Bahas RPJMD, Pansus Libatkan Pakar & Masyarakat

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 26 Mar 2019 10:49 WIB

Bahas RPJMD, Pansus Libatkan Pakar & Masyarakat

SURABAYAPAGI.com - Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jawa Timur 2019-2024 tidak mau tergesa-gesa menyelesaikan Raperda untuk masa depan Jawa Timur ini. Pansus masih akan melaluinya dengan beberapa tahapan proses, termasuk melibatkan sejumlah pakar dan masyarakat umum dalam pembahasannya nanti. "Kami masih menunggu balasan draft yang dikirim ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Sembari menunggu rencana pembahasan bersama pakar, masyarakat umum, dan tokoh agama saat ini tengah disusun, ujar Ketua Pansus RPJMD 2019 - 2024, Achmad Hadinuddin ditemui di ruang Fraksi Gerindra Jatim, Senin (25/3/2019). Hadinuddin mengungkapkan, saat ini draft RPJMD tengah dibahas di Kemendagri. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur masih menunggu sebelum membahasnya menjadi peraturan daerah. "Tapi prinsipnya kami ingin mengubah paradigma RPJMD 2019-2024, menjadi lebih baik dari RPJMD sebelumnya," ungkap Hadinuddin. Ia menargetkan pada pembahasan RPJMD kali ini tidak terfokus di dua lembaga, legislatif dan eksekutif saja. Melainkan juga bersama dengan masyarakat sebagai subyek pembangunan. Pondasi landasan pembangunan Jawa Timur lima tahun ke depan harus digarap dengan mendengar masukan masyarakat. "Sehingga yang dibahas betul-betul urgent untuk Jawa Timur ke depan, tidak cuma soal kemiskinan, tapi juga soal pendidikan, kesehatan, pengangguran, investasi dan pembangunan," paparnya. Pansus berencana melibatkan akademisi, pelaku ekonomi hingga ulama dalam pambahasannya. "Kita butuh masukan. Kami butuh ide dan gagasan, kami juga ingin mencari data dan fakta lapangan yang lebih otentik. Harapannya pansus ini kami jadikan sebagai konsep dialektika publik,"harapnya. Hadinuddin bakal membawa poin RPJMD yang telah disusun ke kampus-kampus untuk membahasnya bersama pakar. Menurutnya, koreksi para ahli ini sangat penting. Kajian yang telah dilakukan dapat menjadi masukan bagi DPRD Jawa Timur dalam proses penyusunannya. Selain itu, pihaknya akan melibatkan tokoh pesantren. Terutama menengah ke bawah yang selama ini melihat kondisi pesantren dan lembaga pendidikannya kesulitan berkembang. Hadinuddin menilai, pesantren menengah ke bawah ini tidak memiliki akses langsung ke pemerintah. Sehingga mereka kesulitan mengakses bantuan dari pemerintah. Padahal perannya dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat sangat dibutuhkan. "Kita juga perlu input data dari pelaku ekonomi baik UKM dan skala makro, serta masukan pemerhati lingkungan, karena kondisinya semakin lama semakin kompleks, kata Hadinuddin Politisi asal Dapil Banyuwangi, Bondowoso, dan Situbondo. Maka itu pihaknya berharap, dengan melakukan kajian bersama para pihak didapatkan poin yang bisa mengena langsung kepada masyarakat. Mulai masalah ekonomi, lapangan pekerjaan, perbaikan sumber daya manusia melalui lembaga pendidikan khususnya swasta, hingga pengelolaan lingkungan dan transportasi. "Semua itu bisa berjalan asalkan nanti postur anggaran dibuat sesuai dengan target capaian kerja yang sudah disusun gubernur," pungkasnya.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU