Awal Tahun 2021, Kota Malang Catat 22 Bencana

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 21 Jan 2021 11:34 WIB

Awal Tahun 2021, Kota Malang Catat 22 Bencana

i

Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang Alie Mulyanto. SP/ JT

SURABAYAPAGI.com, Malang - Di awal tahun 2021, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kota Malang mencatat di wilayah Kota Malang telah terjadi 22 bencana yang mayoritas adalah tanah longsor. 

"Kami mencatat ada 22 bencana yang terjadi di 22 titik yang tersebar di wilayah Kota Malang dan didominasi tanah longsor," ungkap Kepala BPBD Kota Malang Alie Mulyanto, Kamis (21/1/2021).

Baca Juga: 4 Perampok di Malang Tertangkap, 2 Masih Buron

Alie mengatakan, 22 bencana itu tersebar di lima kecamatan Kota Malang. Jadi,  semuanya merupakan daerah rawan bencana, baik itu banjir maupun tanah longsor. 

"Lima kecamatan itu semuanya rawan. Terus mulai Mergosono, Polehan, Bunul, Muharto, Sukun, Bandulan," ujarnya. 

BPBD Kota Malang juga waspada karena informasi dari BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) Juanda, Surabaya, Kota Malang akan dilanda cuaca ekstrem, yakni hujan deras yang intensitasnya mencapai 40 persen dan diperkirakan  berlangsung selama tiga hari ke depan. 

Baca Juga: Pj Wali Kota Malang: Layanan Jemput Bola Efektif

Dengan adanya prediksi cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan bencana banjir maupun tanah longsor, Alie pun menjelaskan beberapa langkah dan upaya untuk mencegah terjadinya bencana. 

Untuk langkah awal, BPBD  tidak mendirikan posko bencana di wilayah Kota Malang dan hanya melakukan koordinasi dengan pihak kelurahan dan masyarakat. BPBD akan memaksimalkan alat pendeteksi bencana yang telah dimiliki dan telah ditempatkan sesuai titik-titik rawan bencana.

BPBD Kota Malang telah memetakan empat DAS (daerah aliran sungai) yang menjadi titik-titik rawan terjadinya banjir dan tanah longsor. Yakni perairan Sungai Amprong, Sungai Metro, Sungai Brantas ,dan Sungai Bango. 

"Dari titik-titik ini, mulai dari Tlogomas sampai Gadang. Kemudian dari Bale Arjosari sampai Gadang, semuanya bertumpuk seperti itu. Jadi, di daerah Pisang Candi, Sukun, Bandulan, Bunulrejo, Polehan, Jodipan, Mergosono, dan Kotalama. Ini titik daerah yang rawan terjadi bencana karena bertempat tinggal di wilayah aliran sungai," ungkapnya. 

Tahapan pencegahan sendiri, Alie membagi menjadi dua hal. Pertama,  diimbau kepada masyarakat agar tidak bertempat tinggal maupun menempati sepanjang DAS. 

Baca Juga: Perbaikan Jalan Gondanglegi-Balekambang Telan Anggaran Rp 600 M

"Kedua, kami mengimbau dengan dua opsi. Pertama masyarakat di sekitar aliran sungai harus peka terhadap lingkungan. Kalau air sungai sudah meluap atau ada tanda-tanda sungainya keruh, berarti pertanda ada hujan. Berarti masyarakat harus waspada. Kedua, mungkin ada solusi dalam hal ini untuk melakukan rumah susun," jelasnya. Dsy9

 

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU