan terong, dan liwetan akbar dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2019, bahkan bakar terong yang dilakukan oleh ribuan santri ini memecahkan rekor MURI. Terong yang dibakar dengan berbaris di halaman pondok ini seperti disampaikan oleh Pengasuh Ponpes Al Fatimiyah H. Abdulloh Adib Haad, berjumlah 4.444. Kegiatan bakar terong dan liwetan akbar ini dilakukan untuk menjaga tradisi dan budaya santri yang ada di Pesantren. "Alhamdulillah acara bakar terong dan liwetan akbar direspo Disebutkan olehnya, terong dan nasi liwet adalah makanan yang sering di konsumsi oleh para santri pondok Pesantren. "Kami mengambil tradisi Pesantren ini dan alhamdulillah santri di Lamongan mampu mencatatkan dan memecahkan rekor MURI," terang Gus Adib panggilan akrab pengasuh PP Fatimiyah ini. Dalam kegiata bakar terong ini terasa spesial kata Gus Adib yang juga sebagai Ketua PC RMI NU Lamongan ini, karena selain memecahkan rekor MURI, juga acara juga dilantukan bacaan sholawat Nariyah. "Saat membakar terong, dibarengi dengan lantunan Sholawat Nariyah dengan hajat supaya negara ini tetap rukun, aman dan damai," ungkapnya. Sementara itu Ariyani Siregar SE Senior manager MURI Indonesia mengungkapkan, ia bangga dengan kegiatan bakar terong dan liwetan akbar ini, karena sebelumnya acara serupa ini belum pernah digelar di daerah lain. "Kami menyampaikan salam hormat dari ketua umum MURI Jaya Suprana yang pada kesempatan hari ini belum dapat hadir di tengah-tengah kita di karenakan kesibukan yg tidak dapat diwakilkan," jelasnya. Pada kesempatan hari ini di Pondok Pesantren Putri Al Fatimiyah Banjaranyar Paciran Lamongan, ketua umum MURI mengumumkan bahwa karsa, karya dan prestasi bakar terong ini terbanyak. "Rekor ini resmi kami catat di MURI dengan urutan rekor yang ke-9.255 dan sebagai bukti atas prestasi di MURI , Maka kami menganugerahkan piagam penghargaan kepada pemrakarsa," terangnya. Lebih jauh Ariyani menjelaskan, Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) adalah lembaga pencatat rekor pertama di Indonesia yang didirikan pada 27 Januari 1990 oleh Bapak Jaya Suprana dengan tujuan untuk mencatat dan mendokumentasikan beragam Prestasi superlative putra - putri Indonesia di bidang keahlian masing-masing. "Menjadi sarana pencatat sejarah yang menginspirasi profesionalisme dan integritas generasi penerus.Hingga saat ini sudah mencatat lebih dari 9200 rekor yang terus memberikan inspirasi, menggugah semangat juang putra-putri Indonesia untuk terus menunjukkan karsa dan karya terbaik di bidangnya masing-masing demi mengobarkan semangat lcebanggaan Nasional dari segenap komponen masyarakat Indonesia"Jelasnya. Sementara pada agenda Liwetan akbar yang di laksanakan Sabtu (26/10) malam harinya di barengi dengan pemberian ijazah. Ijazah kitab-kitab karya Hadratus Syeh KH Hasyim Asyari oleh KH. Zaki Hadzik cucu dari Mbah Hasyim. KH. Salim Azhar sekaligus Ketua PCNU Lamongan H. Supandi dan para pengasuh-pengasuh pondok pesantren beserta Kepala - kepala madrasah lingkungan LP MaariF NU Lamongan menyatu dalam rangkaian agenda hari santri nasional yang di kemas dengan liwetan akbar dan bakar ribuan terong.jir

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU